20. Little azzam (zafran)

2.4K 72 2
                                    


Akhirnya zelmira di pindahkan ke kamar inap, tampak sunyi senyap. Abi umi dan azzam terdiam tanpa bicara sepatah katapun menatap zelmira yang tampak pucat dan lemah.

"Abi sama umi beli makan di depan dulu, nanti abi bungkus buat kamu zam. Jaga mira dulu ya?" Abi hasan menepuk bahu azzam menguatkan.

"Nggih bi"

Azzam menggenggam tangan zelmira erat, dingin sekali. Mata zelmira juga masih terpejam, sesekali ia mengeliat karena reaksi tubuhnya terhadap obat yang telah di suntikkan beberapa kali.

"Bangun ra..." Azzam mengecup tangan yang dingin itu. Nihil. Tidak ada respon sama sekali, hanya nafas teratur yang ia lihat.

Tak lama kemudian abi menyerahkan bungkusan dan azzam nurut memakannya meskipun ia tak selera.

Selesai makan Azzam mencuci tangannya lalu ke kamar mandi bersih-bersih badannya. Malam yang larut, azzam melihat abi dan uminya yang sudah pulas di bed, karena ia memilih kamar vip sehingga ada kasur untuk tidur.

Azzam duduk menunggu zelmira, setelah ia qiyamul lail, ia mencoba membangunkan istrinya tapi nihil. Belum ada respon.

Malam yang semakin larut membuat Azzam tertidur pulas di kursi.

                               ***

"Abi sama umi pulang aja, Azzam gapapa kok sendiri,"

"Yasudah umi kesini lagi nanti siang, jaga kesehatan kamu,"  pungkas umi kemudian membereskan barang lalu keluar pergi bersama Abi, Azzam juga menitip baju ganti dan perlengkapan lainnya.

Azzam merebahkan dirinya di sofa sambil menutup mata sejenak, tiba tiba zelmira merintih meminta air minum.

Azzam beranjak kemudian menuangkan air ke gelas lalu membantu zelmira meminumnya.

"Pelan pelan" ujar Azzam memandang zelmira meneguk air terburu buru, karena kata dokter ia hanya diperbolehkan minum hanya setengah gelas kecil.

"Udah?"

Ia mengangguk kemudian meraba perutnya.

"Kemana bayi kita gus?" Tanya zelmira terbata, matanya berair. Kepalanya masih terasa pening efek biusnya, dan perut bawahnya yang nyeri.

Azzam diam tak bergeming, tak sempat menjawab, air matanya luruh melihat istrinya yang menangis memukul i dadanya.

"Gus! Kemana?"

Ketukan pintu mengagetkan mereka berdua, zelmira menahan tangisnya melihat 2 orang berjalan mendekatinya.

"Pagi Bu zelmira, selamat bayinya jenis kelaminnya laki laki, meski lahir prematur bayinya sehat, kemarin sempat di bawa ke NICU tapi Alhamdulillah sudah sehat," ujar dokter dan suster mendorong keranjang bayi di sebelah zelmira.

Azzam dan zelmira melongo, azzam terpaku bingung.

"Maaf pak sebelumnya kami kemarin tidak konfirmasi karena keadaan yang genting, detak jantung bayi yang lemah membuat kami segera melakukan tindakan."

"Terimakasih dok, saya benar-benar tidak tahu juga jika bayi saya selamat. Terimakasih dok" Azzam bernafas lega.

Dokter dan suster tersenyum haru, karena kemungkinan kecil kemarin nyawa bayi itu tidak terselamatkan. Sang suster mengganti infus zelmira, sedangkan azzam tampak serius mendengarkan sang dokter.

"Baik pak, tapi untuk 1 minggu ini bayinya akan di awasi oleh dokter untuk memantau perkembangannya. Kami pamit"

2 orang tersebut berlalu pergi, Azzam berhati-hati mengendong bayi laki-laki dan melantunkan adzan di telinga bayinya.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang