46. bunga yang tak sampai ke tujuan

964 40 12
                                    

[nduk kamu dimana? Kok diam aja?]

Suara Azzam menyapa di telfon, lutut zelmira terasa lemas seketika mendengar suara Azzam menggema.

"Ning," Dina meraih zelmira yang terduduk di tanah berpaving, membantunya berdiri perlahan dan berjalan menuju mobil, zelmira masih tertatih tak sanggup menahan rasa kaget dan syukurnya karena Azzam tidak terluka.

"Kang, pulang" Dina memanggil Danang yang menimang zafran di gendongannya. Dina mengambil alih dan segera masuk ke dalam mobil.

Entah kenapa perasaan sensitifnya ini menjadi-jadi, apa ia akan datang bulan? Tunggu sudah sebulan ini dia belum mendapatkan tamunya, apakah mungkin? Ia besok akan membeli testpack untuk memeriksa.

"Malem banget pulangnya," Azzam memandang istrinya yang baru saja masuk ke dalam kamar dan langsung memeluknya, Azzam menyambut hangat menepuk-nepuk punggung istrinya agar lebih tenang. "Kenapa sayang? Ada masalah ta?"

Zelmira menggeleng. "Mboten, aku cuma khawatir sama kamu... perasaan aku nggak tenang, mas"

"Syutt udah tenangin diri, aku loh ada disini...kamu bersih-bersih dulu ya, kotor semua baju kamu,"

Ketika sang istri mandi, Azzam menghampiri uminya yang menggendong zafran di ruang tengah.

"Mi, sini zaf tak bawa e ke kamar"

"Istrimu kenapa?" Umi penasaran melihat menantunya yang pulang dalam keadaan kacau.

"Nggak kenapa-kenapa mi, jangan di tanyain ya anaknya. Nanti dia sedih lagi," Azzam membawa zafran di gendongannya, sebelum itu Azzam mengambil susu formula untuk di bawa ke kamar.

"Maaf aku tadi nggak ngabarin, nduk. Hpku lowbat, terus juga ngumpul sama Aldi sama Akmal," Azzam mengelus rambut istrinya yang tidur memeluk erat pinggangnya.

Mendengar cerita kecelakaan tragis tadi, Azzam paham kenapa istrinya sangat khawatir padanya. Semisal ia menjadi zelmira pasti ia juga akan overthinking, apalagi dia tidak ada kabar sama sekali.

Keduanya sudah terlelap, tanpa mereka sadari adzan subuh berkumandang, Azzam lebih dulu ke kamar mandi untuk bersiap ke masjid lalu membangunkan istrinya untuk sholat subuh.

"Sayang bangun...aku tak ke masjid dulu," selesai mengatakan itu zelmira membuka matanya, Azzam sudah berangkat, sedangkan zafran masih tertidur pulas di ranjangnya karena semalam Azzam memindah buah hatinya di ranjang, box zafran sudah kekecilan karena anak itu bertambah gembul, sepertinya mereka harus membeli yang baru.

Setelah melaksanakan sholat subuh zelmira menikmati teh hangat di balkon seraya murojaah hafalan, tentunya di simak oleh suaminya.

"Kurang panjang dikit sayang bacaannya," Azzam mengoreksi, zelmira mengulangi kembali dan melanjutkan, di tengah-tengah terdengar suara tangis zafran yang terbangun.

Azzam dengan sigap menggendong dan membawanya duduk di ayunan di balkon, zafran menjadi lebih tenang mendengar zelmira yang masih murojaah sesekali Azzam menegur jika tajwid di rasa kurang, memang sang suami itu sangat teliti, makanya para santri banyak yang tidak lolos kalau setoran hafalan di Azzam.

Gemuruh dilangit terdengar sepertinya pagi ini cuaca tidak sebagus biasanya, apalagi mendung yang sangat hitam. Dipastikan akan hujan deras, tepat hari ini adalah anniversary pernikahan mereka, semua kejutan sudah Azzam siapkan rapi. Nanti ia akan membawa zelmira ke Ndalem yang sudah di hias beserta dinner bersama dan kamar yang ehem di hias seperti pengantin baru.

"Ba-ba" zafran duduk manja di pangkuan Azzam. "Dalem anakku sayang"

Zafran menunjuk sesuatu di langit, "kut.."

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang