51. 5 tahun berlalu

1K 33 10
                                    

Perlahan waktu demi waktu sudah berlalu, kini zafran sudah berusia 5 tahun. Waktu cepat berlalu, zelmira memandang tokonya yang sudah berjalan 3 tahun ini, ia membuka cabang butik sekaligus mengkreasikan batik menjadi busana muslimah ataupun daster-daster rumahan.

Zafran sedang menempuh pendidikan di taman kanak-kanak, bocah itu tumbuh dengan sehat dan pintar. Beberapa kali zelmira menjawab pertanyaan zafran tentang ayahnya.

"Bunda? Kenapa ya zaf kalau sekolah kok di anterin bunda terus, atau nggak di anter sama mas Riko atau mbak putri. Bosen deh!" Bibir kemerahan itu mengomel melipat kedua tangannya di dada menatap bundanya yang duduk di sofa butik.

"Terus minta di antar siapa sayang?" Zelmira memangku zafran merapikan rambutnya yang berantakan.

"Teman-teman zaf juga di antar ayahnya, kok zaf nggak sih" zafran cemberut menatap zelmira.

"Ayah zafran kan pergi jauh, makanya udah nggak bisa jemput lagi," zelmira mencoba memberi pengertian pada anaknya.

"Cari ayah baru aja ibunn.."

"Sssttt anak kecil jangan bilang gitu... Habis ini pulang ya katanya Mbah buyut punya sesuatu buat zaf nanti di rumah." Zelmira bersemangat memberitahukan kepada buah hatinya.

"Ayo pulang ..." Keputusannya salah karena sang anak merengek meminta pulang lebih cepat padahal masih ada beberapa pekerjaan yang harus ia kerjakan.

"Tolong di handle ya toko, saya pulang lebih cepat." Zelmira memasrahkan pada 3 karyawannya termasuk putri. Ada juga suami putri Riko sebagai supir antar jemput zafran atau dirinya dari rumah kakungnya.

5 tahun tinggal disini banyak yang berubah, mulai dari bangunan rumah ataupun TPQ yang sudah terbangun dan sudah beroperasi sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak desa maupun luar desa. Tpq al-azzam

Sudah lama juga sejak ia pergi ia tidak mau kembali lagi ke malang, para keluarga pun faham apa yang dirasakan zelmira, jika mereka ingin bertemu mereka datang ke Magelang untuk menjenguk.

Entah berapa pinangan yang ia tolak, ia belum siap untuk memulai kembali. Apakah ia masih bisa mencintai seseorang lagi dihidupnya?
Apalagi yang ia cari, ia sudah di anugerahi buah hati yang tampan dan pintar, bisnis yang lancar dan badan yang sehat tanpa kekurangan.

"Sampon uti, biarin nanti Mira yang masak. Uti istirahat aja," zelmira melarang Mbah uti yang kekeh membantunya di dapur karena akhir-akhir ini ia mengeluh kakinya sakit, penyakit orang tua biasa.

Apalagi Mbah kakungnya yang kuangkalan momong cicitnya yang sangat aktif, mulai dari mengajak memancing, membuat layangan dan permainan lainnya.

"Zaf, sudah kasian Kakung nak" zelmira berbicara pada anaknya yang bergelantungan di punggung kakeknya minta bermain.

"Ayo makan dulu terus bobo siang"

Zelmira mengambil nasi dan lauk yang telah disiapkan, membiarkan sang anak memakan makanannya dengan anteng dan diselingi dengan obrolan tentang sekolah dan teman-teman zafran di TK.

"Habis ini zaf udah mau lulus TK, nanti masuk mi deh. Jangan nakal-nakal ya nak, nurut sama bunda sama embah juga,"

"Nggih bun"

Zelmira menutup pintu kamar ketika zafran sudah terlelap di kasur, ia melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, lalu dilanjutkan dengan meeting bersama guru TPQ untuk mengadakan acara khataman setiap 2 bulan sekali.

Menjadi ibu, pemimpin TPQ dan butik tidak selamanya berjalan mulus, terkadang banyak rintangan yang harus ia hadapi.
Untungnya orang-orang yang ia percaya tidak ada yang mengkhianatinya, Akbar dan team berhasil membawa butik sampai penjualan luar negri, pengiriman bisa mencapai Malaysia, Hongkong, dan negara lainnya di asia.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang