13. Aku, Kamu dan Hujan

3.3K 93 0
                                    

"Umi ini tadi aku sama mas Azzam beli makanan, nanti kita makan bareng ya? Mira ke kamar dulu" ucap Mira menyerahkan kantung plastik dengan icon terkenal itu, kemudian berlalu ke kamar. Wanita paruh baya itu mengangguk seraya tersenyum menatap menantunya itu yang wajahnya tampak berseri.

"Masih lama nggak di kamar mandinya?, Gerah nih!" Geram zelmira sebal karena sudah menunggu 15 menit.

"Sabar dong, orang sabar di sayang Azzam" teriaknya sambil tertawa dari dalam kamar mandi.

'narsis amat'

Zemira pun memutuskan membuka khimar lalu duduk di meja rias untuk menghapus sisa make upnya, dan menyimpan kado tadi di lemari tua kayu itu.

"Udah selesai?"

"Udah, baju koko yang warna maroon di lemari ya?" Tanya Azzam membongkar lemari.

"Jangan di acak-acak" zelmira memperingati karena ia baru saja menatanya kemarin sore.

"Siap Bu! Waktu mondok dulu selalu rapi tatanan baju aku."

"Aku cariin aja, nanti kamu acak acak lagi bajunya" timpalku menghampirinya.

Setelah menemukannya Azzam memakainya di depan cermin, sedangkan zelmira membantu mencari kopyahnya, setelah itu ia pun berlalu ke kamar mandi.

Selepas kepergian Azzam ke masjid untuk sholat magrib, zelmira pun bersiap-siap berganti pakaian santai yaitu jubah katun berwarna kream dan jilbab senada pula.

Seulas senyum terbit ketika Azzam melihat istrinya itu duduk di sofa ruang tengah bersama uminya, mereka sibuk mengisi wadah wadah camilan.

"Ndang maem zam sama Mira, tadi sudah umi siapkan di meja makan" pasangan itu berlalu setelah mendengar titah umi dan segera makan bersama.

"Besok udah siap siap belum?" Tanya umi pada Azzam yang duduk di sofa sebelahnya setelah makan dan rebutan cuci piring dengan zelmira.

"Kenapa mi??"

"Besok kan kamu udah berangkat gimana sih"

"Ohh iya nanti aja mi, habis isya nanti aku siap-siapin kopernya"

Masuk ke kamar tidur dengan merapikan pecinya, Azzam lalu duduk di lantai bersama istrinya yang sedang menata baju-baju di koper. "Tak bantuin ya?"

"Boleh"

Setelah berkemas mereka merebahkan diri ke kasir bersiap untuk tidur.

"Capek ya? Padahal cuma nata baju doang" eluh Azzam memegang pundaknya.

"Mau di pijit?" Zelmira berinisiatif.

"Boleh" Azzam melepas kaus putih dalam yang ia pakai.

Glek

Zelmira meneguk ludah wajahnya memanas melihat punggung suaminya yang sedang membelakanginya.

Tangan Azzam mengorek laci menemukan minyak angin lalu memberikannya ke zelmira. Zelmira tak berkedip menatap dada bidang Azzam.

"Kedip nduk! Sebenarnya mau mijitin atau ngapa-ngapain sih?" Azzam menyentil dahi zelmira, sedangkan sang empu nampak kesal tak terima.

"Sebelah sini?" Tanya zelmira ketus memegang bahu yang membelakanginya.

"Nggeh, agak kerasan lagi"

"Aaaa jangan kekerasan gitu sayang" lirih Azzam ketika zelmira memijatnya agak tidak ikhlas itu.

"Udah ah, mau tidur aja" zelmira melepas tangan dari punggung itu lalu segera merebahkan punggungnya kesal.

Tak ada suara dari Azzam, membuat zelmira melirik memastikan suaminya itu.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang