Happy Reading...
Zavin terus memandangi jam tangan miliknya, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam tapi pak Ahmad, supir pribadi keluarganya tak kunjung datang menjemputnya.
Tak mungkin kan Pak Ahmad lupa? Itulah yang sedari tadi Zavin pikirkan tapi pikiran pikiran itu seketika sirna tergantikan oleh gesekan pensil yang Zavin ciptakan di sketchbook miliknya.
Butiran butiran bening jatuh dari langit malam, dan lama kelamaan butiran itu jatuh dengan jumlah tak terhingga sehingga menimbulkan suara gemercik air yang amat merdu di telinga.
Suara merdu air hujan tergantikan oleh suara derum motor yang berhenti tepat di depan halte yang ditempati oleh Zavin. Zavin tak peduli itu siapa, apa gunanya tau jika dirinya tak mengenalinya, sehingga Zavin memilih tetap fokus dan menikmati mahakarya yang sedang ia buat.
' apa dia orang sama yang pernah gue kenal.' batin seseorang laki laki yang berdiri tak jauh dengan Zavin.
Laki laki yang menggenakan jaket kebanggaannya dimana dibagian punggung jaket itu terdapat lambang serigala bersayap menggenakan mahkota kecil diatasnya, menatap kearah Jenggala bingung
" Kaget?" Tanya Jenggala disusul tawa hambar.
" Gue juga kaget waktu itu, Cak. Lo tau kesan yang gue dapat setelah bertemu dengannya adalah... Dia berubah." lanjut Jenggala memberitahu lalu berjalan menghampiri Zavin yang masih tak menyadari keberadaannya.
Jenggala di buat terpukau oleh gambar yang Zavin buat, walaupun hasilnya belum kelihatan jelas tapi Jenggala sudah tau betul nantinya akan menjadi mahakarya yang sangat indah. Selama ini kemana saja dirinya berada, sampai baru menyadari bahwa Zavin sangat pandai menggambar.
" Bang." Sapa Cakra dengan tangan ia lambaikan.
Zavin lantas menoleh kearah kedua orang itu tapi tak berselang lama tatapan itu kembali tertuju ke buku yang ada di tangannya.
'' Apa itu lebih menarik daripada kita?'' Tanya Jenggala menusuk, sungguh sejak bertama bertemu waktu itu ia ingin sekali memukul wajah Zavin dan bertanya bagi Zavin Ergion itu apa? Apa sekedar rumah singgah atau tempat bermain main sampai dengan mudahnya Zavin melupakan.
'' Kalau gue jawab iya, apa itu salah?'' Balas Zavin dingin.
Melihat situasi yang tak lagi bersahabat Cakra memutar otaknya, ia tak ingin ada pertingkaian yang mengakibatkan rencana mereka membawa Zavin kembali akan berakhir gagal.
'' Bang lo habis dari mana sih, jam segini masih pakek seragam sekolah?'' Tanyanya basa basi.
'' Bimbel.''
Cakra dan Jenggala saling tatap, setahu mereka Zavin bukanlah tipe orang yang memiliki semangat tinggi akan belajar dan Zavin tipe orang slalu malas kalau diajak belajar, lantas bagaimana caranya seorang Zavin bisa mau mengikuti bimbel.
Tak berselang sebuah mobil bmw berhenti didepan mereka, disusul seseorang laki laki berambut panjang sebahu dengan potongan rambut wolf cut yang di kucit setengah ekor kuda, berpakaian rapi dengan kemeja putih dibalut jas hitam berjalan kearah mereka dengan sebuah payung hitam ditangan kanannya.
4 orang itu sama sama terkejut tapi rasa keterkejut iku teralihkan oleh suara dering yang berasal dari hendphone Zavin.
'' Dia Yudha, yang papa tugaskan untuk slalu ada disamping kamu.'' Jelas Brian to the point tanpa memberikan basa basi terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINTIK PILU
Teen Fiction'' TUHAN, TOLONG BANTU AKU MEMBUNUH PERASAAN INI." ***** Menjadi permata pengganti bukanlah perkara mudah hingga Zavin lambat laut kehilangan siapa dirinya. Sungguh hidup Zavin selama dua tahun terakhir setelah kejadian itu hanyalah mononton selayak...