Happy reading....
Mata Yudha tak henti memperhatikan Zavin yang tengah bercanda dengan Nana dan Haikal. Rasa khawatir tentang kejadian semalam masih menghantuinya tapi melihat senyum sedari tadi tersungging rasanya kekhawatiran Yudha hanyalah sia sia saja.
'' Gue nggak sanggup nanti ketemu bang Tian.'' Ucap Angkasa yang lolos menarik perhatian ke lima sahabatnya.
'' Bang Tian udah nganggep kita saudara sendiri dan sekarang satu dari kita pergi.'' Lanjutnya dengan wajah menunduk.
Semuanya di buat membisu, larut dalam pikiran masing masing yang berkecinambuk mengenai ucapan Angkasa. Kehilangan orang yang kita sayangi memberikan sebuah luka yang sulit di sembuhkan dalam waktu lama terlebih kenangan kenangan yang slalu membekas dalam ingatan setiap kali datang ditempat yang pernah kita kunjungi dengan orang tersebut.
Zavin langsung menarik tubuh Gio dalam pelukannya saat menyadari Gio yang mati matian menahan tangis. Usapan lembut yang Zavin berikan dipunggung Gio sukses meruntuhkan pertahanan laki laki itu sehingga Gio menangis didalam pelukan Zavin.
Dua tahun tak bertemu ditambah kabar yang tak mengenakan membuat mereka berenam bingung dan takut bertemu dengan Tian nantinya.
Haikal memutar otaknya untuk mencairkan suasana, ia tak ingin liburan yang mereka adakan ini hanya diisi oleh kesedihan dan Haikal yakin Aidan yang berada di sana pasti tak menyukai jika sahabat sahabatnya hanyut dalam kesedihan atas kepergiannya. Memang mengikhlaskan tak semudah kata tapi mau tak mau mereka harus melakukannya agar Aidan bisa tenang disana. Tapi sayangnya ide tak kunjung muncul dalam otaknya.
Lalu sebuah lagu berjudul The lazy song by Bruno mars terdengar dari radio mobil mereka yang hal itu sukses membuat mereka langsung mendesah frustasi karena lagu itu tak sesuai dengan situasi yang sekarang mereka rasakan.
" Ya Allah gini amat situasinya lagi sedih eh lagunya malah ngajak joget. Nyambung kagak frustasi iya." Gerutu Zavin kesal.
" Nikmati aja lah bang kayak gini." Timpal Chandra sambil berjoget dan mulai bernyanyi mengikuti lagu tersebut.
Haikal menarik kedua sudut bibirnya keatas, dirinya sangat berterima kasih atas hadirnya lagu itu sehingga bisa membuat situasi kembali seperti semula, penuh kebahagiaan.
" Today I don't feel like doing anything." Chandra mulai bernyanyi merdu menikmati alunan lagu itu di susul suara siulan dari Angkasa bagian akhir sehingga menjadi pepaduan yang begitu indah.
"I just wanna lay in my bed."
"Don't feel like picking up my phone... So leave a message at the tone." Lanjut Haikal ikut menikmati lagu.
Nana yang tak mau kalah, ikut bernyanyi dengan tangan ia angkat ke atas lalu melambai lambai membayangkan bahwa dirinya berada ditengah tengah kerumunan orang orang di konser Burno Mars. ''Cause today I swear I'm not doing anything."
" Nothing at all." Zavin ikut bernyanyi sambil mencubit hidung Gio yang merah, mengajaknya untuk ikut bernyanyi bersama melupakan sejenak kesedihan yang menghantui.
"Woo-ooh, woo-ooh, ooh." Lanjut Gio sesenggukan yang hal itu sukses mengundang tawa mereka semua.
"Nothing at all." Tambah Yudha dengan suara merdunya dan itu membuat semuanya bersorak kagum, tak menyangka bahwa seorang Yudha memiliki suara yang begitu indah.
"Woo-ooh, woo-ooh, ooh." Nyanyi mereka bersamaan dengan tangan saling merangkul melupakan masalah dan ketakutan yang baru saja menghampiri.
Yudha yang melihat dari kaca tersenyum tipis melihat mereka, ia merasa hanya tubuh mereka yang terus tumbuh dewasa tapi jiwa mereka tetaplah seorang anak kecil yang haus akan kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINTIK PILU
Teen Fiction'' TUHAN, TOLONG BANTU AKU MEMBUNUH PERASAAN INI." ***** Menjadi permata pengganti bukanlah perkara mudah hingga Zavin lambat laut kehilangan siapa dirinya. Sungguh hidup Zavin selama dua tahun terakhir setelah kejadian itu hanyalah mononton selayak...