CHAPTER. 27. |• HUJAN DAN AWAL BARU

20 3 0
                                    

Happy reading...

" Pulang." Ketus Zavira mengusir Zavin yang berdiri di ambang pintu pagar. Sampai kapan pun dirinya tak akan pernah mengizinkan laki laki itu menginjakkan kaki dirumahnya ataupun mengajak Vendra untuk pergi jalan jalan setelah apa yang terjadi.

Hadirnya laki laki itu hanyalah menambah luka bukan menjadi titik awal yang bisa membantu Vendra sembuh dari lukanya.

'' Kak.'' Cegah Vendra, tak seharusnya Zavin mendapatkan perlakuan seperti ini dari kakaknya atas semua yang laki laki itu lakukan padanya selama ini.

" Dia udah buat kamu celaka, Ra, tapi kenapa kamu malah membelanya?" Sentak Zavira tak habis pikir dengan jalan pikir adiknya ini. Apa Vendra terlalu lugu, jelas jelas dia hampir celaka karena laki laki itu.

" Ra, kamu harus pintar memilih laki laki, jangan seperti bajingan itu." Jelas Zavira lagi menepuk bahu adiknya.

Vendra menepis tangan Zavira yang berada di bahunya, mata gadis itu melirik ke arah Zavin yang raut wajahnya tak lagi bisa dikatakan bersahabat dengan tangan yang sudah mengepal kuat dan sorot mata tajam bagaikan burung elang yang sudah menandai musuhnya untuk dihancurkan hidupnya  terus menatap kearah Zavira. Jujur itu sorot mata yang benar benar menakutkan.

" Kak, tolong jaga ucapan kakak." Cegah Vendra lagi sebab apa yang Zavira ucapkan sudah keterlaluan.

'' Kenapa kakak harus jaga ucapan kakak? bukannya bagus jika dia tau dan bisa intropeksi diri.'' Sangkal Zavira dengan tangan yang dilipat didepan dada. 

Pertengkaran ini harus segera di sudahi, tapi sebelum itu Zavira harus mati Matian meredam emosinya yang sekarang sudah berada diujung tanduk. Merasa semua sudah kembali, tangan kekarnya terulur mengusap lembut rambut Vendra. " Aku pulang ya, Ra, masih ada hari esuk, lusa dan seterusnya yang bisa menjadi pengganti hari ini... Aku janji akan ajak kamu ke tempat yang kamu inginkan." Janji Zavin berlalu pergi menuju mobilnya dan bergegas pergi meninggalkan tempat yang tak mengharapkan kehadirannya.

Vendra ingin mengejar, tapi tangannya ditarik paksa oleh Zavira untuk masuk kedalam rumah.

" LEPAS." Bentak Vendra berusaha melepas cengkraman kakaknya. Bukannya terlepas Zavira semakin kuat menggenggam tangan Vendra dan tak segan segan menyeret tubuh adiknya.

Vendra terus memberontak terus terusan menggerakkan tangannya kearah kanan dan kiri bersahan melepaskan cengkraman itu hingga pada akhirnya gadis itu menggigit tangan Zavira hingga cengkraman itu terlepas. Kesempatan itu Vendra manfaat untuk pergi menyusul Zavin dengan mengendarai sepeda yang disandarkan didekat post satpam rumahnya

Vendra ingin meminta maaf atas semuanya terutama minta maaf atas perlakuan Zavira kepada Zavin.

" VENDRA." panggil Zavira yang sama sekali tak digubris oleh Vendra. Buru buru Zavira meminta satpam untuk menutup pagar, tapi sayang seribu sayang Vendra berhasil lolos.

Zavira mengerang kesal, memangnya apa yang sudah di perbuat Zavin sampai bagi Vendra, Zavin itu amat sangat penting di hidupnya. Zavira harus mencari taunya agar kejadian sama tak terulang kembali, Zavira tak mau melihat Vendra terluka dan terpuruk hanya karena seorang laki laki yang belum tentu ditakdirkan untuk bersama selamanya.

*****

Sudah satu jam lebih Karina menunggu di cafe dekat dengan alun alun kotanya  sampai mengikhlaskan waktunya untuk menyelesaikan tugas sekolah esok tapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang sehingga menimbulkan rasa khawatir akan DM yang dikirim orang itu hanyalah sebuah kebohongan.

Hembusan nafas berat Karina berikan, tak seharusnya ia percaya dengan tawaran itu, Karina menyesal dan Karina berjanji setelah ini akan memblokir akun orang itu. Tak ingin menunggu terlalu lama lagi Karina lantas bangkit dari duduknya untuk pergi.

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang