CHAPTER 50 |• KEMBALI KE TITIK AWAL

10 2 0
                                    

Happy reading....

Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini dan hanya tinggal hitungan waktu tahun baru akan datang, banyak  pelajaran serta cerita di tahun ini yang mengajarkan banyak hal terutama mengenai arti sebuah kehidupan yang tak bisa lepas dari sebuah kalimat bahwa setiap pertemuan slalu ada perpisahan dan setiap orang memiliki masanya di hidup orang lain entah itu nantinya hanya singgah atau menetap.

Harapan baru kembali ditumpuk untuk tahun baru yang sebentar lagi akan segera datang, harapan yang mengharapkan bisa menjadi semakin dewasa dalam menghadapi cobaan yang Tuhan berikan dan mengharapkan kebahagiaan yang akan terus mengikuti setiap langkah yang diambil, salah satunya kebahagiaan itu adalah bisa meraih mimpi yang sudah lama bertumpuk didalam hati menginginkan mimpi itu segera terwujud.

Selayaknya anak kecil yang antusias melihat hal baru, Vendra begitu antusias melihat jejeran kedai makanan di festival yang di selenggarakan oleh pemerintah di kotanya untuk menyambut tahun baru. Walaupun kesannya berbeda dari tiga tahun yang lalu tapi bagi Vendra setiap langkah yang ia ambil terasa sama seperti 3 tahun yang lalu saat dirinya dan Aidan datang ke festival tahun baru.

Setiap makanan yang menarik perhatian Vendra, gadis itu datangi dan membeli makanan itu hingga Zavira, Zaska dan Vaska menjadi korban orang yang membawa semua makanan yang Vendra beli dan rela tak membeli jajan, karena mereka tau betul bagaimana Vendra kalau sudah ketemu dengan sesuatu makanan yang mengundang rasa penasarannya, gadis itu akan membelinya dan mencicipi sedikit makanan itu, setelah rasa penasaran terjawab dan tau bagaimana rasanya sering kali tidak di makan hingga habis, malah makanan itu akan diberikan kepada Zavira atau ke mereka berdua, dan kembali membeli makanan baru yang mengundang rasa penasaran. Sehingga memilih tidak membeli makanan adalah pilihan yang tepat.

Makanan yang Zaska bawa, ia serahkan kepada Vaska dan lantas berjalan menghampiri Vendra yang terlihat kesal karena berulang kali tak berhasil menyelesaikan permainan yang terlihat sederhana hanya tinggal memasukkan bola di dalam sebuah bak, tapi sebenarnya permainan itu begitu sulit karena bak itu didesain khusus sehingga setiap kali bola dilempar akan memantul keluar sehingga untuk berhasil dalam permainan itu butuh kesabaran serta memikirkan taktik bagaimana caranya bola yang kita lempar tidak memantul keluar.

Zaska menghentikan langkahnya sejenak dengan dahinya mengerut saat melihat laki laki seumurannya yang baru datang tiba tiba mengajak Vendra berbicara. Mereka berdua terlihat begitu akrab, hingga timbul sebuah pertanyaan siapa laki laki itu? Dan memiliki hubungan apa dengan Vendra?

Vendra terkejut saat tiba tiba Zaska memegang tangannya yang memegang bola, laki laki itu menuntun tangan Vendra untuk melempar bola itu dengan timing melempar yang tak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah sehingga bola itu berhasil masuk kedalam bak tersebut.

Jarak mereka begitu dekat hingga Vendra merasakan deburan nafas Zaska di telinganya.

" Kamu mau boneka yang mana?" Bisik Zaska, yang langsung mendapatkan dorongan dari Vendra. Gadis itu lantas memundurkan beberapa langkahnya.

" Makasih." Ujar Vendra, kemudian menunjuk boneka rubah kepada sang penjual, sehingga tak butuh waktu lama gadis itu menerimanya.

Boneka itu Vendra dekap dengan erat. Saat pertama kali melihat boneka ini langsung mengundang perhatiannya sehingga Vendra berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya karena boneka ini mengingatkan Vendra pada laki laki pemilik senyum manis yang dimana beberapa hari yang lalu mengucapkan kata perpisahan tanpa menjelaskan lebih lanjut alasannya dan malah meninggalkan dirinya sendirian di rumah sakit itu, dan sialnya sekarang nomer laki laki itu tak lagi bisa ia hubungi untuk mempertanyakan alasan mengajak berpisah karena apa.

Apakah selama ini Vendra melakukan kesalahan tanpa ia sadari, jujur Vendra tak tau, dan setiap kali ia mempertanyakan itu membuat hatinya merasa diremas.

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang