CHAPTER 28 |• JARAK ANTARA MEREKA

24 2 0
                                    

Happy reading...

" Bang maksud Lo Cimeng bawa janda itu gimana?" Tanya Chandra butuh sebuah kejelasan.

Mereka berlima dikejutkan oleh kabar yang tak terduga dari Haikal mengenai Cimeng yang tiba tiba pulang membawa kucing orange, padahal selama beberapa hari laki laki itu sibuk membantu kedua adiknya- Kenan dan Aurora. Kenan yang sibuk menyiapkan keperluan untuk study tour ke Bali dan Aurora sibuk menyiapkan diri mengerjakan latihan soal demi meraih nilai terbaik di ujian sekolah nanti.

Sejak Mamanya meninggal empat tahun lalu dan papanya yang kadang pergi keluar kota untuk projek musik, mau tak mau Haikal memenuhi peran menjadi orang tua untuk kedua adiknya di rumah. Kenan dan Aurora sangat mengerti posisi Haikal sehingga mereka tak akan marah jika sewaktu waktu Haikal pergi meninggalkan mereka sendirian di rumah untuk berkumpul bersama sahabat kakaknya hingga menginap di sana asalkan slalu ingat ada dua adiknya yang slalu menunggunya pulang.

Haikal mengusap wajahnya kasar. " Gue nggak tau, semalem aja tiba tiba ngeong terus, ya sebagai orang tua yang baik hati gue samperin, eh malah gue di kejutin sama janda yang dia bawa pulang ditambah lagi jandanya hamil pula ... Sulit."

" Astaghfirullah Cimeng nggak Jaka lagi guys." Pekik Nana syok.

" Wah ini ajaran bokapnya yang nggak bener nih." Cemoh Angkasa menatap sinis kearah Haikal. Walaupun dirinya slalu menjauhi Cimeng karena alerginya terhadap bulu kucing tapi Angkasa masih peduli dengan keadaan kucing itu sehingga slalu menjadi garda terdepan jika cimeng kenapa-napa.

" Anjir gue ngajarinnya bener ya, tapi beberapa hari gue sering kecolongan Cimeng nggak ada di rumah." Ucap Haikal pilu sembari menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.

" Mama Cimeng udah nggak Jaka." Celetuk Zavin sesenggukan sembari bergaya mengusap air mata. Haikal yang melihat itu lantas memeluk tubuh Zavin, saling menguatkan satu sama lain.

" Cimeng anak gue... Papa kecewa nak." Ujar Haikal tak sanggup membendung kesedihannya.

Sesekali Zavin menyeruput es jeruk pesanannya untuk membasahi tenggorokannya lalu kembali berakting menangis. Dasar mereka berdua jika sudah disatukan akan slalu ada drama dadakan yang digelar.

" Yesss akhirnya gue jadi om." Pekik Chandra girang berbanding terbalik dengan sahabatnya yang murung mendengar kabar itu.

" Bang kalau lahiran kabari gue ya, gue mau beli mainan dan wishkas buat anak anak Cimeng." Ucap Chandra semangat 54.

" Cuman gue yang waras disini" Gumam Gio memijat pangkal hidungnya.

Semua menatap bingung kearah Chandra, bisa bisanya dia bahagia mendengar kabar ini. Nana tersenyum melihat betapa antusiasnya Chandra, laki laki itu membuka kamera di handphonenya dan dalam hitungan ketiga Nana mengambil foto Chandra, setelah itu Nana beralih memotret Haikal dan Zavin yang saling menguatkan satu sama lain lalu beralih ke Gio yang memijat kepalanya pusing dengan tingkah kakak kakaknya ini dan berakhir memotret Angkasa yang tertekan.

Disamping itu Vendra terus menatap kearah Zavin sampai gerakan kecil yang laki laki itu lakukan tak luput dari penglihatannya. Tapi itu tak bertahan lama, saat mata mereka saling bertubrukan dan Zavin tersenyum kearahnya, Vendra langsung memutus pandangannya ke arah lain dengan pipi yang sudah bersemu merah.

Ada apa dengan dirinya padahal sudah dua minggu berlalu setelah pelukan hangat yang Zavin berikan di bawah guyuran air hujan. Dan anehnya Vendra merasakan pelukan itu sama persis seperti pelukan yang Aidan berikan dulu. Apa mungkin ini karena Vendra sangat merindukan pelukan Aidan? Vendra harap ini hanya perasaan saja, Vendra tak mau menjadikan Zavin sebagai pengganti Aidan, mereka berdua adalah dua orang yang berbeda dan hanya memiliki kesamaan yaitu status saudara kandung.

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang