CHAPTER 12 |• JANGAN BERHARAP UNTUKKU KEMBALI

26 4 0
                                    

Happy reading....

Sedari tadi senyum Vendra terus mengembang kala bau harum bunga yang ada ditangannya menyeruak ke indera penciumannya. Lalu bunga itu Vendra berikan kepada kakaknya untuk dirangkai menjadi sebuah buket bunga yang indah.

Mata Vendra beralih ke jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul 09.30 yang menandakan 30 menit lagi kelas lukis akan segera dimulai. Vendra lantas mengambil tasnya dan berpamitan.

" Hati hati." Pekik Zavira mengingatkan. Vendra mengangguk dan memberikan jempol sebagai jawaban.

Bersama sepeda putihnya Vendra membelah kerumunan kendaraan yang berlalu lalang. Sapa sesekali Vendra berikan pada pejalan kaki yang berpapasan dengan dirinya.

' apa aku pergi ke toko cake atau disert dulu ya, itung itung sebagai hadiah karena bu Riska sudah mau menerimaku sebagai muridnya.' Batin Vendra.

Kemudian gadis itu membelokkan setir sepedanya ke toko cake carry, setelah itu Vendra turun dari sepedanya dan memakirkannya di parkiran yang disediakan di toko tersebut.

Sambutan hangan Vendra dapatkan dari karyawan kala memasuki toko tersebut. Mata gadis itu berbinar melihat sajian cake dan disert terpanjang rapi di rak kaca. Saking banyaknya Vendra bingung memilihnya.

'' Mbak disini menu favorit apa ya kalau boleh tau?'' Tanya Vendra pada karyawan toko itu.

'' Mini biscoff burnt cheese cake dan Milk bath cake, kak.'' Tutur penjaga toko itu ramah.

Vendra mangut mengerti. '' Kalau begitu mini biscoff Burnt cheese cake-nya satu dan milk bath cake-nya satu.'' Ucap Vendra dengan senyum mengembang,Vendra harap bu Riska menyukainya.

'' Baik kak, kalau begitu silahkan tunggu ya.''

Vendra mengangguk dan ia mendudukkan bokongnya di bangku yang jaraknya tak terlalu jauh dari meja kasir. Selama menunggu Vendra hanya memainkan handphonenya sehingga tak sadar ada seseorang yang sedari tadi menatapnya.

'' Hai.'' Sapa orang itu yang sukses membuat Vendra terkejut.

'' Maaf maaf udah buat lo kaget.'' Tuturnya kikuk.

Buru Buru Vendra menggelengkan kepalanya. '' Iya nggak papa kok.''

'' Lo pacarnya bang Raja? '' Tanya Cakra, hati hati.

Dahi Vendra mengerut, ia tak mengenali laki laki yang memiliki nama Raja ditambah kenapa ia di sebut pacarnya orang yang bernama Raja. '' Raja itu siapa?'' Tanya Vendra bingung.

Cakra seketika di buat terperengah, bagaimana mungkin gadis itu tak mengenali Raja padahal mereka berdua itu terlihat dekat dan sudah bergandengan tangan.

'' Yakin nggak tau?'' Tanya Cakra memastikan lagi.

'' Iya, kenapa aku harus bohong sih.'' Kesal Vendra.

'' Laki laki yang di cafe Pelita gandeng tangan lo itu namanya bang Raja." Jelas Cakra menekan rasa kesalnya yang tiba tiba meluap.

'' Bukan, namanya kak Zavin, Z-A-V-I-N, Zavin.'' Ucap Vendra membenarkan.

'' Nggak mau tau yang pasti namanya Raja, R-A-J-A, Raja .'' Marah Cakra, hei kenapa Gadis itu mengubah nama seseorang sesuka hatinya dan antara nama Raja dan Zavin itu perbedaannya cukup jauh.

Vendra mendengus pasrah, ia malas berdebat dengan laki laki yang baginya sok tau dan mirip seperti anak kecil kemarin sore yang ia temui. Begitu menyebalkan dan ingin ia hantam.

'' Kak ini pesanannya.'' Ucap penjaga kasir kepada Vendra. Dengan segera Vendra mengeluarkan uang dari dompetnya sesuai harga yang tertera.

'' Terimakasih.'' Jawab penjaga kasir itu Ramah setelah menerima uang Vendra.

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang