CHAPTER 49 |• EGOIS

11 2 0
                                    

Happy reading...

" Vin, Lo berhak bahagia, jangan kurung diri Lo di dalam kurungan perasaan bersalah, gagalnya Lo menyelamatkan Aidan dan gagalnya Lo dalam menjaga Ergion dulu itu semua udah tertulis didalam takdir, dan Lo harus bangkit untuk mendapatkan kebahagiaan yang sudah ditakdirkan buat Lo." Ujar Haikal berusaha membuat Zavin bangkit, ia ingin sahabatnya ini bahagia seperti sahabatnya yang lain, mulai mau membuka hatinya pada gadis yang slalu membuat degup jantung mereka berdebar karena rasa nyaman dan aman saat bersamanya.

" Dan perasaan suka Lo kepada Vendra nggak pernah salah, dan siapapun manusia pantas menyukai seseorang tak kecuali orang itu adalah cinta pertama dan terakhir Abang Lo, dan gue yakin seratus persen bang Aidan nggak mempermasalahkan hubungan Lo dengan Vendra lebih dari teman, Lo tau kan sikap Abang Lo gimana, dia lebih percaya menyerahkan apa yang dia punya untuk orang yang ada didekatnya yang sangat dia percayai, bukan orang asing yang bisa jadi nantinya menusuk dari belakang." Jelas Haikal lagi. Menyukai seseorang itu tak ada salahnya dan kita tak bisa mengatur perasaan suka ini harus berlabuh dimana karena perasaan itu tumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Mengingat ucapan Haikal tadi sore membuat Zavin di lema dengan pertanyaan yang terus memutar di otaknya yang meragukan dirinya sendiri.

" Jika kamu nggak tau harus bercerita ke siapa, Lebih baik cerita kepada saya, bagaimanapun juga nantinya saya akan slalu ada di sisi kamu." Ujar Arjuna sembari meletakkan jasnya di bahu Zavin agar laki laki tidak kedinginan terkena angin malam, setelah itu Arjuna duduk di samping Zavin di bangku taman rumah sakit, matanya menatap kearah bulan sabit yang bersinar begitu indah di langit malam yang gelap gulita ditemani bintang bintang yang entah jumlahnya berapa di atas sana.

Tak terasa sudah empat hari berlalu semenjak Zavin dirawat ke rumah sakit dan empat hari itu juga Arjuna slalu berada di sisi Zavin. Selama itu Arjuna sadar bahwa ternyata mendekati Zavin lebih sulit daripada dulu ia mendekati Aidan, bagi Arjuna, Zavin terlalu pintar membuat topeng yang bisa menipu dan terlalu hati hati dalam mengambil langkah  sehingga slalu mempertimbangkan kemungkinan kemungkinan yang akan ia terima nantinya apakah merugikan atau menguntungkan, seperti saat ini Arjuna ingin Zavin terbuka dengannya tapi laki laki itu malah memilih menyimpannya saja.

" Kamu masih belum percaya dengan saya?"

" Bukan, bukan begitu." Elak Zavin, ia percaya dengan Arjuna karena laki laki itu slalu memegang teguh janji yang telah di buat tapi untuk menceritakan semua tentang keluh kesahnya kepada Arjuna, Zavin masih ragu.

Bagi Zavin, Arjuna masih lah orang asing yang masuk dihidupnya dan menjadi bagian penting yang akan slalu dibutuhkan kehadirannya.

" Lantas kenapa kamu tidak mau cerita kepada saya? Apa karena masalahmu ini berkaitan gadis yang dulu menjadi pacar Aidan?"

Sial, kenapa Arjuna slalu tau, adakah satu atau dua hal yang tidak di ketahui orang itu tentang dirinya. Zavin memilih diam sembari memalingkan wajahnya. Tanpa Zavin sadari dengan cara dia diam malah membuat Arjuna yakin bahwa tebakannya ini tepat sasaran.

" Apa kamu menyukainya?"

Lagi lagi Zavin diam.

" Kalau iya, perjuangkan, saya akan melindungi gadis itu dari Ayah." Ujar Arjuna sungguh sungguh, siapapun orang itu yang bagi Zavin adalah orang yang berharga dan paling laki laki itu sayangi, Arjuna akan slalu siap menjadi garda terdepan untuk melindunginya.

Zavin menoleh kearah Arjuna, kemudian mengalihkan pandangannya mengarah lurus kearah bunga bunga indah yang ada di taman itu. Zavin tak tau kenapa Arjuna sampai melakukan itu, padahal laki laki itu sudah mau melindungi mimpinya itu lebih dari cukup bagi Zavin, lantas kenapa sampai melakukan itu dan setiap kali Zavin bertanya apa keuntungan yang Arjuna peroleh selain bisa menepati janjinya kepada Aidan, Arjuna akan menjawab banyak keuntungan yang ia dapatkan tanpa menyebutkan keuntungan yang dia dapatkan apa saja, jujur Zavin tak paham dengan pola pikir Arjuna, padahal jelas jelas Arjuna paling dirugikan dalam di sini.

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang