CHAPTER 16 |• SELAMAT ULANG TAHUN AIDAN

16 3 0
                                    

Happy reading.....

Sebuket bunga krisan putih di letakkan didepan batu nisan kemudian disusul taburan bunga. Air mata tak bisa di bendung, mereka menangis sesenggukan kecuali Zavin yang diam dengan tatapan kosong mengarah ke batu nisan yang tertulis nama Aidan beserta tangal lahir sekaligur tanggal dimana Aidan menghembuskan nafas terakhir.

 Setelah merasa sedikit tenang, Haikal membuka kotak putih yang berisikan kue berbentuk lingkaran dengan motif buah semangka - buah kesukaan Aidan, dengan ornamen karakter Spiderman dan harimau lu - karakter kesukaan Aidan sekaligus julukan favorit laki laki itu. Kue itu di buat khusus sesuai permintaan mereka berenam yang ingin menggambarkan sosok Aidan.

Dengan tangan bergetar Nana membantu Haikal menancapkan dan menyalakan lilin yang berbentuk angka 19, penanda bahwa hari ini umur Aidan genap 19 tahun. 

" Kita langsung tiup lilinnya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kita langsung tiup lilinnya ya." Pinta Haikal dengan senyum dipaksa mengembang.

Tak ada nyanyian selamat ulang tahun karena percuma menyanyikan lagu itu bila setiap lirik tertulis permohonan dan harapan semoga panjang umur dan sejahtera sedangkan orang yang mereka nyanyikan umurnya sudah berhenti dan tak bisa kembali kedalam pelukan mereka untuk selamanya.

Mereka saling menautkan tangan satu sama lain dan untuk Haikal yang berada ditengah dengan kedua tangan memegang kue sebagai gantinya bahu laki laki itu dirangkul oleh Nana dan Zavin. Mereka meniup lilin itu bersamaan lalu Nana memotong kue tersebut dan ia bagikan dengan menyuapi sahabat sahabatnya satu per satu silih berganti.

Kue terasa hambar walaupun sebenarnya rasanya sangat enak.

Mereka lantas diam termenung dengan air mata yang terus jatuh membasahi wajah mereka dan untuk sekian kalinya Zavin masih sama, laki laki menatap kosong tanpa ada air mata yang jatuh dari pelupuk mata laki laki itu, seolah hati Zavin sudah mati akan rasa sakit.

Apa mungkin ini karena doktrin yang dilakukan oleh  Brian agar setiap kali dirinya ingin menangis pikirannya terus memutar kata kata kasar dari Brian yang terus melarangnya untuk menangis. Semenjak itu Zavin tak pernah menangis tapi sebagai gantinya laki laki itu mengepalkan kuat kedua tangannya sampai ujung kukunya memutih dan melukai telapak tangan hingga berdarah.

'' Maaf ya, bang  kita cengeng setiap kali ketemu lo.'' Tutur Chandra mengelus lembut batu nisan tersebut.

Kenangan kenangan bahagia sekaligus kenangan sedih bersama Aidan bercampur aduk menjadi satu di dalam ingatan mereka, menimbulkan perasaan sesak yang mencekik.

" Sekarang kita sering kumpul bareng dan lakuin sesuai yang abang minta dulu, tempo minggu lalu kita pergi ke rumah dan disambut hangat oleh bang Tian, seneng banget bang rasanya tapi... Tetep ada yang kurang tanpa ada abang di samping kita." Ujar Gio mengutarakan isi hatinya.

" Bang tau nggak? bocil bocil kita dapet juara pertama hari ini, mereka berdua menang pertandingan bola basket." Ujar Angkasa memberitahu dengan senyum yang  ia paksa mengembangkan

RINTIK PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang