Bab 16: The Deal

699 135 15
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━┓

Note:

Selamat Natal dan Tahun Baru bagi yang merayakan, ya! Liburan kalian ke mana?

Selamat ulang tahun untuk Levi juga.

┗━━━━━━━━━━━━━━━┛


FOOD COURT mal—sepanjang dindingnya berhias poster masakan penerbit liur. Gerai terdekatku menawarkan masakan oriental dan daging has ala pedesaan, kalau tidak berbelatung di dapur belakang. Ada jejak darah terseret sepanjang lantai gerai makanan siap saji.

Langit-langit food court berbentuk kubah kaca raksasa dengan bola matahari mengintip di balik gedung timur. Senjata tajam tersusun di atas meja makan: pistol berkaliber, pemukul kasti, palu, kapak, pisau dapur, pedang, pedang yang lebih panjang lagi—tidak sepanjang pedangku.

Dimo Reeves memimpin rapat dengan suka hati. Aku duduk di meja terpojok. Flegel Reeves mengupil di depan gerai kopi.

"Pagi yang cerah! Hari ini kita berkumpul menyambut Mister Levi Ackerman. Selamat bergabung dengan kami, Mister Levi."

Semua kepala menoleh segan kepadaku. 

Aku mengangguk.

Dimo menggelar peta di atas meja. Distrik-distrik dicoret banyak tanda silang, beberapa dilingkar merah. "Update terakhir yang bisa kusampaikan adalah kondisi Mitras. Ibu kota kita, pusat monarki, aman sentosa tak tersentuh. Beberapa jam yang lalu benar terjadi penyerangan di gerbang terluar, tapi hanya sebentar."

Hening sejenak.

"Untuk mencari tempat perlindungan terbaik, kita harus konvoi menuju Mitras. Meski hampir sebagian besar distrik dibarikade jadi sarang mayat hidup. Tak ada yang berhasil menembus Mitras, kecuali melewati satu jalan."

Mata Flegel mencari wajahku. 

Aku balas menatap dengan ketus.

Anak itu membuang mukanya takut.

"Jalan bawah tanah. Mister Levi lebih menguasainya daripada aku." Dimo tergesa-gesa membuka peta lain Kota Klorva, menunjuk area perbatasan. "Di sini, sepuluh kilometer sebelum perbatasan akhir Klorva, kudengar rumor tentang jalan bawah tanah yang bisa diakses dari sebuah restoran organik bernama Poison Apple."

Balasanku dingin. "Poison Apple adalah parit bawah tanah terbuka. Kuragukan kesterilannya saat ini. Tempat itu bisa jadi tongkrongan ideal untuk mayat hidup. Kalau itu belum cukup buruk, kendala terbesar adalah pintu masuk yang sempit. Kapasitas lift kurang dari sepuluh orang. Sebelum kau bisa menutup lift, tubuhmu akan penyek digencet mayat hidup."

Dimo mengerjap. "Kita tidak tahu sebelum mencobanya."

"Membawa satu peleton pasukanmu akan menarik mereka datang. Kau punya berapa kendaraan?"

"Mobil-mobil di basemen bisa kita manfaatkan."

"Benar pun masih steril, aku tak mau ambil risiko menggiring pasukan zombi mendobrak gerbang masuk kotaku."

Peserta rapat kasak-kusuk. 

Jawabanku tak sesuai harapan mereka.

Dimo gelagapan. "Tak bisakah kau membantu kami, Mister Levi?"

"Komunikasiku dengan Dunia Bawah terputus," jawabku terus terang.

Dimo mendelik.

"Sudah beberapa hari aku sulit menghubungi bawahanku. Artinya, situasi darurat sedang terjadi sehingga mereka memutus komunikasi dengan dunia atas, bahkan denganku untuk memblokir penyadapan monarki. Maaf mengecewakanmu, Reeves. Aku tak mau ambil risiko mengumpankan dua puluh kepala timmu untuk masuk gerbang."

X [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang