┏━━━━━━━━━━━━━━━┓
Warning:
Bab ini memuat adegan R18+ di buku lamanya. Namun, di Wattpad adegannya aku hilangkan, dibuat lebih implisit.
┗━━━━━━━━━━━━━━━┛
AKU Eren Jaeger. Itu namaku. Seingatku.
Aku sedang tertidur. Mungkin. Tidak tahu.
Sekitarku gelap. Kulihat debu beterbangan, hinggap di pucuk hidung. Ingin bersin, tetapi tak bisa. Tak bisa bergerak. Tubuhku terkungkung.
Saat mengecap lidah, hanya rasa darah.
Mandi malam hari terasa salah. Tubuhku panas, berpeluh keringat. Kulihat alfaku duduk di atas motor. Dari kancing baju hingga kepala ikat pinggangnya terbuat dari logam. Logam berbahan sejuk dan dingin jika bersentuhan dengan kulit.
Aku ingin merasakan sejuk jadi kusentuh kulitnya.
Aku berhasil menyentuh, berakhir melepas tali ikat pinggangnya. Meremas logam itu sebentar. Meremas lainnya.
Logam itu menyerap panas tubuhku. Aku malah jadi kedinginan. Tubuhnya hangat. Aku jadi ingin mendempetnya.
Aku tidak tahu ada hal senikmat ini!
Kulit Levi benar-benar hangat, bergesekan dengan kulitku yang berkeringat. Aku mendesah berulang-ulang tanpa lelah. Levi tidak membungkam suaraku yang berisik. Kami saling bersentuhan entah berapa lama. Setelah puas berbagi hangat, aku lapar.
Kulit alfaku terlampau hangat saat itu. Bisepsnya mencuatkan tato permanen yang bergerak-gerak seperti sayap berkelebatan. Ukiran tato etnik yang hilang lalu timbul seperti hidup, ikut menjamah tubuhku setiap kali ia memompa naik turun. Detik itu aku merasa dahaga luar biasa.
Bulir keringat menetes dari lehernya. Kujulurkan lidah, mencicipi lelehan peluhnya. Dahagaku terpuaskan, selanjutnya lapar.
Kulit alfaku putih, tidak sehalus yang terlihat dari jauh. Ia penuh bekas luka dan goresan. Guratan ototnya ingin kubelah dengan ujung lidah, seandainya lidahku bisa setajam silet. Ingin kucabik dengan gigiku, merasai apa di bawah kulitnya. Niatku mengelupas sedikit pada mulanya, lalu keterusan.
Daging merah segar, kaya rasa, empuk di antara rahangku yang mengatup. Aku ingin memiliki Levi sedalam yang kubisa, seutuhnya.
Levi tidak terima perlakuanku. Dia mencekik leherku, menahan gerakku. Aku meronta letih dalam rengkuhannya.
Tangan hangat Levi menghilang.
Gelap. Aku tak tahu berapa lama aku terkurang dalam gelap. Tak bisa bangun.
Tiba-tiba tangan alfa lain menjamahku, bergerak dari ujung tungkai kaki hingga pangkal pahaku. Napasnya memburu. Alfaku tak pernah sefrustrasi itu. Sudah jelas ini bukan alfaku.
Aku tak bisa menggerakkan tangan karena terikat. Aku sangat murka, mengatupkan gigiku, mencabik sisi leher alfa asing itu. Otot lehernya licin karena lemak menggumpal. Kunyah sebentar, lalu kulepehkan. Alfa asing itu mengerang, aku tidak berhenti menggigiti urat pernapasannya sampai putus. Dia menggelepar sebelum mati di atas ranjang.
Aku melihat Levi datang setelahnya. Marahku teralih. Aku ingin menerkam Levi.
Apa yang terjadi setelahnya aku lupa.
Lagi-lagi gelap. Alfaku dekat, tetapi tak bisa kulihat. Kucoba menggerakkan tangan, terkunci. Kenapa Levi mengikatku? Aku tidak tahu. Dia selalu memelukku dengan gerakan memiting, membuatku menjerit dan terpelanting. Aku buta. Hilang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
X [RivaEre Fanfiction]
AksiyonProsesnya menahun. Bertahap, bertingkat, berlanjut tanpa jeda. Saat terjadi, segalanya berlangsung cepat. Tidak ada pernyataan ofisial. Namun, mereka sepakat menamainya Peristiwa X karena huruf X tersebar di mana-mana; di dinding, besi tiang jemuran...