Prosesnya menahun. Bertahap, bertingkat, berlanjut tanpa jeda. Saat terjadi, segalanya berlangsung cepat. Tidak ada pernyataan ofisial. Namun, mereka sepakat menamainya Peristiwa X karena huruf X tersebar di mana-mana; di dinding, besi tiang jemuran...
Buku ini memuat sudut pandang orang pertama. Maka, akan terlihat banyak kata "aku" berseliweran bak potongan kepala manusia dalam sangkar mayat hidup di kelab Inocencio. Maaf bahasaku kurang puitis. Aku tidak berbakat menulis. Buku ini pun buru-buru ditulis.
Tergantung pada kisahnya, pada akhir atau tengah buku, mungkin bukan aku yang menulis. Jangan sampai tertipu!
Namaku Eren Jaeger. Eren artinya suci—bukan polos seperti kata Jean si Muka Kuda. E dari Eren dibaca seperti kau menyebut "es krim", bukan "elang". Ren dibaca seperti ren dari "renda", bukan "rendah" (aku sama sekali tidak rendah!). Jaeger berarti pemburu, Jae seperti menyebut "ye" dan gar seperti menyebut "garpu".
Panggilan lainku adalah Hamburger Keju, si Masokhis, dan Tukang Cari Mati. Aku tinggal di Provinsi Maria, tepatnya di pinggir distrik berpagar listrik Shiganshina, jauh dari Ibu Kota Mitras yang warganya etnosentris. Saudariku bertubuh lebih kekar dariku—aku hanya tidak sempat berlatih. Sahabatku mungil berambut pirang dan sering ditindas. Aku lebih suka aroma kulit sarung tinju ketimbang plastik busa komputer—kecuali video game. Aku juga lebih suka pedang ketimbang pena bergagang. Akhir-akhir ini aku dicari banyak orang besar.
Situasi terkini: Aku dikejar pria bermotor besar dan berpedang panjang yang katanya ingin memakanku. <CORET>Aku tidak keberatan.<CORET>
Kisahku dimulai ketika segalanya bermula.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.