Bab 49: Becoming an Alpha

358 30 1
                                    

PDF X masih bisa dibeli di KaryaKarsa, ya~ https://karyakarsa.com/rashoura/x-trilogy

Link BACA ONLINE X Trilogy di KK juga sudah bisa diakses lagi. https://karyakarsa.com/rashoura/x-trilogy-baca-online

https://karyakarsa.com/rashoura/


KURANG lebih ada sepuluh pesawat kapsul yang bergerak di atas hutan pinus berdaun tajam Shiganshina. Pesawat-pesawat itu menurunkan pasukan bergigi runcing tak rata yang melangkah begitu cepat. Kaki mereka mematahkan ranting-ranting kering di depan gerbang Shiganshina.

Armin yang pertama kali mendengar bunyi riuh tersebut, sesaat setelah mobil Nifa meledak dan menggetarkan tanah. Telingaku berdengung sakit.

Hange pun mendengar suara yang sama, menjerit kepada kami agar segera pergi dari tempat itu.

Mikasa meneriaki namaku.

Aku tak bergerak.

Lututku memaku tanah. Aku tak bisa berkata-kata, menatap mobil Nifa yang meledak, lalu menengok rumahku yang sudah hancur.

Pikiranku berpindah-pindah seperti jarum kompas rusak yang terus bergerak. Berpindah antara membayangkan jasad hitam yang sebelumnya adalah tubuh Ayah dan jasad hitam Ibu di tempat yang berbeda.

Levi berlutut di depanku yang masih melamun, menembaki Zeke dan kawanannya. Meski suara tembakannya sangat keras, aku hampir tak bisa mendengar apa pun.

Selamat dari tembakan Levi karena kemampuan pemulihannya, Zeke terkekeh kecil. "Oh, ya ampun, aku kaget sekali, Levi Ackerman! Seharusnya aku tahu kau tak pernah mau bersabar mendengarkan kata-kata orang tua sepertiku. Wow, jangan tembak aku lagi!"

"Bajingan tengik." Levi terus menembak ke atas mobil rongsokan. Tembakan yang mestinya bisa meledakkan kepala Zeke, tetapi hanya membuatnya merasa geli.

Zeke menatap angkasa, melihat satu buah pesawat kapsul melintas di atasnya. "Aku masih ingin bermain tembak-tembakan bersamamu, Levi Ackerman. Sayang, seperti yang kubilang sebelumnya, kami harus segera pergi dari sini. Oh ya, jangan berpikir untuk melumuri tubuh kalian dengan jeroan zombi. Percuma, zombi hewan buasku bisa membedakan mana yang asli dan yang palsu!"

"Ketua, merunduk!"

Teriakan Moblit di belakang menyentakkanku. Aku menoleh, melihat cahaya matahari Shiganshina tertutupi oleh sesuatu yang besar dan gelap.

Mereka datang dari segala arah, dari puncak bukit Shiganshina yang sebelumnya menjadi tempat bermainku bersama Mikasa, Armin, dan Paman Hannes.

Mereka juga datang dari sungai, di antara tumpukan mobil, pintu-pintu, reruntuhan kompleks, dari balik badan tempat sampah tak terurai, dan di bawah bangku kayu berayap. Derap langkah mereka tak biasa. Sebagian dari mereka bukan sekadar manusia yang terinfeksi oleh virus X. Mereka adalah mutan-mutan hasil rekayasa, makhluk yang pernah menghancurkan kota-kota Kubu Selatan di Dunia Luar. Mereka mencium wangi kami dari jauh dan kami tak bisa menyamarkan bau tubuh di depan mereka.

Aku baru mengerti betapa mengerikan makhluk-makhluk tersebut setelah Ayah membahasnya di dalam buku harian. Aku berdiri, menatap sekeliling. Hanya kurang dari semenit, mereka akan mendekati kami!

Zeke mendaki tangga menuju pesawat kapsulnya untuk kabur. Para Pejuang spesialnya menjaga di sekeliling. Setiap tembakan peluru dari kami akan ditangkis oleh zirah Reiner dengan mudah, bahkan ia tak perlu berubah menjadi Armored Warrior secara utuh. Zackley dibawa masuk ke dalam pesawat.

Levi mengejar, mencabut kedua pedangnya, bergerak lincah mendaki tumpukan rongsokan mobil. Mutan-mutan berlidah panjang mencegatnya. Levi memotong dua tubuh mereka selagi ia berteriak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

X [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang