Bab 14: -

831 156 54
                                        

┏━━━━━━━━━━━━━━━┓

Note:

Halo, ini belum hari Minggu, tapi aku akan upload 2 bab sekaligus hari ini.

Bab-bab ini memang dibuat pendek, ya.

Bab ini merupakan jembatan untuk menyambung dengan Buku Dua.

Selamat! Kamu sudah tiba di akhir X-1 atau Buku Satu.

Kita akan berlanjut ke X-2 alias Buku Dua setelah ini.

┗━━━━━━━━━━━━━━━┛



AKU Levi Ackerman.

Aku yang ambil alih. Harus ada yang melanjutkan cerita ini.

Tulisanku tidak bertele-tele seperti bocah itu. Kutulis yang penting saja.

Bocah nakalku (Eren) sedang tidur. Dalam pergumulan di ranjang kuserang titik rawan di lehernya, menyengat nyaris ke titik fatal. Orang biasa pasti tewas.

Eren, omegaku—dia sangat kuat, di luar ekspektasiku.

Bertemu pertama kali dengannya, kuikuti dia sampai ke rumah. Dia yang menjeratku. Mata hijau seperti kelereng zamrud dan ekspresi polos minta disodok. Dia seperti peri hutan masuk kota salah menyihir, mengumbar feromon pendatang alfa hidung belang. Dia tidak sadar sudah beberapa kali menjadi target incaran. Kupanjat Dunia Atas hanya untuk mengawasinya. Udara bersih di sekitar kompleksnya tidak terlalu buruk.

Bertemu dengannya lagi, dia sudah terinfeksi.

Eren menjadi zombi saat tidur, membunuh banyak orang di luar kesadaran.

Kekacauan evakuasi Provinsi Maria sepenuhnya ulah Eren. Seorang lelaki bertopi bisbol mencuri roti bekas gigitan Eren, lalu berubah dalam waktu empat puluh detik. Evakuasi kedua terjadi karena Trost Hospital diserang—bukan oleh zombi, tetapi oleh bocah itu. Preman Ragako menggigit leher Eren dan mencicipi darahnya, ikut berubah.

Siklus perubahan Eren tidak dapat diperkirakan. Patogen bersarang di dalam darah, saliva, dan organ tubuhnya.

Aku mengambil langkah berani; berciuman bertukar saliva, menggigit, mengisap cairan tubuh, berhubungan tubuh.

Patogen Eren anehnya tidak bereaksi terhadapku. 

Misteri yang hanya ilmuwan dapat mengungkap. Tidak. Akan segera kuungkap.

Aku harus menjadi detektif darurat dan Erwin Smith tidak perlu membayarku dengan puluhan ton kardus teh.

Yang kuinginkan hanya omegaku.

Tidak ada cinta selain hubungan sebatas mental dan fisik.

Akan tetapi, tidak akan kulepaskan dia.

✖️

Duduk di sofa motel, aku merokok, menyalakan radio. 

Suara serak basah mengumumkan lokasi bala bantuan di barat Provinsi Sina. Pertahanan Kota Mitras sempat runtuh dalam semalam. Restorasi sedang dilakukan.

Saluran radio lain memutar rekaman suara yang sama berulang-ulang. 

"Kami mencari harapan. Bergabunglah dengan kami, Survey Corps. Di mana pun kau berada di Provinsi Rose saat ini. Kami meninggalkan sinyal di mana-mana. Lihat jendela luar, pastikan kau melihat arah utara—"

X [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang