8

121 25 5
                                    

"Uy!! Din!!"

Dinda mengerjapkan matanya beberapa kali saat Dafa menggerakkan telapak tangannya di depan wajah. Pikiran Dinda melayang lagi, mengingat Matthew yang datang ke tokonya sore ini untuk mengajaknya berbicara. Tentu saja Dinda merasa gila atas kehadiran pria itu. Padahal ia sudah berupaya menghilangkan kenangan-kenangan mereka saat SMA selama beberapa tahun ini.

"Dafa! Matthew ke toko lagi!" Seru Dinda tak tertahankan, ia menghentakkan kakinya di atas aspal sampai Dafa yang duduk di sampingnya terkejut bukan main.

"Matthew? N-ngapain!?"

Wajah Dinda mengecut, ia mengacak rambutnya frustasi. "Sabtu ini aku mau ngobrol sama dia."

"Ngobrol naon?" Tanya Dafa heran, "dia teh kenapa, sih, Din? Tiba-tiba datang jiga huntu."

Dinda mengedikkan bahu. "Nggak tahu." Ringisnya lalu mengangkat dua kaki di atas bangku kayu depan toko kelontongnya yang sudah tutup dan memeluknya dengan erat.

"Urang ge ketemuan sama Manendra siah di restoran beberapa hari yang lalu. Medsos urang dipollow sama dia." Kata Dafa sambil mengambil ponsel di dalam kantung celana pendeknya, berniat memperlihatkan Instagram Manendra yang memiliki jutaan follower kepada Dinda yang masih menyembunyikan wajahnya di lutut.

"Liat, nih, Din." Dafa menyikut Dinda yang akhirnya mengangkat kepala dan menyipitkan mata melihat profil Instagram Manendra yang sangat aesthetic, yang memperlihatkan kekayaan pria itu dengan foto-foto kerennya.

Sudah tidak mengherankan. Dinda tahu sekaya apa Manendra sebenarnya tanpa perlu melihat media sosial pria itu. Dulu waktu masih sekolah, Manendra bahkan ingin membawanya liburan bersama Matthew ke Labuan Bajo menaiki Yatch-nya secara cuma-cuma. Sayangnya Dinda tidak bisa karena harus menjaga toko selama liburan, ia juga tidak yakin tidak mengeluarkan uang selama liburan di sana sehingga Dinda menolaknya tanpa berpikir dua kali.

"Nah! Ini Instagramnya Matthew!" Dafa berseru hingga dua mata Dinda membesar. Ia yang tadi tidak begitu peduli dengan akun Manendra kini memberikan seluruh fokusnya ke layar ponsel Dafa tersebut.

"Penasaran, ya?"

"Ish! Iyalah!" Seru Dinda kesal, menyembunyikan rasa malu yang muncul di dada karena godaan Dafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ish! Iyalah!" Seru Dinda kesal, menyembunyikan rasa malu yang muncul di dada karena godaan Dafa.

Pada dasarnya, Instagram Manendra dan Matthew hampir tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama terlihat aesthetic, aura orang kayanya sangat keluar dengan foto-foto ootd yang keren, pemandangan luar negeri dan beberapa foto Yatch di Instagram Manendra. Tapi bagi Dinda, Instagram Matthew lebih menarik, apalagi beberapa foto random selfie pria itu yang terlihat sangat berbeda dengan Matthew yang ia lihat saat SMA.

"Orang kaya beda, ya." Ujar Dafa tiba-tiba, menyadarkan Dinda akan dunia nyata.

Dafa benar. Maka dari itu, Dinda langsung mengalihkan pandangannya kembali ke atas aspal selama beberapa saat sebelum mengedarkannya ke sekitar gang yang sepi karena malam yang makin larut. Bahkan di dunia nyata saja kehidupannya jauh berbeda dengan Matthew, pikir Dinda lirih.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang