50

77 13 0
                                    

Suasana di Kota Bandung masih terasa mencekam di awal tahun, udara sangat dingin dan hujan sering turun membasahi bumi tanpa lelah. Suasana yang sama persis dengan keadaan hati Matthew yang porak-poranda setelah kejadian di malam itu. Hatinya juga turut kelabu, dingin mencekam jiwa dan diam-diam hujan juga sering turun dari matanya, membasahi pipi saat Matthew teringat sosok perempuan yang ia sakiti setiap malam.

"Mending lu ke Sukabumi, Thew." Ungkap Jay memberikan saran, menepuk bahu Matthew yang daritadi diam memperhatikan hujan lewat jendela cafè‐nya sampai teh yang ada di hadapan sahabatnya itu tak lagi hangat.

"Emang Dinda mau terima gue lagi? Setelah tuduhan ga berdasar gue..."

"At least minta maaf dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"At least minta maaf dulu." Kata Jay yang sudah duduk di kursi depan Matthew, memperhatikan sahabatnya khawatir.

Tidak ada yang tidak khawatir dengan Matthew. Berat badan pria itu turun drastis, makin kurus, belum lagi kantung matanya yang makin tebal. Kini, siapa pun yang melihat Matthew bisa menduga kalau pria itu sedang tidak baik-baik saja meski penampilan Matthew selalu rapih. Bahkan Mami dan Papi Matthew yang sempat berbahagia melihat Matthew kembali ke rumah setelah putus dengan Dinda pun diselubungi penyesalan yang besar sampai membujuk Matthew untuk menemui Dinda, sama seperti sahabat-sahabatnya.

"Gue kerasukan ya, waktu itu?"

Jay mendesah gusar mendengar pertanyaan retoris Matthew lalu menjawab. "Nggak. Si Bang Jordan yang bikin masalah ampe ngeiyain tuduhan lu, Thew."

"Karena gue emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena gue emosi." Kata Matthew yang tidak bisa dielak oleh Jay.

Memang betul. Matthew terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih malam itu. Ia terlalu marah dengan kata-kata Papi di lorong rumah sakit lalu menemukan Dinda diantar pulang oleh Jordan di waktu yang larut.

"Ini pelajaran buat lu nggak posesif sama Dinda, Thew. Take it as your life experience." Kata Jay kemudian, tidak diamini Matthew secara langsung tapi diam-diam, jauh di dalam relung hatinya, ia mengiyakan perkataan Jay.

"Ayo, ke Sukabumi!"

Matthew dan Jay segera mendongak, menatap Manendra yang sudah berada di dekat mereka, berdiri tegap dengan senyum tiga jarinya lalu kembali berseru. "Ayo! Cari Dinda!"

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang