49

72 11 2
                                    

Dafa menyortir barang sesuai dengan daftar yang dikirimkan Dinda kepadanya pada aplikasi whatsapp dengan serius, tidak memperdulikan Matthew yang bersidekap di dekat pintu kamar Dinda, yang raut wajahnya cukup masam sejak melihat kedatangannya ke gedung apartemen itu. Padahal seharusnya Dafa yang berwajah masam, mengingat apa yang telah Matthew lakukan kepada sahabat kecilnya.

Walau Dafa kelihatannya selalu positif, diam-diam ia menyimpan rasa kesal yang cukup besar kepada Matthew. Ia tidak menyangka Matthew akan menuduh Dinda berselingkuh di tengah huru-hara masalah keluarga Dinda yang belum usai--bahkan diperparah oleh orangtua Matthew yang menentang hubungan mereka. Seharusnya pria yang pernah berkuliah di Australia itu bisa menggunakan otaknya lebih baik, harus sadar diri kalau kehidupan Dinda makin terpuruk karena dirinya.

Bahkan Dafa yang tidak pernah ikut campur dalam hubungan Dinda dan Matthew merasa menyesal. Kalau saja ia tidak memotivasi Dinda untuk balikan dengan Matthew. Kalau saja ia tidak membantu Manendra atau Matthew untuk menghubungi Dinda...

"Dinda ngapain ke Sukabumi?" Tanya Matthew tiba-tiba setelah berdehem, membasahi tenggorokan yang terasa kering. Pria itu membuyarkan fokus Dafa yang daritadi tenggelam dalam dunianya sendiri sambil memasukkan barang-barang Dinda ke dalam kardus.

 Pria itu membuyarkan fokus Dafa yang daritadi tenggelam dalam dunianya sendiri sambil memasukkan barang-barang Dinda ke dalam kardus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ke orangtuanya." Jawab Dafa sekenanya, menahan diri untuk tidak bersikap ketus kepada Matthew yang ingin sekali ia hujat.

Karena sia anj*ng!!

"Nggak sama Jordan lag--"

"Thew, aing nahan diri, ya, daritadi." Dafa berbalik, memandang Matthew dengan tajam. Emosinya refleks mendidih saat Matthew menyepet Dinda secara tidak langsung.

"Kenapa? Lu sama Dinda punya hubungan spesial juga?"

"Anj**g, sia!!"

Dafa langsung berdiri, kedua tangannya terkepal di sisi tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dafa langsung berdiri, kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. Pandangannya ke Matthew sangat garang, bersiap menyerang pria itu kapan saja, tapi ia masih mencoba bersabar. Sebenarnya Dafa bisa langsung memukul Matthew dengan mudah, tubuhnya jauh lebih besar dibandingkan Matthew yang sedikit kerempeng. Tapi Dafa sendiri enggan membuat masalah meski Matthew bukan lagi atasannya.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang