"Dafaaaaa~~~"
Dafa tengah mendorong motornya ke dalam rumah saat suara Dinda merengek terdengar memanggilnya dari kejauhan. Sontak ia berbalik, mendapati Dinda sudah berlari kecil dan berhenti di depan pagar rumahnya. Wajah sahabatnya itu mulai berpeluh dan kedua matanya menyoroti Dafa penuh harap. "Mau cerita." Kata Dinda setelah berhasil mengumpulkan oksigen yang hampir habis dari paru-paru.
"Sakedap." Ucap Dafa buru-buru memasukkan motor, meninggalkan Dinda yang kemudian duduk di atas bangku kayu depan toko kelontong keluarganya yang sudah tutup.
Perasaan Dinda masih belum tenang meski pertemuannya dengan Yona sudah berlalu setengah jam yang lalu. Bahkan mengobrol dengan Jordan pun belum bisa membuat dadanya berhenti terasa sesak. Memang tidak bisa, karena Jordan malah terus menyebar bensin yang hampir menyulut emosi Dinda selama perjalanan pulang. Yang paling benar memang berbincang dengan Dafa, sang sahabat yang sudah tahu seluk-beluk hubungannya dengan Matthew sejak awal.
"Tumben balik jam segini." Kata Dafa sambil menyerahkan sebuah kotak makan kepada Dinda sebelum duduk di samping perempuan itu.
"Ini apa?" Tanya Dinda keheranan, fokusnya jadi sedikit teralihkan karena kotak makan itu.
"Sisa makanan di resto. Tadi ada yang bikin acara ulang tahun, lebihnya dibalikin ke kitchen." Jawab Dafa meraih kotak itu untuk dibuka. "Lumayan, Ayam Kungpaonya enak."
"Kamu yang masak?"
"Bukanlah." Kata Dafa membuat senyum Dinda tersungging kecil.
"Mau cerita apa?" Tanya Dafa melirik Dinda yang mulai menyomot Ayam Kungpao buatan salah satu chef seniornya di restoran. Penasaran karena Dinda pulang sedikit lebih malam dari biasanya.
"Tunangannya Matthew datang ke tempat kursus." Jawab Dinda membuka topik malam itu dengan suara yang lirih.
"Hah!? Ngapain? Mau les?"
Dinda memukul lengan Dafa dengan kencang secara refleks karena pertanyaan pria itu. "Atuhlah, Dafa!"
"Ya, mau ngapain lagi coba!? Mau daftarin adeknya ke kursus? Dia punya adek kitu?" Cecar Dafa membuat Dinda tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya itu.
Tidak salah, tapi Dinda heran saja sampai dua matanya mendelik tajam pada Dafa yang masih membelalakkan mata menatapnya penasaran.
"Dia mau ketemu sama aku."
"HAH!?"
"Dafa..." Dinda memukul lengan Dafa lagi, mendesis menyuruh pria itu untuk tidak terlalu ribut karena suasana gang yang mulai sepi, orang-orang sudah dalam mode istirahat dan Dinda tidak ingin ditegur karena membuat keributan di malam hari.
"Hampura... tapi kamu teh serius? Dia mau ketemu sama kamu?"
"Udah ngobrol malah."
Dafa menutup mulutnya yang terbuka lebar, hampir tidak percaya dengan omongan Dinda yang berhenti menyomot Ayam Kungpao untuk berbicara lebih serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken String [Complete]
FanfictionMatthew Tanudjaja (Xu Minghao) harus kembali ke Indonesia untuk menjalankan restoran milik keluarganya setelah berkuliah di Australia. Tidak sengaja ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya saat SMA, Dinda Clarissa yang memutuskannya karena uang. K...