Cafè salah satu teman Dinda saat SMA yang berada di kawasan komplek perbelanjaan Paskal itu sangat luas dan aesthetic. Dinda yang awalnya tidak tahu dengan sang pemilik cafè hanya bisa duduk kikuk di sana, menunggu Matthew datang hingga ia dihampiri oleh seorang pria berparas rupawan yang wajahnya langsung diingat Dinda tanpa ragu. Pria yang dulunya menjadi salah satu siswa tertampan di sekolah, berada di level yang sama dengan Manendra dan Matthew.
Jay Halim.
"Matthew masih di jalan, ya?" Tanya Jay santai di hadapan Dinda yang mulai rileks karena merasa tidak sendirian di cafè itu.
"Iya. Aku kecepatan, lagi." Jawab Dinda sambil nyengir mengingat kebiasaannya yang suka datang kecepatan saat janjian dengan orang lain.
Jay tertawa kecil. "Iya, ya? Ke sekolah aja kamu yang selalu datang paling pertama."
"Dedikasi." Dinda bercanda tapi Jay malah menganggapnya serius hingga pria itu bertepuk tangan.
"Canda, Jay!"
"Aku tahu!" Seru Jay gemas. "Tapi emang benar! Dedikasi kamu untuk sekolah itu patut diacungi jempol, Din!"
Dipuji oleh Jay tidak membuat Dinda bangga. Mungkin kalau dipuji saat masih sekolah, ia akan sedikit membusungkan dada, merasa memang harus berdedikasi dalam bersekolah. Tapi sekarang, Dinda malah bertanya-tanya, untuk apa rajin kalau pada ujungnya ia tetap sulit mendapatkan kerja?
"Betewe, aku jadi penasaran..."
"Penasaran kenapa?" Tanya Dinda dengan dua mata menyipit ke arah Jay yang tengah memangku wajah di hadapannya.
"Kamu sama Matthew... balikan?"
Jantung Dinda berdegup tidak keruan, perempuan bersweater hijau tosca itu segera mundur, menatap Jay dengan nyalang. "Nggak! Nggak bakal Jay!"
"Ke-kenapa?" Tanya Jay kikuk, merasa tidak enak hati karena reaksi Dinda yang tidak diduganya. Perempuan itu sangat defensif, menolak keras tanggapannya barusan.
"Pokoknya, nggak! Jangan mikir yang aneh-aneh, ya! Aku sama Matthew ada urusan aja." Ujar Dinda bersikeras, cukup emosi hingga Jay langsung mengiyakannya, meski pertanyaan di benaknya soal hubungan Dinda dan Matthew bertambah banyak.
Bagaimana tidak? Matthew dan Dinda yang menjadi pasangan ter-romantis di sekolah itu tiba-tiba putus sebelum mereka lulus. Tidak banyak yang tahu alasan mereka putus kecuali beberapa orang saja (termasuk Jay). Kemudian, melihat bagaimana Matthew dan Dinda yang hari ini akan bertemu, rasa-rasanya tidak mungkin bertemu untuk urusan lain. Apalagi Jay tahu benar besar cinta Matthew untuk Dinda seperti apa.
"O-oke, Din. Sorry kalau pertanyaan aku nyinggung." Kata Jay kemudian.
"N-nggak, kok. Maaf juga... tapi serius! Aku sama Matthew nggak balikan. Nggak bakal."
"Kenapa?"
Dinda dan Jay terkesiap. Keduanya mendongak, mendapati Matthew dan Manendra berdiri di dekat mereka dengan mata yang menyipit tajam mengarah pada Dinda. Yang barusan bertanya adalah Manendra, seperti menyuarakan isi kepala Matthew yang rahangnya mengeras mendengar pernyataan Dinda barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken String [Complete]
FanfictionMatthew Tanudjaja (Xu Minghao) harus kembali ke Indonesia untuk menjalankan restoran milik keluarganya setelah berkuliah di Australia. Tidak sengaja ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya saat SMA, Dinda Clarissa yang memutuskannya karena uang. K...