Dinda berupaya menahan kantuk karena harus bangun di pagi buta untuk bekerja sebagai pramusaji di sebuah hotel yang ada di Kota Bandung meski ia baru tertidur di pukul 12 malam. DW atau Daily Worker adalah tipe kerjaannya saat ini. Selama 8 jam Dinda akan bekerja di restoran hotel dan dibayar dengan upah yang tidak begitu banyak, tapi setidaknya Dinda bisa menambah sedikit pemasukannya untuk membayar utang Sang Ayah yang jatuh tempo minggu depan.
Selain menahan kantuk, Dinda harus tahan berdiri lama untuk menyajikan makanan atau membersihkan alat makan tamu yang sudah selesai makan dari meja agar bisa digunakan oleh tamu lain. Makanya, sesekali Dinda menggerakkan kakinya agar tidak kebas ketika suasana restoran tidak begitu ramai.
Suasana restoran hotel itu sendiri cukup ramai. Tidak heran, karena sudah masuk hari Minggu dimana banyak pelancong yang datang ke Kota Bandung untuk berlibur. Ada pula tamu grup dari sebuah perusahaan yang sedang outing. Maka dari itu hotel membuka DW untuk bagian pramusaji dan dapur, memberikan kesempatan untuk Dinda dan Dafa untuk mendulang rezeki di Hari Minggu.
"Dinda?"
Tubuh Dinda langsung membeku saat namanya dipanggil oleh seorang perempuan yang suaranya sangat tidak asing pada telinga Dinda. Ia yang sedang sibuk membersihkan meja pun segera mengangkat kepala dan memandang ke arah sumber suara yang tengah duduk di meja depannya.
"Dinda, kan?"
Otot kaki Dinda rasanya lemas dan jika tidak menguatkan diri, ia bisa saja jatuh--dan ia tidak ingin itu terjadi di tempatnya bekerja sekarang.
"I-iya. Selamat pagi, Mba Yona." Sapa Dinda kikuk sambil memaksakan senyum kepada Yona.
Pantas suaranya tidak asing pikir Dinda. Ternyata perempuan yang memanggilnya barusan adalah Yona. Mantan tunangan Matthew yang sedang duduk berhadapan dengan seorang pria berumur yang menyunggingkan senyum tipis kepadanya pula.
"Kamu... kerja di sini?" Tanya Yona yang sebenarnya tidak perlu dijawab oleh Dinda. Tapi demi kesopanan, Dinda pun mengangguk dan mempercepat kerjanya agar bisa berlalu dari hadapan perempuan itu.
"Matthew tahu?"
Pergerakan Dinda otomatis terhenti mendengar pertanyaan itu. Kedua matanya memandang meja yang sudah cukup bersih di hadapannya dengan nanar, mengingat dirinya tidak mengatakan apapun kepada Matthew soal permasalahan yang dialami keluarganya sekarang. Sedangkan Yona masih menunggu jawaban Dinda, tampak sedikit khawatir--perasaan perempuan itu campur aduk karena masih kesal melihat Dinda, sang perebut tunangannya, tapi melihat Dinda bekerja sebagai pramusaji di hotel, mengenakan baju hitam-putih juga membuat Yona uneasy.
"Saya permisi dulu." Kata Dinda dengan volume suara kecil, tidak menjawab pertanyaan Yona dan segera bergegas membawa tumpukan piring kotor dan alat makan lainnya ke dalam dapur.
Tidak boleh, pikir Dinda. Matthew tidak boleh tahu masalahnya dan Yona pun tidak perlu tahu soal apapun tentang dirinya.
~~~
"Kamu nggak tahu Dinda kerja di hotel!?" Yona berseru kesal kepada Matthew yang sudah menegakkan tubuh mendengar pengakuan Yona tentang apa yang sudah dilihatnya pagi ini di restoran hotel saat ia tengah makan pagi dengan salah satu staff perusahaannya.
Setelah meeting, Yona tidak tahan untuk menghubungi Matthew dan meminta bertemu. Ia gelisah mengingat gerak-gerik Dinda di restoran tadi, penasaran pula dengan hubungan Matthew dan Dinda yang tampak tidak baik-baik saja saat ia menanyakan soal Matthew kepada perempuan yang kini menjadi kekasih mantan tunangannya itu.
"She--"
"I know, gaji di hotel for some people is quite big. Tapi kamu sendiri nggak tahu kalau dia ambil DW di sana!?"
"Wait wait... Dinda ambil DW di hotel?"
Bukan Matthew, melainkan Jay yang bertanya retoris kepada Yona. Pria itu datang membawa dua gelas kopi hangat yang langsung disajikannya untuk Yona dan Matthew sebelum duduk di samping Matthew.
"I think so... her uniform was different from the other staff." Kata Yona lirih lalu menyandarkan tubuh di atas punggung kursi yang didudukinya.
"Bener, Thew?" Tanya Jay penasaran dan Yona kembali berseru kesal.
"He even doesn't know about that, Jay!!"
Di hadapan Yona, Matthew tetap diam. Ia heran dengan Yona yang gelisah dimana seharusnya ia yang gelisah saat tahu Dinda mengambil kerja lain di hotel. Selain itu, ia juga teringat akan utang Ayah Dinda yang mungkin membuat kekasihnya itu bekerja double. Dinda pasti tidak ingin dirinya tahu soal itu, padahal Matthew sendiri sudah mengkonfrontasi Mami-nya di hari yang sama saat kejadian tersebut.
"Ada alasan kenapa Dinda begitu." Kata Matthew kemudian dan Yona mengerutkan kening memandangnya.
"Kalian ada masalah atau gimana, sih?"
"Kalian masih pacaran, kan?" Jay turut bertanya, fokusnya juga ke arah Matthew yang sedang melipat bibir, tengah memikirkan kalimat yang tepat untuk menjelaskan keadaannya kepada dua orang di dekatnya itu.
"The only answer I had is my parents."
"Mami Papi?" Cecar Yona tidak percaya mendengar ucapan Matthew. "Apa hubungannya!?"
"Ah... I see." Respon Jay berbanding terbalik dengan Yona. Pernyataan Matthew sudah sangat jelas baginya sehingga ia tidak perlu bertanya lagi.
"Apa hubungannya, Thew!? Dinda bekerja di hotel disuruh Mami Papi atau gimana!?"
"As you can see, Yon. My parents nggak pernah setuju sama hubungan gue sama Dinda sejak SMA. They gonna do everything to make me back. And... they just did something to her family til Dinda should work more than before." Jelas Matthew pada akhirnya, membuat Yona menganga, masih tidak mengerti maksud omongannya.
"So, you know the problem? And let her work like that?"
Matthew menyipitkan mata. "I... know the problem but I don't, about her job on that hotel."
"Dinda nggak ngasih tahu?" Tanya Jay lebih tenang dibandingkan Yona yang masih gelisah di kursinya.
"Iya. Gue tahu dari Mang Aceng." Jawab Matthew yang didengar Yona dengan super jelas.
Matthew paham mengapa Yona bisa seheran itu. Selama ini Yona hanya tahu sisi baik kedua orangtuanya. Perempuan itu tidak tahu dan tidak akan pernah melihat sisi lain kedua orangtuanya jika tidak kepo dengan kehidupan Dinda sekarang. Dan di sisi lain, malah seharusnya Matthew yang heran kepada Yona yang mau mengurusi kehidupan pacarnya itu.
"Kenapa Dinda nggak ngasih tahu ke kamu, Thew? I mean... itu Mami Papih..."
"Dinda emang gitu, Yon. Dari dulu juga." Sahut Jay diamini oleh Matthew di sisinya.
"Tapi, kan."
"Dinda nggak mau nyusahin aku, Yon. Dia tahu aku bakal ngelakuin apapun buat dia dan keluarganya." Kata Matthew serius, memandang Yona yang balas menatapnya lirih, lalu ia kembali melanjutkan omongannya. "Dan aku bakal ngelakuin sesuatu buat dia sebentar lagi."
Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken String [Complete]
FanfictionMatthew Tanudjaja (Xu Minghao) harus kembali ke Indonesia untuk menjalankan restoran milik keluarganya setelah berkuliah di Australia. Tidak sengaja ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya saat SMA, Dinda Clarissa yang memutuskannya karena uang. K...