29

90 16 4
                                    

Meskipun esok Natal, toko kelontong milik keluarga Dinda tetap buka. Mereka hampir tidak bisa libur karena pemasukan utama yang berasal dari toko. Maka dari itu, Dinda yang libur bekerja tetap harus menjaganya, menantikan pelanggan sambil bermain ponsel atau membaca buku--melakukan kegiatan apapun agar tidak mengantuk dan tidak memikirkan kata-kata Mamanya kemarin yang membuatnya bimbang atas perasaannya sendiri terhadap Matthew. Tentu saja Mama Dinda benar, tapi Dinda tidak bisa pungkiri betapa ia sangat mencintai Matthew dan ingin pria itu bersamanya.

"Dinda," panggil sebuah suara dengan serius, membuat Dinda terkesiap saat membayangkan Matthew yang tidak membalas pesan whatsapp-nya sejak semalam.

"Mau beli apa Dafa?" Tanya Dinda malas, melihat Dafa dengan kaos oblong dan celana pendek menghampirinya di depan etalase tepung.

"Matthew." Ucap Dafa gamang.

" Ucap Dafa gamang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Matthew?"

"Restoran lagi rame soal Matthew yang di-kick dari grup resto sama Bapaknya, Din. Dan mulai hari ini manajemen resto diurus sama Pak Tanudjaja, Bapaknya Matthew." Jelas Dafa membelakakkan mata Dinda yang sipit.

"K-kenapa? Maksud aku... Matthew?"

Dafa mengedikkan bahu. "Makanya aku sebenarnya mau nanya ke kamu. Matthew kenapa?"

"Dari semalam Matthew nggak balas chat aku, Dafa."

"Apa mungkin dia balik ke Aussie?" Tanya Dafa dibalas kedikan bahu Dinda yang sama bingungnya dengan pria itu.

Tapi Dinda jadi teringat obrolannya dengan Matthew beberapa waktu lalu, tentang rencana pria itu yang ingin membatalkan pertunangannya. Apakah Matthew sudah mengatakannya kepada kedua orangtuanya? Atau benar Matthew kembali ke Australia tanpa mengabarinya?

"Aku nggak balik ke Aussie." Sahut sebuah suara menyeruak di antara Dafa dan Dinda.

"Astagfirullah!!" Refleks Dafa beristigfar sambil memegang dada saat melihat Matthew berdiri tidak jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astagfirullah!!" Refleks Dafa beristigfar sambil memegang dada saat melihat Matthew berdiri tidak jauh darinya. Pria itu memejamkan mata sesaat, lalu memandang Matthew yang sudah berjalan mendekati toko dengan dua bola mata membesar.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang