20

110 23 1
                                    

"Matthew punya masalah sama teman SMA-nya, ya, Ver?" Yona bertanya gusar kepada Vero yang tengah duduk di depan meja rias, tengah menutup mata karena seorang penata rias sedang membersihkan make up-nya.

Vero mengerutkan kening, langsung menjawab pertanyaan itu tanpa ragu. "Masalah gimana? Anaknya adem-ayem di kelas. Sarkas doang."

Harusnya jawaban Verno menenangkan Yona, tapi perasaan perempuan itu makin gusar mengingat sikap Matthew saat ia menghampirinya sejam yang lalu. Pria itu bahkan tidak mengajaknya bicara lagi sampai resepsi Vero selesai, meninggalkannya yang memang akan pulang bersama teman-temannya sampai Vero bisa kembali ke kamar hotel bersama suaminya.

"Tapi, tadi aku liat dia kayak kesel banget setelah ketemu sama sahabat Kak Sandy." Kata Yona lagi, sempat melihat Matthew berbincang dengan Jordan.

"Kak Jordan?"

"Iya." Jawab Yona membuat Vero terdiam.

Vero tengah mengingat-ngingat masa lalu, mencari kenangan saat masih sekolah yang berkaitan dengan Matthew saat wajah seorang perempuan muncul di benaknya. Perempuan yang malam ini juga hadir di acaranya, perempuan yang dibawa Jordan. Dinda Clarissa. Sontak Vero membelalakkan mata, mengejutkan penata rias yang masih membersihkan wajahnya.

"Dinda!" Seru Vero tak tertahankan, ia menegakkan tubuh, menatap Yona yang keheranan akan sikapnya.

"Kak Jordan datang sama Dinda, Yon!!"

"Dinda siapa?"

"Mantannya Matthew!" Seru Vero lagi, menyuruh penata rias untuk berhenti membersihkan make up-nya.

"Anjir... aku pernah nggak sih cerita soal mantan Matthew ke kamu, Yon?"

Yona menggelengkan kepala, perasaannya makin tidak nyaman karena tidak pernah tahu soal kisah cinta Matthew sebelumnya. Vero pun tidak pernah bercerita. Ia pikir Matthew tidak pernah berhubungan dengan siapa pun karena orangtua Matthew selalu berkata anaknya sibuk dengan belajar dan bisnis. Dan bagi Yona, Matthew pun tidak tampak seperti seseorang yang tertarik dengan cinta.

"Maaf, Yon." Kata Vero sambil memegang kedua tangan Yona yang masih berdiri di sisinya. "Aku pikir Matthew udah nggak punya urusan lagi sama Dinda."

"E-emangnya kenapa?"

"Kayaknya Matthew marah sama Kak Jordan, deh."

"Marah?" Yona merasa bingung, tidak paham arah bicara sahabatnya itu.

Perlahan Vero pun menarik napas, siap menceritakan masa lalu Matthew yang menjadi rahasia umum sekolah saat itu. Masa lalu yang dipikirnya sudah terkubur dalam.

"Kak Jordan datang sama Dinda, Yon. Dan... kayaknya, Matthew marah karena itu."

~~~

Matthew tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia kesal bukan main terhadap Dinda, terlebih ke Jordan yang seakan mencemoohnya karena tidak bisa meluluhkan hati seorang Dinda yang ingin sekali diajaknya bicara saat acara pernikahan Vero tadi. Sangking tidak jernihnya, Matthew bahkan nekat membawa mobil ke Pajagalan, memarkirnya di sisi jalan lalu berjalan masuk ke dalam gang tempat rumah Dinda berada.

Dan di sanalah Matthew sekarang berada, depan rumah Dinda. Ia berdiri selama satu menit, menimbang-nimbang keputusan sebelum memberanikan diri mengetuk pintu rumah perempuan itu.

"Siap--"

"Malam, Om." Matthew menyunggingkan senyum tipis kepada Ayah Dinda yang terkesiap saat melihat kehadirannya di depan pintu.

Ayah Dinda keheranan, ia mengerutkan kening lalu memperhatikan Matthew dari ujung kaki hingga kepala. Yang diperhatikan merasa sangat kikuk, mencoba menguatkan hati meski tatapan Ayah Dinda sangat menakutkan.

Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang