52

79 11 2
                                    

Manendra, Jay, dan Mang Aceng refleks menatap Matthew yang duduk di bangku belakang mobil keluarga Tanudjaja saat mereka sampai di toko oleh-oleh tempat Dinda dan keluarganya bekerja--juga tinggal. Ketiga orang itu penasaran dengan tindakan Matthew yang tercenung menatap toko itu dalam diam. Tidak ada yang tahu isi kepala Matthew, tapi mereka menduga kalau pria itu menunggu bayangan Dinda muncul di sana, memastikan jika benar Dinda tinggal di tempat tersebut.

 Tidak ada yang tahu isi kepala Matthew, tapi mereka menduga kalau pria itu menunggu bayangan Dinda muncul di sana, memastikan jika benar Dinda tinggal di tempat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mang udah ke sana beberapa kali tapi Neng Dinda sama keluarganya keukeuh nggak mau ambil sertifikat rumah mereka, Ko." Jelas Mang Aceng tanpa diminta, melirik toko itu sekilas saat Ayah Dinda muncul menyapu bagian depan toko yang baru dibuka.

"Alasannya apa, Mang?" Tanya Manendra kemudian, penasaran, sama seperti Jay yang mengalihkan pandangan ke arah Mang Aceng yang menyopiri mereka hari ini.

"Alasannya apa, Mang?" Tanya Manendra kemudian, penasaran, sama seperti Jay yang mengalihkan pandangan ke arah Mang Aceng yang menyopiri mereka hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katanya biar Ayahnya Dinda jera, Ko."

Manendra menaikkan kedua alisnya, melirik Jay yang tampak mahfum dengan alasan itu karena keduanya tahu mengenai hutang yang dimiliki Ayah Dinda pada sebuah koperasi simpan-pinjam dekat rumah Dinda. Matthew pun mendengar jawaban Mang Aceng, menghela napas pelan karena merasa tindakan Dinda dan Mamanya tidak bisa dielak.

Jika Dinda dan Mamanya menerima sertifikat itu, maka di lain waktu Ayah Dinda bisa saja kembali meminjam uang karena merasa tidak jera, merasa ada yang bisa bertanggungjawab atas utang itu.

"Dinda ini, sifatnya mirip Mamanya, ya." Jay berceletuk, membuat Manendra melipat bibir, mengangguk setuju meski heran dengan ucapan Jay yang sangat tiba-tiba.

" Jay berceletuk, membuat Manendra melipat bibir, mengangguk setuju meski heran dengan ucapan Jay yang sangat tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang