PRANKK
Suara gelas yang jatuh ke lantai memenuhi ruangan itu. Kenma yang tadinya ingin meminum cairan yang ada di dalam gelas itu terbelalak kaget karena Kuroo tiba-tiba saja mencekal tangannya dan membuat gelas itu jatuh dan pecah.
"GILA KAMU?!" Kuroo meninggikan nada bicaranya sambil menatap Kenma tak percaya.
Cekalannya pada tangan yang lebih kecil darinya itu perlahan semakin menguat.
Kenma menoleh, menatap linglung Kuroo yang masih menatapnya dengan tak percaya itu.
"Aku gak gila."
Kuroo menggeleng dan melepaskan tangannya yang mencekal pergelangan tangan Kenma. Dia beralih menatap cairan yang sudah berceceran di lantai itu.
Kuroo menarik nafasnya dalam-dalam kemudian kembali menatap Kenma. "Kalo kamu gak gila kamu gak mungkin mau minum ini!"
Kuroo berkata sambil menunjuk cairan yang sudah berceceran itu.
Apa? Cairan apa itu?
"Aku minum ini juga demi kita!" balas Kenma tak mau kalah.
"Aku... Aku... AKU GAK MAU ANAK INI KUROO!"
"Aku gak mau!!"
"Aku cuman mau anak dari kamu! Bukan dari alpha asing itu!!" perlahan suaranya mulai melemah.
"Ken.... Gak gini caranya..." Kuroo berkata dengan nada yang lembut. Tatapannya berubah menjadi tatapan lembut dan penuh kasih sayang.
"Bayi itu gak salah. Gak seharusnya kamu mau bunuh dia."
Kuroo mengerling. Menatap sebuah botol yang ada di meja makan. Botol beling dengan label yang bertuliskan obat aborsi membuat Kuroo mendesis pelan membaca itu.
Hampir.
Hampir saja Kenma membunuh bayi yang ada di dalam perutnya.
Untungnya Kuroo dengan cepat mencekal tangannya agar tidak meminum cairan itu.
"Dia salah Kuroo! Bayi ini salah!" Kenma berkata sambil menunjuk perutnya yang masih tertutup baju.
"Bahkan dia yang punya salah paling besar! Karena dia... Kamu jadi kecewa sama aku!! Karena dia, Kuroo!!!"
Lagi. Air mata itu kembali terjun bebas dan membasahi pipi mulusnya.
"Coba aja dia gak ada! Aku sama kamu pasti udah nikmatin honeymoon kita!! Gak kayak gini!!"
Bugh
Bugh
"AKU BENCI DIA!!"
"AKU BENCI!!"
"DIA HARUS KELUAR DARI SANA!!"
Bugh
Bugh
Kenma memukuli perutnya yang rata itu, berharap bahwa bayi tidak bersalah itu keluar dari sana.
Kuroo yang menyaksikan hal itu tentu saja terbelalak kaget, dia segera menahan kedua tangan Kenma agar tidak memukuli perutnya itu.
"Kenma! Berhenti! Jangan pukulin perut kamu!"
Kenma tidak mendengarnya. Meskipun tangannya dicekal kuat oleh Kuroo, dia masih tetap berusaha untuk memukuli perutnya. Diiringi isakan tangisnya.
"KELUAR!! KELUAR KAMU!"
"KELUAR!! JANGAN BIKIN KUROO TAMBAH KECEWA SAMA AKU!"
"HIKS... KELUAR... KE—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
SonstigesKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?