00.29

504 55 1
                                    

Namanya juga rumah tangga, kalo gak perang panas ya perang dingin.

»»——⍟——««

Kuroo menatap heran Kenma yang sedari tadi masih saja membungkus dirinya di balik selimut itu, seolah enggan untuk bangun dari tidurnya.

Bahkan, dia sampai membungkus seluruh tubuh hingga wajahnya dengan selimut itu.

"Sayang.... Kamu kenapa?" Kuroo bertanya karena tahu ada yang tidak beres di sini.

"Gak."

Satu kata yang diterima Kuroo membuatnya berfikir keras, kenapa Kenmanya menjadi seperti ini. Apakah dia melakukan kesalahan?

Kuroo rasa tidak.

"Babe.... Ayo bangun, udah pagi loh. Masa kamu masih mau di kasur aja."

Kenma menurunkan selimut itu sedikit. Memperlihatkan matanya yang menatap Kuroo dengan tatapan kesal.

"Ya udah, terus kenapa? Aku kan gak kerja. Jadi gak papa kalo di kasur mulu."

Kuroo menganga mendengar itu. "Akunya mau berangkat loh, gak mau nganterin atau nyiapin sarapan?"

"Gak, aku lagi males." ketus Kenma sambil menarik selimut itu agar menutupi seluruh tubuhnya lagi.

Kuroo menghela nafasnya menyaksikan kelakuan Kenma. Huh... Ia yakin, ini semua salahnya. Tetapi apa kesalahan yang ia lakukan?

"Beneran? Nanti kalo aku pingsan pas lagi kerja karena gak sarapan gimana?"

"Bawa ke rumah sakit, kayak gitu doang kok pake nanya?"

Kuroo mengendus sebal mendengarnya. Tentu saja dia tidak terima dengan perlakuan Kenma yang seperti ini. Ayolah... Kuroo kan ingin bermanja ria kepada sang istri sebelum berangkat bekerja.

Bukannya seperti ini.

Kuroo mendekat kembali pada ranjang itu kemudian menatap Kenma yang masih terbungkus dalam selimut itu dengan tatapan intens.

"Bangun sayang....."

Kenma tidak menjawabnya.

Kuroo yang tidak mendapati jawaban apapun dari Kenma tentu saja merasa kesal. Tanpa pikir panjang dia segera menggerakkan tangannya untuk masuk ke dalam selimut itu. Berniat ingin menggelitiki pinggang ramping omeganya itu.

Srak

Belum sempat Kuroo melakukan aksinya, Kenma telah menyingkirkan selimut itu dan menepis tangannya yang malah menyentuh paha Kenma.

"Ngapain?!" Kenma bertanya dengan wajah kesalnya.

"Kamu kenapa?" bukannya menjawab, Kuroo malah kembali bertanya.

"Apanya? Udah sono kerja." usir Kenma.

Kuroo menggeleng mendengar itu, dia malah menangkup pipi Kenma dengan tangan kanannya dan membuat sang omega melakukan kontak mata dengannya.

"Jujur, gak kamu kenapa?" Kuroo berkata sambil memainkan pipi itu.

Tentu saja membuat Kenma makin kesal dan ingin memukulnya.

Sudah tidak mengingat hari ulang tahunnya. Dan dengan tidak berdosanya dia malah berkata seperti itu.

Ck, membuat emosi Kenma makin menjadi saja.

"Aku gak papa!! Udah sono pergi!" Kenma mengusirnya sekali lagi sambil berusaha menyingkirkan tangan Kuroo yang menangkup pipinya itu.

Tatapan Kuroo jadi makin intens mendengar itu. Ayolah, jangan membohonginya. Kuroo tahu bahwa Kenma menyembunyikan sesuatu.

"Ken, kamu kenapa?" ulang Kuroo dengan penekanan di tiap katanya.

Tatapan Kenma jadi makin kesal akibat di tanya kenapa kenapa kenapa secara berulang kali.

"Aku bilang gak papa! Udah sih sono berangkat!" Kenma menaikan intonasinya sambil melepaskan tangan Kuroo yang menangkup pipinya.

Kuroo yang tangannya di tepis tentu saja terkejut.

Oke, Kenma benar-benar marah padanya.

"Ke-"

"Berangkat, Tetsurou!!"

Kuroo yang ucapannya di potong secara tiba-tiba sontak tidak bergeming. Dia menatap lekat Kenma dan mendekatkan wajahnya pada Kenma.

"Morning kiss?"

"Gak ada."

"Oke, hati-hatinya?"

"Gak."

"Pelukan?"

"Enggak."

"Semangat aku?"

"Gak."

Kuroo menatap gemas Kenma yang menolak semua perkataannya itu sambil memalingkan wajahnya. Dan saking gemasnya dia segera mencium pipi kiri Kenma bahkan menggigitnya.

Membuat sang empu meringis dan menjambak rambut Kuroo.

"Kok gigit?!"

"Kamu gemesin, aku gigit aja." Kuroo berkata dengan santai sambil menjauhkan dirinya dari Kenma.

"Aku berangkat dulu, ya!"

"Ya." Kenma hanya menjawab singkat sambil memperhatikan Kuroo yang meninggalkan kamar itu.

Setelah Kuroo sudah benar-benar keluar kamar. Kenma kembali merebahkan badannya dan membungkus dirinya dengan selimut.

"Ih!! Tetsu nyebelin banget, dia beneran lupa kalo kemaren aku ulang tahun?!" Kenma berkata kesal sambil menendang-nendang kasurnya itu.

Sementara Kuroo yang sudah berada di halaman depan, bukannya segera berangkat. Dia malah menatap dalam diam ponselnya itu cukup lama hingga akhirnya atensinya beralih menatap balkon kamar mereka.

Raut wajah yang tadinya sedikit kesal kini berubah menjadi panik bukan main.

"Gawat!! Aku lupa, kemarin Kenma ulang tahun!!

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang