00.33

537 51 0
                                    

Tak

Tak

Tak

Tak

Tak

Kenma menggeram kesal akibat suara berisik yang terus menerus bermunculan dan mengganggu tidurnya. Tangannya bergerak untuk meraba kasur yang ada di sebelahnya. Berniat untuk menyuruh Kuroo menghentikan suara itu.

Namun, kasur itu kosong.

Menyadari hal itu membuat Kenma membuka matanya lebar-lebar, dia menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya yang masih sedikit buram itu.

Dapat di lihatnya, punggung Kuroo yang penuh dengan goresan merah akibat kegiatan mereka semalam.

"Tetsu.... Berisik, matiin ah!" Kenma berkata sambil memukul punggung itu pelan.

Kuroo yang mendengar itu tidak berhenti. Dia masih fokus dengan laptop yang di pangkunya.

Tak

Tak

Tak

Tak

Tak tak tak tak tak

Perempatan siku muncul di dahi Kenma akibat suara jari yang terus menerus beradu dengan keyboard itu tak kunjung hilang. Akhirnya dia mengubah posisinya menjadi duduk. Dan kembali memukul punggung kekar suaminya itu.

"Tetsurou!!! Berisik!"

Kuroo tersentak kaget akibat ulah Kenma, dia segera menoleh kepada Kenma dan cengengesan. Seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

Kenma yang menyaksikan itu mendesis pelan. Huh... Mengganggu tidurnya saja.

"Kamu ngapain sih main laptop sampe bunyi gitu? Berisik tau." geram Kenma.

Kuroo memutar badannya. Menjadi menghadap Kenma sepenuhnya kemudian terkekeh pelan. "Maaf, ada kerjaan dadakan."

"Kerjainnya di ruang kerja, dong. Masa di kamar." kesalnya sambil menutup mulutnya yang menguap.

Kenma benar-benar mengantuk.

Mengingat dia baru saja terlelap pukul 03.56 dini hari akibat ulah Kuroo. Dan sekarang baru pukul 06.00 Kuroo sudah berisik dan mengganggu tidurnya.

Ck, benar-benar. Jika saja Kenma tidak menyayangi Kuroo, Kenma pasti sudah menujah perutnya.

"Ntar kalo aku kerjain di ruang kerja kamu nyariin, aja...." ucap Kuroo dengan nada mengejek dan menggodanya.

Kenma memutar bola matanya. "Gak lah! Kalo kamu di sono kan aku jadi bisa tidur!!"

"Aku males sama kamu, udah tau ngantuk juga."

"Maaf maaf, nanti aku bantuin kamu tidur lagi deh..."

Plak

"Sembarangan." kesal Kenma sambil memukul punggung Kuroo.

Sementara sang empu hanya terkekeh dan kembali fokus pada laptopnya.

Kenma hanya diam, memberikan fokus penuhnya pada sang alpha yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Entah mengapa dia ingin menyaksikan Kuroo yang sibuk bekerja ini.

Kenma mengambil bantal yang ada di dekatnya kemudian menaruh bantal itu di pahanya. Tangan kanannya dia letakkan di atas bantal itu untuk menopang dagunya.

"Fokus banget Pak fotografer." ejek Kenma.

Kuroo yang mendengar itu pun menjawab. "Iya dong, biar istri kesayangan gak kelaperan."

Wajah Kenma merona tipis mendengar itu. Ckckck, bisa-bisanya Kuroo berkata seperti itu padahal Kenma ingin meledeknya.

Tak

Kuroo menutup laptopnya kemudian meletakkannya di atas meja nakas. Dia kembali menghadap Kenma yang masih setia dengan posisinya itu.

Mata Kuroo jelalatan, menatap intens tiap bagian tubuh Kenma. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada badan Kenma yang penuh bercak merah keunguan akibat ulahnya.

Ugh... Sangat membangkitkan hasrat.

Kenma yang menyadari pandangan nafsu sang alpha langsung merubah posisi bantal yang tadi ada di pangkuannya menjadi menutupi badannya.

"Udah pagi, gak usah ngide yang aneh-aneh."

Kuroo tersenyum mendengarnya. "Kamu tau gak? Olahraga di pagi hari itu baik buat kesehatan loh!"

Kenma menyipitkan matanya mendengar itu. "Iya, tapi gak olahraga yang ini. Olahraga yang satunya."

"Olahraga tiap orang beda-beda. Dan ini versi aku."

"Jadi... Ayo, sayang..."

Kenma menggerakkan bantal itu untuk menutup setengah mukanya. "Mesum."

Bukannya kesal atau mungkin marah Kuroo malah makin tersenyum. Dia mendekat kepada Kenma. Mencoba menghapus jarak di antara mereka. Mendekatkan kedua wajah mereka, namun Kenma malah memundurkan wajahnya.

"Gak papa, aku kan mesumnya ke kamu doang."

Kuroo berkata sambil terus mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma yang terus menjauh itu. Tangan kirinya bergerak untuk menahan kepala Kenma agar tidak terus mundur dan memberi mereka jarak.

"Tetsu....." Kenma berkata dengan nada kesalnya.

"Iya... Kenapa sayang?" sementara yang di panggil malah sibuk mengagumi ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya ini.

Kuroo menggerakkan tangannya untuk menurunkan bantal yang menghalangi wajah cantik Kenma. Awalnya, bantal itu di tahan seolah tidak mau lepas dari Kenma.

"Sekali, aja...."

Berkat ucapan basi yang terlontar dari mulut Kuroo, Kenma pun membiarkan Kuroo menurunkan bantal itu.

Kenma tahu bahwa itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.

Tetapi, dia tidak bisa menolak Kuroo.

Kenma terlalu menyayanginya.

Kuroo yang menyaksikan itu tersenyum, tangan kanannya membelai lembut tubuh Kenma sehingga membuat sang empu melenguh sesekali.

"Nghhh.. Tetsuh...."

Kuroo tersenyum tipis mendengar suara merdu itu memanggil namanya. Matanya menatap fokus bibir ranum yang sedikit membengkak itu.

Dan tanpa aba-aba dia segera mengecup bibir itu. Kecupan lembut yang singkat. Namun terjadi berulang.

Setelah puas dengan bibir itu, dia kembali menatap wajah Kenma gemas. Netra kuning keemasan yang menatap sayu dirinya seolah berkata berhenti.

Kuroo terkekeh menyaksikan tatapan itu. Dia kembali mengecup bibir mungil itu kemudian mengecup kening sang istri.

"Iya iya... Udah."

Kenma merasa lega mendengar itu.

Meskipun tidak yakin apakah ini benar-benar sudah selesai.

"Mending mandi aja, yuk?" ajak Kuroo dan segera membopong Kenma tanpa menunggu persetujuan sang empu.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang