00.47

439 50 2
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Tok

Tok

Tok

Kenma menatap pintu itu dengan tatapan malas serta datarnya. Tidak ada keinginan untuk membuka pintu rumahnya itu.

Pipinya yang semula sedikit berisi kini malah berubah menjadi tirus. Bahkan kulitnya saja pucat akibat makan tidak teratur. Kantung mata yang menghitam dan mata yang sembab juga menghiasi matanya karena selalu begadang tiap malam sambil menangisi Kuroo.

Iya, Kuroo. Suaminya yang belum juga di temukan oleh tim sar itu.

Tok

Tok

Tok

Kenma mengerjapkan matanya beberapa kali. "Siapa?" suaranya sangat pelan. Benar-benar pelan bahkan nyaris tidak ada yang mendengarnya.

Tok

Tok

Seolah tidak sabar karena Kenma tak kunjung membuka pintu. Kenma dapat mendengar dengan jelas ketukan itu secara terus menerus.

Yang membuat Kenma mau tidak mau harus berjalan dengan lemas demi membuka pintu itu.

Tangan kecilnya meraih gagang pintu kemudian menariknya.

Pintu itu terbuka dan dapat dilihatnya seseorang dengan surai hitam dengan pakaian lusuh yang berdiri di hadapannya.

Kenma mengenalinya.

Sangat mengenalinya.

Dia tahu betul siapa yang ada di hadapannya ini.

Tangannya yang memegang gagang pintu perlahan terjatuh bebas. Matanya memburam menyaksikan orang itu melentangkan tangannya seolah menyuruhnya untuk memeluknya erat.

"T-tet-su?"

"Aku pulang, sayang."

Puk puk

Kenma membuka matanya lebar-lebar ketika merasakan ada yang menepuk-nepuk pipinya dan memanggil namanya.

Di dapatinya Akaashi yang tengah berusaha membangunkannya dari tidur.

"Ken, kamu gak papa?" tanya Akaashi dengan wajah paniknya.

Kenma tidak menjawabnya, dia merubah posisinya menjadi duduk dan menyenderkan badannya pada senderan ranjang.

"Kamu dari tadi manggil-manggil 'Tetsu Tetsu' mulu. Bahkan kamu nangis.." ucap Akaashi dengan lembut.

Kenma tidak berbicara. Dia malah menggerakkan tangannya untuk mengusap ujung matanya. Benar saja, itu basah seperti baru meneteskan sesuatu.

Kenma yang mendengar itu segera menatap Akaashi dengan lekat. Dia langsung mengingat mimpinya beberapa saat yang lalu.

"T-tetsu masih hidup!"

"Dia bener-bener masih hidup!!"

"Shi, kamu percaya, kan sama aku?" tanya Kenma dengan tatapan linglungnya.

Kenma yakin, benar-benar yakin bahwa suaminya ini masih hidup.

Akaashi yang mendengar itu hanya mengangguk kecil. Tidak mungkin dia menjawab bahwa Kuroo telah tiada, kan? Pasti Kenma akan kembali menangis.

Meskipun itu memang kemungkinan terbesarnya, mengingat Kuroo sudah menghilang sejak 3 minggu yang lalu.

"Iya... Kuroo pasti masih hidup."

Kenma mengangguk antusias. "Iya! Dia masih hidup!"

"Dia tadi nyamperin aku! Bahkan dia mau meluk aku tadi!!"

"Aku yakin banget, Shi!!"

Kenma yakin bahwa Kuroo yang datang ke dalam mimpinya itu adalah pertanda bahwa Kuroo masih hidup.

Tapi, lain halnya dengan Akaashi.

Akaashi malah berfikir. Itu adalah arwah Kuroo yang ingin berpamitan pada Kenma.

Mengingat Yaku semalam sudah menelfonnya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya terkejut bukan main dan menyuruh mereka berdua datang menemuinya di kantor.

"Iya..." lirih Akaashi.

Akaashi bingung.

Benar-benar bingung harus merespon seperti apa.

Terlebih dengan kondisi Kenma yang seperti ini. Dia hanya bisa mengiya-iyakan saja.

"Ya udah, kita siap-siap dulu, yuk? Habis itu makan. Kita mau ke kantor Yaku sekarang." ucap Akaashi sambil membantu Kenma berdiri.

Kenma menggeleng pelan mendengar itu. "Aku... Gak mau makan."

Akaashi mendesis mendengar itu.

Sejak Kuroo yang menghilang. Kenma tak pernah mau makan. Jika pun mau hanya dapat tiga suap saja. Itu pun karena Akaashi memaksanya.

Akaashi menggelengkan kepalanya. "Jangan kayak gitu, nanti kalo Kuroo tiba-tiba pulang dan liat kamu kurus kamu emang mau?"

Kenma terdiam mendengar itu. Hm.... Benar juga, ya.

Kenma menggelengkan kepalanya. "Gak! Aku gak mau!"

Akaashi tersenyum mendengar itu kemudian melirik kearah kamar mandi. "Ya udah mandi dulu gih, nanti aku yang nyiapin sarapannya."

Kenma mengangguk dan segera berjalan menuju kamar mandi. Ada sedikit rasa lega di hatinya karena Kuroo yang mendatanginya di dalam mimpi.

Meskipun ia tidak tahu artinya apa. Tetapi tidak masalah.

Karena Kenma yakin.

Benar-benar yakin.

Kuroo pasti bisa bertahan di sana. Sampai tim sar datang menyelamatkannya.

Sudut bibirnya tersenyum kecil memikirkan itu. Dia menggerakkan tangannya untuk mengusap perutnya yang sedikit membuncit itu.

"Papah sebentar lagi pulang, kita harus sabar, ya!"

Kenma berkata dengan lembut. Mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang