Kenma menatap dalam diam kartu hitam yang ada di tangannya yang bertuliskan black card. Dia beralih menatap Kuroo yang tengah duduk di meja makan dan tengah ingin memakan sarapannya.
Sebegitu bingungnya Kuroo ingin memberinya hadiah hingga memberikannya kado black card?
"Tetsu."
Kuroo yang sudah mengambil sendok seketika mengurungkan niatnya untuk makan. Dia menoleh kepada sang istri yang berdiri lumayan berjarak darinya. Alisnya terangkat satu seolah bertanya kenapa istri kesayangannya itu memanggilnya.
Kenma menunjukkan black card yang di pegangnya. "Buat aku?" tanyanya untuk memastikan.
Kuroo terkekeh mendengar itu. "Udah itu doang? Aku kira apaan."
Dia segera menyendok makanan yang tersedia di hadapannya kemudian mengangguk. "Iywa iwtu bu-at kamu."
Kenma melangkah mendekat kemudian duduk di kursi meja makan yang berhadapan dengan Kuroo.
"Kado yang kamu maksud ini?"
Kuroo mengangguk sekali lagi. "Iya, aku bingung mau ngadoin kamu apa. Aku kasih aja itu, buat kamu kalo beli sesuatu."
"Pake aja, jangan sungkan-sungkan."
Kenma menatap kartu yang ada di hadapannya itu. Jujur saja dia sebenarnya terkejut karena Kuroo memberikan kartu ini untuknya. Terlalu berlebihan hanya untuk kado ulang tahun.
"Ini kebanyakan. Aku paling cuman mau beli beberapa barang aja."
Kuroo meraih gelas yang ada di sana kemudian meneguknya hingga habis. "Masa iya mau beli beberapa barang doang? Yang banyak dong."
"Habisin aja duit yang ada di dalem kartu itu."
Plak
Tepat setelah Kuroo berkata seeprti itu, Kenma segera memukulnya dengan kartu yang ada di tangannya.
"Bagus, foya foya kamu!"
Kuroo mengerucutkan bibirnya mendengar hal itu. "Ini namanya nyenengin diri sayang, bukan foya-foya."
"Kamu foya-foya. Udah lah aku balikin aja ini kar-"
"Gak." sela Kuroo.
Kenma yang tadinya ingin berkata sontak langsung terhenti.
"Ini kan kado dari aku. Kok malah kamu balikin." kesal Kuroo.
Kenma menatapnya lembut, mencoba untuk menghilangkan kekesalan suaminya itu. "Tapi ini berlebihan sayang...."
"Enggak itu gak berlebihan, lagian itu bisa kamu pegang buat jaga-jaga juga, kan?"
"Ayolah Ken, terima aja....."
Kenma menghela nafasnya mendengar itu kemudian mengangguk kecil. "Iya iya, aku terima."
"Makasih kadonya."
Kuroo tersenyum tipis ketika menyaksikan Kenma yang berkata dengan rona merah tipis di wajahnya.
"Sama-sama."
Kuroo kembali melanjutkan kegiatannya. Dia menyendok isi piring yang ada di hadapannya lagi. Berniat untuk menghabiskannya sampai tidak tersisa sedikit pun.
"Nanti, aku temenin."
Kenma yang mendengar itu sontak menatap Kuroo yang sedang asyik memakan sarapannya itu.
Sudut bibirnya terangkat tipis membentuk senyuman lembut. "Iya...."
•••••
Kuroo mengerjapkan matanya tak percaya karena tiba di sebuah tempat makan yang cukup mewah. Terlebih mereka telah masuk dan duduk di sana. Pertanda bahwa mereka akan melakukan makan malam di sana.
Setelah pelayan itu pergi meninggalkan mereka, Kuroo langsung berkata kepada Kenma.
"Pstt.... Ken, kita mau makan malem di sini?" tanya Kuroo.
Kenma mengangguk mendengarnya. "Iya."
"Loh? Katanya kamu mau beli barang..."
"Yang itu aku bohong, aku cuman pengen makan malem di luar sama kamu."
Kuroo tertegun mendengar itu. Xubskanskzbk Kenma sangat menggemaskan. Dia sampai memesan tempat makan ini hanya untuk makan malam bersama Kuroo. Sungguh, Kuroo benar-benar gemas pada omeganya ini.
"Iya iya, tapi kenapa kamu gak bilang dari pas di rumah?"
"Surprise!!"
"Kamu yang ulang tahun, masa kamu yang ngasih surprise."
Kenma terkekeh kemudian melipat kedua tangannya di atas meja. "Anggap aja ini traktiran dari aku."
Kuroo ikut terkekeh mendengar itu kemudian dia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Menyaksikan beberapa orang yang sedang melakukan makan malam juga.
Kuroo beralih menatap baju yang ia kenakan, dia hanya mengunakan kaos putih kemudian di lapisi oleh kemeja hitam bercorak putih dan celana panjang.
Kuroo mendesis melihat penampilannya sendiri. Ew... Sangat tidak cocok untuk makan malam di sini. Dia merasa seperti anak buangan saat ini.
Dia beralih menatap Kenma, oke tidak masalah dengan penampilan Kenma. Kenma tetap terlihat elegant ketika mengenakan pakaian apapun.
Kenma yang sadar apa yang Kuroo pikirkan langsung berkata. "Tenang aja, kamu tetep ganteng kok!"
Tidak tahu Kuroo yang terlalu lembek atau memang damagenya yang terlalu besar.
Tetapi perkataan itu berhasil membuat jantung Kuroo berdebar hebat dan wajahnya yang sedikit merona.
"Iya iya makasih aku emang ganteng kok."
Kenma mengangguk mendengarnya. "Iya makanya aku suka."
"Udah ganteng, baik lagi. Serasa menang jackpot." Kenma berkata sambil terkekeh pelan.
Tolong.
TOLONG BAWA KUROO PERGI DARI SINI.
Damage yang Kenma berikan terlalu besar. Terlebih Kuroo yakin bahwa wajahnya memerah akibat terlalu senang atas pujian yang di lontarkan Kenma.
Kuroo mengusap wajahnya, mencoba menenangkan dirinya dan mencoba menyembunyikan dirinya yang salah tingkah akibat ucapan Kenma.
"JIKA INI DI RUMAH KAU PASTI SUDAH KU TERKAM KENMA!!" batinnya berteriak histeris.
"Iya aku tau, ma-"
"Jadi makin sayang sama kamu." Kenma berkata sambil tertawa renyah.
Tangan Kuroo yang tadi dia gunakan untuk mengusap wajahnya perlahan terjatuh bebas akibat Kenma yang tertawa renyah.
Ck, sepertinya dia memang sengaja, ya?
Tetapi...
Tidak papa.
Kuroo menyukai ini.
Dia menggunakan tangan kirinya sebagai topangan untuk dagunya. Iris gelap itu menatap si surai dwi warna yang masih saja terus tertawa renyah itu.
"Iya, aku juga sayang sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
DiversosKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?