00.15

734 122 4
                                    

"Kuroo, kamu ngapain?" Kenma bertanya sambil menuruni deretan anak tangga itu. Menghampiri Kuroo yang tengah duduk di ruang tamu sambil mengelap kamera kesayangannya.

Kuroo menoleh lalu menunjukkan kameranya. "Bersihin kamera... Besok aku kan udah mulai kerja."

Kenma yang baru saja tiba tepat di hadapannya langsung memasang muka sebalnya.

Ayolah, dia bahkan belum sempat bermanja pada suaminya tercinta itu.

"Besok banget kerjanya?"

Kuroo tersenyum jahil mendengar itu. "Iya, kenapa emang? Kamu gak mau jauh dari aku, ya?"

Kenma mengacak kesal surai Kuroo kemudian menggeleng. "Gak lah, bersyukur malah."

Biasa, malu-malu kucing.

Kuroo mengerucutkan bibirnya mendengar itu, dia menoleh pada Kenma yang menduduki sofa yang ada tepat di belakangnya itu. Menatap sang omega dengan tatapan kesal karena mendengar jawabannya.

"Parah banget.... Gak aku beliin apple pai nih..."

Kenma mengangkat satu alisnya heran mendengar itu. "Oh, udah berani ngancem?"

Menyaksikan ekspresi Kenma membuat Kuroo bergidik ngeri, dia segera menggeleng.

"Enggak sayang, enggak..."

Kenma hanya memutar malas bola matanya. Dan memfokuskan pandangannya pada kamera Kuroo. Kamera yang selalu di bawa kemana-mana oleh sang suami.

Ketika Kenma sedang fokus menatap kamera itu. Tiba-tiba saja dia merasakan ada sesuatu yang menyentuh perutnya dan mengusapnya dengan lembut.

Meskipun sentuhan itu sangat lembut dan penuh kasih sayang, itu berhasil membuat Kenma tersentak kaget.

Plak

Kenma menampar tangan suaminya itu cukup kuat, membuat sang empu meringis dan segera menarik tangannya dari sana.

"Aku gak ngapa-ngapain loh... Kok di pukul?" heran Kuroo sambil terus mengusap punggung tangannya.

"Jangan pegang perut aku! Sembarangan banget, mana tangannya kotor habis bersihin kamera." oceh Kenma sembari mengusap perutnya yang rata itu.

Kuroo yang mendengar itu hanya menatapnya kesal. Meskipun di dalam hatinya merasakan kebahagiaan karena Kenma sudah mulai menerima anak itu.

"Iya maaf maaf, gak lagi deh. Besok kalo mau megang perut kamu aku bakalan semprot tangan aku pake disinfektan."

Kenma mengangguk kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ya kan emang harusnya gitu."

Mendengar jawaban itu membuat Kuroo mencubit hidung mungil omeganya itu dengan gemas. "Huu... Dasar."

Kenma menepuk-nepuk tangan Kuroo seolah menyuruhnya untuk melepas cubitan itu. Kuroo yang paham segera melepaskannya dan tertawa renyah.

"Ken, aku laper tau." adu Kuroo sambil menatap lekat iris kuning keemasan itu.

Kenma membalas tatapan Kuroo dengan lembut kemudian mengangkat satu alisnya heran. "Oke, terus?"

"Makan dong...."

"Mau makan apa, sayang?"

Kuroo memutus kontak mata itu. Dia menggerakkan matanya untuk memandangi Kenma dari atas sampai bawah. Kemudian kembali menatap netra kuning keemasan itu dengan tatapan jahil.

Kenma yang paham apa maksud dari tatapan itu sontak memukulnya pelan. "Ngaco kamu."

Kuroo tertawa renyah mendengar itu, "Terserah kamu deh, yang penting kamu yang bikinin."

Kuroo berkata sambil kembali meraih kamera yang ia letakkan di atas meja itu. Dia mengotak atik kamera itu dengan fokus penuh bahkan sampai mengabaikan Kenma yang masih ada di situ.

"Kuroo, kamu kenapa jadi fotografer?" Kenma bertanya sambil menatap fokus Kuroo yang tengah mengotak atik benfs itu.

Kuroo tidak menghentikan kegiatannya, bahkan dia tidak mengalihkan pandangannya. "Aku suka ngabadiin momen."

"Baik itu indah, sedih atau lainnya."

"Aku suka itu, aku pengan mengabadikan semua momen orang-orang. Kayaknya itu alasannya." Kuroo berkata sambil tersenyum.

Setelah itu dia mengarahkan kameranya pada Kenma. Memfokuskan kamera itu pada sang istri. Sementara Kenma malah menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Sekarang, kamu lagi nga-"

Cekrek

"Motret dua orang yang berharga dalam hidup aku." Kuroo berkata sambil menggeserkan kamera yang menghalangi wajahnya. Membuat Kenma dapat melihat jelas senyum hangat suaminya.

Kenma menggelengkan kepalanya kemudian bangkit dari duduknya. Berjalan menuju ke arah dapur dengan perlahan.

Kenma berjalan dengan senyum yang tak kunjung pudar di wajahnya. Hahaha, perkataan Kuroo berhasil membuat perutnya merasa seperti ada kupu-kupu di sana.

Kuroo sangat bisa membuat Kenma bahagia, ya. Bahkan hanya dengan perkataan.

"Kenma."

Kenma berhenti melangkah, kemudian menoleh kebelakang.

Di dapatinya Kuroo yang tengah memegang kamera dengan tangan kanannya. Dan kamera itu berada di dekat wajahnya.

"Say cheese!!!"

Kenma yang mendengar itu terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. Meskipun begitu tangan kanannya bergerak, jari tengah dan telunjuknya terangkat membentuk huruf V. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman manis hingga membuat matanya menghilang.

"Cheese!!"

Cekrek

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang