00.04

1.1K 137 26
                                    

"Kuroo..."

Mendengar suara parau yang memanggil namanya, membuat Kuroo melangkah mendekat menghampiri sumber suara tersebut.

Di pinggir ranjang berukuran king size itu, terdapat Kenma yang tengah duduk menyila sambil mengucek matanya sesekali.

"Kenapa, Ken?"

Kenma berhenti mengucek matanya, dia menatap Kuroo yang sudah berada tepat di hadapannya. "Kamu gak kerja?"

Kuroo menggeleng kecil, "Aku libur."

Mendengar itu membuat Kenma menatapnya dengan tatapan heran. Tumben sekali kekasihnya yang biasanya selalu bekerja sampai lupa pulang ini mendapatkan libur.

"Kok?"

"Aku ambil cuti, buat jagain kamu."

Kenma hanya mengangguk mendengar jawaban itu. Dia memperhatikan kamar Kuroo yang sedikit berantakan itu. Huh... Ini pasti karena Kuroo terlalu sibuk menjaganya beberapa hari terakhir hingga tak sempat membereskan kamarnya sendiri.

Saat ini Kenma sedang berada di rumah kekasihnya, Kuroo tidak memperbolehkannya tinggal di apartemennya sendiri. Takut jika alpha gila itu datang ke apartemennya, mengingat lokasi kejadian itu cukup dekat dari apartemen Kenma.

Ketika Kenma sedang memperhatikan sekelilingnya, tiba-tiba saja ia merasa mual. Kerongkongannya seperti ingin mengeluarkan sesuatu.

Kenma segera menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia berlari kearah kamar mandi dan memuntahkannya di wastafel.

Kuroo yang mendengar suara Kenma yang seperti berusaha memuntahkan sesuatu segera menuju ke kamar mandi. Dia mengusap punggung Kenma dengan lembut dan sesekali menepuknya agar mempermudah mengeluarkan sesuatu dari kerongkongan itu.

Tak lama, Kenma menyalakan keran wastafel itu. Mencuci mulut serta tangannya dan berbalik menatap Kuroo.

"Kamu gak papa? Bagian mana yang sakit?"

Kenma menggeleng mendengar itu, dia malah melentangkan tangannya seolah menyuruh Kuroo memeluknya.

Kuroo yang paham akan hal itu segera memeluk Kenma erat, mengusap punggung kecil itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Kepala aku pusing..." adu Kenma sambil menenggelamkan kepalanya.

Mendengar perkataan itu membuat Kuroo mengusap pelan kepala Kenma. "Nanti aku beliin obat buat kamu biar gak pusing lagi."

"Tapi kamu makan dulu, ya?"

Kenma hanya mengangguk kecil dan melepas tangannya yang memeluk badan kekar Kuroo. Dia mundur satu langkah dan mendongakkan kepalanya menatap lekat wajah kekasihnya yang terlihat khawatir akan keadaannya.

Ujung bibirnya terangkat, membentuk seulas senyuman hangat seolah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Kuroo menghela nafas menyaksikan senyum itu. Senyum yang sedikit di paksakan oleh sang kekasih.

"Kenma, kita pindah aja yuk dari sini?"

Senyum itu perlahan pudar dari wajahnya. Tergantikan dengan raut heran yang penuh tanda tanya.

"Kenapa? Kok kamu tiba-tiba ngajakin pindah?"

"Tempat ini gak sehat, kamu gak bakalan sembuh kalo terus ada di sini."

Kuroo menuntun tangannya untuk menggenggam tangan mungil yang terasa dingin itu. "Yuk, kita pindah aja."

Badannya gemetaran mendengar ajakan Kuroo. Penglihatannya memburam. Dadanya terasa sesak.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang