Awalnya Kenma tidak tahu apa maksud dari 'di sambar petir di siang bolong'. Tetapi, kini dia mengetahuinya.
Jadi.... Ini yang di namakan di sambar petir di siang bolong.
Seperti ini rasanya.
"Dan itu pesawat yang kita tumpangi."
Otaknya seketika kosong mendengar penuturan Yaku. Dadanya terasa sakit. Jari jemari tangan dan kakinya terasa sangat dingin bahkan hampir ingin beku.
Bibirnya terbuka kecil mendengar perkataan Yaku. Kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri, mencoba menyangkal apa yang Yaku katakan.
"Bo-hong?"
Kenma menatap Yaku dengan tatapan linglung dan paniknya. "Bohong, kan?"
"Yaku, bilang ke aku kalo kamu lagi bohongin aku!"
"Iya, kan?" Kenma bangkit dari duduknya dan menatap Yaku tidak percaya.
Yaku tidak merespon apapun. Dia hanya diam, bingung ingin merespon seperti apa.
Karena Yaku tak kunjung merespon, Kenma beralih menatap Lev. "Lev, ini bohong, kan?"
"Lev, ayo bilang kalo ini bohongan doang, kan? Ini cuman salah satu projek kalian doang, kan? Merekam orang yang panik. Iya, kan? Itu projek kalian, kan?"
"Kenma-san," Lev mendongakkan kepalanya menatap Kenma dengan tatapan sendunya. "Kita gak ada projek kayak gitu."
Kaki Kenma terasa lemas sekarang. Bahkan kakinya tidak bisa menopang bobot tubuhnya sehingga membuatnya terduduk kembali di sofa itu. Kepalanya pusing tepat setelah Lev mengatakan itu.
"Ini beneran."
"Pesawat Yaku dan Kuroo-san tumpangi mengalami kecelakaan." ulang Lev.
"Gak-gak mungkin!! Maksud aku—"
"Yaku ada di sini loh! Yaku juga ikut naik di pesawat itu, kan? Tapi kenapa Yaku ada di sini?!" tanya Kenma.
"Aku di selametin tim sar."
"Aku udah suruh mereka buat nyari Kuroo selama 4 hari belakangan ini."
"Tapi mereka gak bisa nemuin Kuroo."
Kenma menggeleng tak percaya. Pemandangannya memburam mendengar perkataan itu.
"G-gak!! G-gak mungkin Yaku!! Gak mungkin!!"
"Kuroo-K-kuroo... Dia gak mungkin mati, kan? Iya, kan?"
"Aku harap juga gitu Ken, aku juga gak mau Kuroo mati." ucap Yaku dengan jujur.
"Tapi kamu tenang aja, tim sar bakalan nyari Kuroo lagi sampe dia ketemu. Aku janji." yakin Yaku.
Air mata Kenma mengalir bebas ketika mendengar itu.
Pantas saja.
Pantas saja Kuroo tidak mengabarinya.
Pantas saja Ryo melarang Kenma untuk datang ke tempat Kuroo.
Pantas saja Ryo menangis tersedu-sedu sambil memanggil Kuroo.
Ryo sudah memperingatinya.
Tetapi kenapa Kenma tidak sadar?
Jika saja...
Jika saja hari itu dia tidak mengizinkan Kuroo pergi. Kuroo pasti ada di sini.
Jika dia melarangnya, Kuroo pasti masih ada di sini sambil bercanda ria bersamanya
Jika saja...
Jika saja...
"H-hiks... Hiks... T-tetsu.." Kenma menangis sambil memanggil nama suaminya di sela-sela isakannya.
Membuat Yaku tidak tega menyaksikan itu.
Terlebih, di posisi Kenma yang saat ini sedang mengandung.
Sial, ini pasti sangat berat baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
AcakKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?