Hiroko menatap heran perut Kenma yang sudah sedikit membesar itu. Dia menatap dengan tatapan penuh tanya seolah bertanya mengapa perut Mamahnya bisa sebesar itu?
Anak yang berusia ±3 tahun itu menatap Kenma dan berkata.
"Mama kok pelutnya endut?"
Hiroko bertanya sambil menatap Kenma dengan polos. Kenma yang tadinya sedang membuat kopi untuk Kuroo sontak menghentikan kegiatannya dan menatap Hiroko yang berada di sebelahnya.
Dia tersenyum dan berkata. "Di perut Mamah ada dede bayinya."
"Dede?"
Kenma mengangguk dan menekuk kedua lututnya agar menyamakan dengan tinggi Hiroko.
"Iya, ada dede Hiro di dalem sini.." ucap Kenma dengan lembut.
Hiroko diam beberapa saat kemudian mengangguk. "Dede bayi buat Hilo?"
Kenma terkekeh dan mengusap surai hitam putranya. "Iya, buat Hiro. Hiro mau punya dede?"
Hiroko menganggukkan kepalanya tiga kali. "Mau!! Mau!! Hilo mau punya dede!!"
"Tunggu, ya.... Sebentar lagi dedenya keluar."
Hiroko kembali mengangguk dan mendekat kepada Kenma lalu memeluknya.
Kenma tertawa kecil menyaksikan Hiroko yang tiba-tiba memeluknya. Dia mengusap lembut punggung putra sulungnya yang sebentar lagi akan menjadi Kakak itu.
"Ada apa nih? Kok tiba-tiba pelukan gini Papah gak di ajak...."
Ketika mereka sedang asik berpelukan tiba-tiba saja Kuroo muncul dengan pakaian yang sudah rapih seolah sudah siap untuk bekerja.
Hiroko melepas pelukannya kemudian menatap Papahnya itu. "Mama punya dede!!"
Kuroo yang mendengar itu sedikit terkejut. "Eh.... Hiro tau dari mana Mama punya dede?"
"Pelut mama ndut... Ada dede di ana!!" Hiroko berkata sambil tersenyum riang.
Kuroo yang menyaksikan itu tertawa pelan dan tanpa aba-aba segera menggendong putra kecilnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Hahaha... Hiro sebentar lagi ada temennya!! Yey!!"
Hiroko yang diangkat tinggi-tinggi itu tentu saja senang bukan main. Dia hanya merespon perkataan Kuroo dengan tawa gembiranya.
Kenma yang menyaksikan dua orang kesayangannya itu hanya menggeleng maklum. Dia kembali berdiri dan mengusap perutnya yang sudah membesar itu.
Kandungannya berusia 7 bulan saat ini.
Setelah puas mengangkat Hiroko tinggi-tinggi kini Kuroo menggendongnya dan mencium dengan gemas pipi mulus putranya itu berkali-kali.
"Hiro wangi banget..... Papah gigit mau gak?" tanya Kuroo sambil asyik mencium pipi putranya.
Ketika Kuroo ingin mendaratkan ciuman lagi, Hiroko menahan pipinya. Tentu saja itu membuat Kuroo terheran-heran.
"Nda mau.... Nati kelual dalah."
Kuroo terkekeh mendengar itu dan kembali mencium Hiroko. "Ya udah gak Papah gigit, Papah cium aja."
Sehabis mencium Hiroko dia menggendongnya seperti biasa kemudian beralih menatap Kenma. Memperhatikan dengan intens penampilan omeganya yang tengah berbadan dua itu.
"Kamu cantik ih kalo lagi hamil." goda Kuroo sambil melangkah mendekat pada Kenma.
Kenma yang mendengar itu sontak memukul lengan Kuroo pelan. "Jadi kalo gak hamil aku gak cantik?"
"Gak gitu dong, mau kamu hamil atau pun gak hamil tetep cantik di mata aku." Kuroo berkata sambil mencium singkat pipi Kenma.
"Anak kita gimana? Bandel gak di dalem sana?" Kuroo menggerakkan tangan kirinya untuk mengusap perut Kenma.
Kenma mengangguk kecil. "Iya, dia gak mau diem. Nendang-nendang mulu."
"Hahaha bagus berarti anak kita aktif, kayak Papahnya."
Kenma memutar bola matanya malas. "Semuanya aja kayak kamu."
Kuroo terkekeh kemudian menurunkan Hiroko dari gendongannya. Dia mengambil kopi yang tersedia di sana dan meneguknya habis dengan cepat.
Sehabis meneguk kopi itu dia mengecup dahi Kenma singkat. "Ya udah aku kerja dulu ya sayang..."
Kenma mengangguk. "Hati-hati."
Kuroo mengangguk sebagai jawaban kemudian beralih menatap Hiroko yang tengah berdiri tegap sambil menatap mereka berdua.
Kuroo sedikit membungkuk pada Hiroko dan berkata. "Papah kerja dulu, ya!! Hiro di rumah, jagain Mamah sama dede bayi!!" dia berkata sambil menyodorkan telapak tangannya seolah menyuruh Hiro bertos ria dengannya.
Dan tentu saja Hiroko melakukannya.
Plak
"Ote!!" Hiroko berkata sambil menepuk kencang tangan Papahnya itu.
Kuroo tersenyum dan mengacak surai Hiroko. "Pinter, ya udah Papah berangkat."
Hiroko mengangguk.
Kuroo berbalik ke arah Kenma seolah menunggu sesuatu.
Kenma menggelengkan kepalanya dan mendekat pada Kuroo kemudian mengecup singkat bibirnya.
"Hati-hati Tetsu." ulangnya.
Kuroo mengangguk dengan semangat dan mulai meninggalkan Hiroko dan juga Kenma. "Siap, sayang!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
DiversosKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?