00.43

489 46 0
                                    

"Papa!! Papa!! Huaaa hiks hiks Papa!!!"

Kenma yang menyaksikan Ryo sedang terduduk bebas di tanah sambil menangis histeris dan berteriak Papah secara berulang. Sontak menghampirinya.

Dia jongkok tepat di hadapan Ryo lalu mengelap air mata yang membasuhi pipinya.

"Kamu kenapa?" Kenma bertanya sambil berusaha menenangkan Ryo agar tidak menangis.

Tetapi, bukannya mereda tangisannya malah makin menjadi.

"Huaaaa Papa Pa-hiks-pa hiks hiks hiks."

"Papa!! Iyo mau ama Papa!! Hiks hiks hiks." anak itu menangis sambil menunjuk ke belakang Kenma.

Kenma yang menyaksikan itu tentu saja panik. Dia mengusap surai pirang itu dengan lembut, berharap bahwa itu bisa meredakan tangisannya.

"Papa!! Papa!! Huaa hiks hiks..."

Kenma makin bingung di buatnya.

Kenapa?

Kenapa dia selalu memanggil Papah? Dia ingin bertemu dengan Kuroo?

Tetapi, mengapa dia selalu menunjuk ke belakang Kenma?

Kenma menoleh ketika memikirkan itu. Dan di dapatinya sebuah laut yang cukup luas yang terbentang luas di belakangnya. Matanya bergerak kesana kemari mencoba mencari keberadaan Kuroo agar bisa menenangkan anaknya itu.

Namun, hasilnya nihil.

Kenma mendesis pelan, dia kembali menoleh dan menatap Ryo yang masih setia menangis sambil terus memanggil-manggil Papahnya.

Kenma tidak tahu harus berbuat apa.

Ini pertama kalinya.

Benar-benar pertama kalinya Kenma menyaksikan anak kecil menangis histeris di hadapannya.

Dan Kenma tidak tahu.

Bagaimana cara menenangkan anak kecil yang menangis?

Penglihatannya perlahan memburam akibat melihat Ryo yang menangis tanpa henti di hadapannya itu. Dia rasa dia ingin menangis.

Menangis sambil mengutuk dirinya yang tidak bisa menenangkan Ryo.

KRINGGGGGG

Kenma membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar suara alarm handphonenya yang berbunyi tepat di telinganya. Dia merasakan ujung matanya yang basah.

Kenma rasa, dia menangis pada saat tertidur akibat mimpi itu.

Kenma mengusap air mata yang keluar dari ujung matanya, dia meraih handphonenya kemudian mematikan alarm.

Setelah mematikan alarm dia mengubah posisinya menjadi duduk sambil menatap lurus ke depan.

Mimpi yang sangat jelas.

Bahkan tangisannya sangat menyayat hati.

Membuat Kenma merasa sesak saja.

Tangannya perlahan bergerak untuk mengusap perutnya sendiri. Mencoba menenangkan dirinya dan melupakan semua mimpi itu.

Iya, benar.

Lebih baik di lupakan saja.

Lagi pula mimpi hanyalah bunga tidur.

Kenma mengangguk memikirkan hal itu. Pada saat dirinya sudah merasa sedikit tenang. Dia menatap Kuroo yang masih tertidur pulas di sebelahnya.

Dia segera menggerakkan tangannya dan menepuk-nepuk pelan pipi Kuroo. "Tetsu... Bangun."

Tidak ada sautan dari sana.

"Sayang... Ayo bangun, kamu harus ke Paris, kan hari ini?"

Kenma menghela nafasnya kemudian mengusap lembut surai hitam acak-acakan itu. "Tetsurou, bangun....."

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang