"Kenma, aku pulang." Kuroo berkata sambil membuka pintu rumahnya itu.
Di dapatinya rumah yang sudah gelap dan juga sepi seolah tidak ada penghuni. Ya... Kuroo memaklumi hal itu. Mengingat ini pukul 02.00 dini hari. Sudah pasti Kenma tidur dan sudah bermimpi indah.
Terlebih, Kuroo tidak boleh mengizinkannya begadang.
Kecuali dalam beberapa hal.
Kuroo mengabaikan rumahnya yang sepi itu. Dia mengunci pintu besar itu kemudian berjalan menuju kamarnya. Berniat untuk tidur atau mungkin kembali menabung.
Kuroo tersenyum geli memikirkan itu. Oke, stop berfikir seperti itu. Itu keterlaluan.
Tetapi.... Satu minggu ini Kuroo sudah jarang menabung.
Bukankah itu tidak baik?
Bagaimana bisa dapat hasil yang memuaskan jika menabung saja tidak rajin.
Kuroo mengerucutkan bibirnya memikirkan hal itu. Ingatannya tentang Kenma yang menolaknya untuk melakukan hubungan badan kembali terputar.
Belakangan ini, Kenma selalu menolaknya dengan alasan.
Malas, capek, pusing, gak mood.
Membuat Kuroo muak tetapi juga kasihan dan tidak tega.
Kuroo tidak boleh mementingkan hasratnya saja. Dia juga harus memikirkan perasaan Kenma. Jangan sampai karena hasratnya itu membuat perasaan Kenma jadi tak karuan.
Ckck, jangan sampai benar-benar jangan sampai.
Kuroo tiba di depan pintu kamarnya dan dia memegang gagang pintu itu.
Entah kenapa ia mengingat tentang beberapa kejadian tidak mengenakan beberapa bulan yang lalu.
Sudut bibirnya terangkat kecil membentuk senyum tipis. Ini bukan senyum orang yang menyukai kejadian buruk itu. Sama sekali bukan. Ini adalah senyum yang penuh kebanggaan karena Kenma telah bertahan sampai saat ini.
Kenma hebat, benar-benar hebat.
"Aku rasa, aku harus memberikannya hadiah." Kuroo berkata sambil tertawa pelan dan segera mendorong pintu itu.
DOR!!
"Happy birthday Pak fotografer!!"
Suara balon yang di letuskan dan suara Kenma menggema memenuhi kamar itu. Membuat Kuroo terdiam akibat terkejut.
Hari ini, Kuroo ulang tahun, ya?
"Hahahaha." Kuroo tertawa ringan memikirkan hal itu.
Ah, benar. Hari ini dia berulang tahun.
Kenma yang menyaksikan Kuroo tertawa ikut tertawa kecil dan perlahan mendekat pada Kuroo sambil memegang kue tart di kedua tangannya.
Tawa Kuroo tergantikan oleh senyum bahagianya. Ketika Kenma berhenti di hadapannya dia segara mengusap lembut surai dwi warna halus itu.
Kenma mendongakkan kepalanya untuk melakukan kontak mata dengan Kuroo. "Tiup dulu lilinnya dong..."
Kuroo berhenti mengusap surai itu kemudian mengangguk kecil dan segeta meniup lilin yang ada di hadapannya itu.
Kenma tersenyum ketika lilin di hadapannya itu telah padam.
Kuroo mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma. Membuat jarak di antara keduanya perlahan menghilang.
Cup~
Kecupan singkat.
Benar-benar singkat.
Kuroo menjauhkan wajahnya dan menatap Kenma lekat. Kenma juga melakukan hal yang sama menatap Kuroo dengan sama lekatnya seolah berkata lewat kontak mata.
Tanpa keduanya berkata, pun.
Mereka sudah tahu jika mereka mencintai satu sama lain.
Tetapi...
"Aku cinta kamu."
Kuroo suka—sangat suka mengatakan itu.
"Aku juga cinta kamu."
Terlebih mendengar jawaban Kenma yang selalu sama setiap dia mengucapkan tiga kata itu.
Kuroo tersenyum dan mengacak surai itu beberapa saat hingga akhirnya tangannya terulur tepat di hadapan Kenma seolah meminta sesuatu.
Kenma yang menyaksikan itu mengangkat satu alisnya. Mencoba pura-pura tidak tahu kenapa suaminya ini menyodorkan tangannya.
"Kenapa nih?"
"Kado aku mana?"
Kenma menggeleng mendengar itu, dia meletakkan kue itu pada meja yang ada di dekatnya kemudian meraih sebuah kotak persegi panjang yang ada di sana lalu menaruhnya di telapak tangan Kuroo.
Kenma melipat kedua tangannya di belakang badannya. Mengusap pelan tangannya sendiri untuk menenangkan dirinya.
Kenma takut.
Takut jika Kuroo tidak menyukai kado pemberiannya.
Meskipun itu mustahil karena Kuroo menyukai apapun yang Kenma berikan.
Senyum Kuroo makin mengembang ketika menyaksikan kotak itu ada di tangannya dia segera membukanya dengan lembut dan mengeluarkan isinya.
Alisnya terangkat satu ketika mendapati sebuah kertas di dalam sana. Membuatnya melirik Kenma sekilas hingga akhirnya kembali menatap kertas itu.
Kornea matanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan lincah, membaca kata demi kata yang tertulis di sana. Senyumnya yang tadi terukir di wajahnya perlahan memudar. Raut wajahnya kini makin serius ketika tangannya terus menggerakkan kertas itu keatas yang menandakan bahwa Kuroo sudah sampai di bagian akhir.
Menyaksikan itu membuat dada Kenma berdebar hebat. Terlebih dengan ekspresi Kuroo yang sangat serius itu. Benar-benar membuat Kenma berdebar. Bahkan tangannya saja sampai mendingin.
Kuroo menyingkirkan kertas itu dari hadapannya dia menatap Kenma dengan tatapan tak percayanya. Pandangannya perlahan turun menyusuri tubuh Kenma hingga akhirnya terpaku pada perut Kenma yang tertutup baju itu.
Usaha tidak mengkhianati hasil.
Tidak sia-sia Kuroo rajin menabung, karena sekarang dia mendapatkan hasil yang memuaskan atas kegiatannya itu.
Tangannya bergerak menunjuk perut Kenma. "Kamu hamil?"
Ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman manis dan bahagia. Surai dwi warna itu bergerak ke atas ke bawah mengiyakan apa yang alphanya itu katakan.
"Iya, aku hamil."
Senyum gembira terukir di wajah si surai hitam dia segera mendekat kepada Kenma lalu memeluknya erat.
"Hahaha aku bakalan jadi Papah!! Hahaha!!" Kuroo berkata sambil memeluk Kenma dengan erat dan menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri saking bahagianya.
Kenma ikut tertawa mendengar perkataan Kuroo. Hahaha, tidak sia-sia dia cek ke dokter tadi pagi karena belakangan ini dia selalu pusing dan mual. Dan betapa beruntungnya dia karena ternyata itu semua terjadi karena dia kembali hamil.
Tentu saja kali ini adalah anak dari alpha kesayangannya itu.
Kenma memeluk Kuroo erat. Ikut merasakan kebahagiaan yang Kuroo rasakan.
Kuroo melepaskan pelukannya dan memegang bahu Kenma. Menatapnya lembut dan penuh dengan kasih sayang.
"Makasih!! Tahun ini kadonya indah banget!" ucap Kuroo dengan senyum yang tak kunjung pudar di wajahnya.
Kenma hanya bisa mengangguk mendengarnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa saking senangnya melihat reaksi Kuroo.
Hahaha, sepertinya Tuhan mempercayai mereka untuk merawat malaikat kecilnya sekali lagi, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
RandomKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?