00.45

418 45 2
                                    

Kenma menatap bingung handphonenya yang menampilkan room chatnya dengan Kuroo. Sudah 4 hari sejak Kuroo berangkat menuju Paris. Tetapi dia tak kunjung menghubungi Kenma.

Awalnya, Kenma berfikir di sana tidak ada sinyal. Dan Kuroo akan menghubunginya di lain hari.

Tetapi... Hari-hari lainnya telah berlalu. Namun dia tak kunjung menerima kabar dari suaminya itu.

Tentu saja Kenma sedikit—sangat panik memikirkan ini. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Kuroo?

Kenma menekan logo telfon yang ada di sana. Dia kembali menghubungi Kuroo. Meskipun Kuroo tidak mengangkat dan hanya ada suara operator yang berbunyi.

"Nomor yang anda tuju, tidak dapat di hubungi. Cobalah beberapa saat lagi."

Itu yang selalu Kenma dengar sejak beberapa hari terakhir.

Ayolah, Kenma tidak ingin mendengar itu. Dia ingin mendengar suara Kuroo, suaminya.

Kenma mematikan handphonenya. Dia menggeletakkannya di atas meja. Tangannya dia gerakkan untuk mengusap perutnya yang sedikit terasa sakit. Huh... Ini pasti karena dia terlalu banyak pikiran.

"Maaf, ya... Mamah lagi khawatir sama Papah kamu."

"Dia gak ngabarin kita sejak beberapa hari yang lalu." lirih Kenma sambil terus mengusap perutnya.

Hingga akhirnya rasa sakit itu perlahan mulai menghilang.

Tok

Tok

Tok

Kenma yang mendengar pintunya di ketuk segera melangkahkan kakinya untuk berjalan kearah pintu.

"Sebentar!!"

Ucapnya dengan suara yang cukup tinggi agar bisa terdengar oleh tamunya.

Setibanya di depan pintu. Kenma segera meraih gagang pintunya lalu membukanya.

Di dapatinya sepasang kekasih yang ada di hadapannya.

Membuat Kenma menyerngit heran. "Yaku, Lev?"

Ya, sepasang kekasih itu adalah Yaku dan Lev. Yaku, atasan Kuroo. Dan Lev adalah salah satu modelnya.

Dan yang membuat Kenma heran adalah....

Mengapa Yaku ada di sini?

Bukankah seharusnya dia ada di Paris bersama Kuroo?

Apakah Kuroo membohonginya tentang Paris?

Tidak, Kuroo tidak mungkin seperti itu.

Meskipun penasaran dia tidak menanyakan hal itu. Dia malah menyuruh Yaku dan Lev masuk terlebih dahulu dan duduk di sofa ruang tamu.

Kenma datang dari arah dapur sambil membawa sebuah nampan yang berisikan minuman serta beberapa makanan. Dia meletakkannya di atas meja dan segera duduk di hadapan dua orang itu.

Yaku tersenyum karena Kenma menjamunya dengan baik. Kemudian dia memperhatikan Kenma dengan intens hingga pandangannya tertuju pada perut Kenma yang sedikit membesar itu.

"Aku denger, kamu lagi hamil?" tanya Yaku.

Kenma yang mendengar itu tersenyum tipis dan mengusap perutnya. "Iya, kamu tau dari mana, Yaku?"

"Kuroo selalu membicarakan hal itu di kantor."

Lev yang mendengar itu mengangguk. "Iya benar! Kuroo-san sangat bersemangat. Bahkan selalu mengatakannya setiap saat kalo Kenma-san lagi hamil." timpalnya.

Kenma terkekeh geli mendengar kelakuan suaminya itu. Ckckck, sepertinya Kuroo sangat senang dan bersemangat, ya atas kehamilan Kenma.

"Udah berapa bulan?" tanya Yaku.

"4 bulan."

Yaku mengangguk-anggukan kepalanya kemudian dia mengerling ke arah Lev yang sedang memakan jamuan yang Kenma sajikan.

Yaku yang menyaksikan itu mendesis pelan.

Ck, bisa-bisanya.

Kenma yang sadar akan gelagat Yaku hanya menggelengkan kepalanya kemudian dia teringat sesuatu.

Mengapa Yaku ada di sini?

"Yaku, bukannya kamu harusnya ada di Paris, ya sama Kuroo sekarang?" tanya Kenma dengan tampang herannyam

Yaku yang sedang menatap Lev langsung mengalihkan pandangannya menjadi menatap Kenma. Bahkan Lev yang sedang asyik makan saja sampai menghentikan kegiatannya.

"Ya, harusnya memang seperti itu." Yaku menjawab dengan intonasi yang rendah.

"Kenma, kamu gak liat berita di tv atau handphone?"

Alis Kenma terangkat satu mendengar itu. Belakangan ini dia sangat jarang melihat berita, karena memang tidak tertarik.

Dia menggelengkan kepalanya. "Enggak, ada apa emangnya di berita?"

Yaku mendesis pelan mendengar itu. Dia memejamkan matanya seolah berfikir keras.

Ini sangat sulit.

Benar-benar sulit.

Bagaimana cara memberitahukannya pada Kenma?

Yaku menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan.

Dia menatap Kenma dengan tatapan serius bercampur sendu. Membuat yang di tatap terheran bukan main.

"Hari itu ada pesawat yang ngalamin kecelakaan."

"Kecelakaan itu makan korban jiwa cukup banyak." Yaku berkata sambil menatap Kenma lekat.

"Dan itu adalah pesawat yang kita tumpangi."

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang