00.34

547 48 0
                                    

Kenma berjalan santai ketika mendengar pintu rumahnya itu di ketuk berkali-kali. Tentu saja yang mengetuknya adalah suami tercintanya yaitu Kuroo.


Setibanya di depan pintu. Dia segera meraih gagang pintu itu dan menariknya.

Pintu itu terbuka, dan tepat setelah pintu itu di buka Kuroo langsung memeluk Kenma erat. Menenggelamkan wajahnya pada bahu mungil sang omega.

Kenma yang menyaksikan sikap aneh Kuroo tentu saja terheran. "Kenapa Tetsu? Kok tiba-tiba kayak gini?"

Kuroo mengangkat wajahnya yang ia tenggelamkan itu, menggunakan bahu Kenma sebagai penopang wajahnya. Netra gelap itu memancarkan tatapan kesal akibat kejadian di kantor tadi.

"Yaku gak jelas. Masa dia bilang hasil foto aku jelek!!"

Alis Kenma bertaut mendengar itu.

Tumben sekali atasannya itu berkata seperti itu?

Kuroo bukan orang yang mudah tersinggung. Tetapi, jika ada yang mengatakan bahwa hasil fotonya jelek dia pasti akan langsung mengadu pada Kenma. Bahkan ngambek dan nyumpah serapahin orang yang ngomong kayak gitu.

"Kok? Tumben amat Yaku bilang kayak gitu."

Kuroo menggeleng kecil. "Gak tau!! Padahal tadi dia sendiri yang nyuruh aku buat milih baju buat model sama fotoin mereka. Eh dia malah bilang hasilnya jelek."

"Kamu gak sesuai tema kali fotoinnya?" Kenma berkata sambil menatap wajah Kuroo yang masih tampak kesal itu.

Kuroo menggeleng untuk membantah perkataan sang istri. "Enggak!! Gak mungkin gak sesuai. Orang temanya aja 'kekinian' udah pasti sesuai!!"

"Aku males sama Yaku. Boss gak tau diri, mentang-mentang udah jadi boos bilang hasil foto aku jelek seenaknya."

"Liat aja, nanti kalo aku resign bangkrut tuh agensinya."

Kenma tersenyum kecil mendengar Kuroo yang terus mendumel itu. "Loh? Kamu mau resign dari sono?"

"Kalo dia bilang hasil foto aku jelek ya aku resign."

"Terus kita mau bertahan hidupnya gimana, hm?"

Kuroo menggerakkan tangannya. Menangkup pipi omeganya itu. Menatapnya dengan tatapan gemas dan juga kesal. "Skill aku bagus, agensi lain pasti bakal mau rekrut aku."

Kenma terkekeh mendengar itu. Tangannya meraih tangan Kuroo yang menangkup pipinya.

"Iya iya, aku percaya skill kamu bagus. Tapi gak usah sampe resign dong. Masa kayak gini doang kamu mau resign."

"Salah Yaku sendiri!!"

"Gak usah di dengerin, potretan kamu tetep bagus kok hasilnya di mata aku!" Kenma berkata sambil tersenyum.

Kekesalan yang tadinya menggebu-gebu di dalam diri Kuroo perlahan mulai menghilang ketika menyaksikan senyuman manis itu.

Ckck, damagenya sangat berasa.

"Makasih....." ucap Kuroo dengan pelan.

Kenma hanya mengangguk kemudian mempersilahkan Kuroo masuk. Sampai tidak sadar jika mereka sedari tadi masih berdiri di depan pintu.

"Mandi dulu, habis itu makan." ucap Kenma sambil mengintili Kuroo dari belakang.

"Habis makan, main." Kuroo berkata dengan cepat dan setelah itu berlari masuk menuju kamarnya.

Kenma yang mendengar itu hanya mengendus sebal. Dia melangkah menuju dapur. Berniat untuk menyiapkan makanan untuk suami tercintanya itu.

Namun, ketika dia baru berjalan 1 langkah. Dapat di lihatnya ada sebuah kertas yang cukup tebal tergeletak di sana. Seperti kertas foto.

Kenma yang menyaksikan itu terheran dan segera mengambil kertas itu untuk melihatnya.

Dan betapa terkejutnya Kenma melihat itu.

Terdapat dua orang yang terlihat seumuran dengannya dan juga Kuroo. Satu seorang bersurai pirang yang mengenakan kaos putih di lapisi oleh jaket kotak-kotak. Dan jangan lupakan celana bewarna coklat bercorak batik. Oh tidak lupa tangan kanan yang memegang sebungkus rokok. Sementara orang yang satunya adalah lelaki bersurai cokelat dengan tindik di hidungnya, dan dengan menggunakan sweater bercorak pisang yang cukup banyak. Dan keduanya mengenakan sepatu dengan motif catur.

Kenma mendesis menyaksikan itu.

Sial. Dia tahu mengapa Yaku mengatakan bahwa hasil foto Kuroo itu jelek.

"Wajar Yaku bilang hasilnya jelek..." gumamnya.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang