00.19

627 113 3
                                    

Kenma berjongkok ketika dia baru saja tiba di bandara. Badannya benar-benar pegal karena 3 jam nonstop hanya duduk di pesawat.


Ini semua berkat ulah suaminya itu.

Kenma mengendus, dia melirik kearah Kuroo yang baru saja tiba sehabis mencari taxi untuk mereka pergi ke hotel.

"Aku udah dapet taxinya, yuk kita ke hotel!" Kuroo berkata dengan senyum manis dan tidak bersalahnya itu.

Kenma menggerakkan tangannya ke arah Kuroo, seolah menyuruhnya untuk membantunya berdiri.

"Bantuin, aku capek."

Kuroo terkekeh mendengar itu, alih-alih membantu Kenma. Kuroo malah berjongkok dan memberikan punggungnya pada Kenma.

"Aku gendong aja, ya."

Kenma yang sudah kelelahan itu tentu saja tidak menolaknya tanpa berkata apapun dia menaiki punggung kekar suaminya itu dan melingkarkan tangannya di leher Kuroo.

"Ayo."

Kuroo yang mendengar itu segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kearah taxi, mengabaikan pandangan orang yang menatap mereka heran.

"Kamu emang gak capek?" Kenma bertanya sambil menopang dagunya dengan bahu Kuroo.

"Enggak, aku kan udah biasa."

Kenma yang mendengar itu hanya mengerlingkan pandangannya dan menenggelamkan wajahnya pada punggung Kuroo. Menghirup dalam-dalam aroma maskulin milik suaminya itu.

"Kamu wangi."

Kuroo terkekeh mendengar itu, "Iya dong, biar kamu suka sama aku."

"Nanti kalo ada omega lain yang suka sama kamu gimana?" cicit Kenma.

Kuroo makin terkekeh mendengar itu. Hahaha, Kenma sepertinya takut kehilangan Kuroo, ya?

"Gak bakal dong. Aku kan cuman punya kamu."

Kuroo berkata sambil membuka pintu penumpang taxi itu.

Kenma tidak menjawab, dia malah menepuk pundak Kuroo pelan. "Aku mau masuk sendiri."

Kuroo mengangguk, dia menurunkan Kenma dari gendongannya itu secara perlahan seolah takut Kenma dan calon bayinya itu terluka.

Tanpa berterimakasih Kenma segera memasuki taxi. Kuroo yang menyaksikan itu hanya menggelengkan kepalanya dan tak lama dia ikut masuk kedalam sana.

"Ayo Pak jalan."

Supir itu mengangguk ketika mendengar perkataan Kuroo dan segera menjalankan taxinya.

Kenma menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Dia menyenderkan kepalanya pada bahu Kuroo.

Kuroo yang menyadari hal itu tentu saja langsung merangkul Kenma dan membuat jarak mereka terhapus.

"Capek, ya? Maaf, ya sayang..."

Kenma yang mendengar ucapan suaminya itu hanya mengangguk kecil. Dan menutup matanya. Kemudian masuk ke alam mimpinya.

•••••

Kenma telah selesai membersihkan badannya. Dia kembali merebahkan badannya yang masih terasa pegal itu.

Huh, untung saja dia tiba ke hotel lebih cepat dari perkiraannya.

Matanya mengerling, memperhatikan tiap sisi kamar hotel itu. Dan kembali menatap fokus langit-langit kamarnya.

"Kuroo lama gak, ya?"

Lama?

Memangnya Kuroo sedang apa?

Tentu saja Kuroo sedang bekerja, ketika tiba di hotel Kuroo hanya sempat meneguk segelas air dan setelah itu segera pergi untuk memotret modelnya itu di salah satu pelabuhan yang ada di sana.

Krukkkkk

Ketika sedang memikirkan itu tiba-tiba saja perutnya mengeluarkan bunyi yang cukup keras. Membuat Kenma mengalihkan pandangannya menjadi menatap perutnya yang rata itu.

Sudut bibirnya terangkat kecil membentuk seulas senyum tipis, tangannya bergerak untuk mengusap lembut perutnya itu.

"Kamu laper, ya?"

Dia bertanya, kepada bayi yang ada di dalam perutnya.

"Ya udah ayo kita makan!! Mamah juga kebetulan pengen makan!" Kenma berkata dengan semangat sambil bangkit dari posisinya.

"Tapi kita makan di luar aja, yuk?"

Tanpa menunggu jawaban dari sang bayi, Kenma segera bangkit dan berjalan keluar dari kamar hotelnya.

Kenma berjalan santai sambil sesekali bersenandung kecil. Dia menekan tombol lift yang ada di hadapannya kemudian menunggu lift itu terbuka.

Tak lama pintu lift terbuka, hanya ada beberapa orang di sana. Dan Kenma pun segera memasuki lift itu dan tiba di loby hotel.

Dia kembali melangkah untuk keluar dari hotel itu.

Ketika dia baru saja keluar dapat di lihatnya banyak kendaraan yang berlalu lalang. Padahal hari sudah mulai larut.

Kenma mengabaikan hal itu, dia menatap lampu jalan yang masih bewarna merah. Pertanda bahwa pejalan kaki belum boleh berjalan.

Ting!

Lampu itu berubah menjadi hijau, dan tanpa basa basi Kenma kembali melangkah menyusuri jalanan itu. Dia menyebrang seorang diri karena memang tidak ada orang lain yang ingin menyebrang bersamanya.

8 langkah.

Baru saja Kenma melangkah sebanyak 8 langkah.

Dapat di dengarnya suara klakson yang sangat kencang seolah menyuruhnya minggir. Dan jangan lupakan lampu mobil yang menyorot kearahnya. Membuatnya menoleh dan menyipitkan matanya.

TIN!!!!!!

BRUGHH

Kenma merasakan bahwa badannya terpental cukup jauh, dan tak lama setelah itu banyak orang yang mengerumuninya. Penglihatannya perlahan mulai memburam hingga akhirnya matanya tertutup.

Dan berkat hal itu, Kenma tidak menyadari suatu hal.

Selangkangannya. Mengeluarkan banyak darah segar tepat ketika dia tertabrak oleh mobil itu.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang