00.03

1.1K 158 13
                                    

Tok

Tok

Tok

"Sayang."

"Buka pintunya, kita makan dulu, yuk?"

"Aku beliin apple pai loh buat kamu."

Tidak ada jawaban dari dalam sana.

Kuroo menghela nafasnya, dia mundur tiga langkah, kembali duduk pada sofa yang berada di sana. Menatap nanar pintu yang tertutup sejak 2 hari lalu.

Iya, 2 hari lalu.

Kenma telah mengurung diri sejak 2 hari lalu dan tidak pernah keluar kamar, bahkan dia sampai tidak makan dan minum.

Kuroo paham jika mental Kenma terguncang akibat kejadian 3 hari yang lalu. Tetapi.... Ayolah, jangan mengurung diri seperti ini.

Membuat Kuroo tambah khawatir saja.

Kuroo menghela nafasnya, tangannya tergerak untuk memijat pelan pelepisnya. Ini semua salahnya, jika saja dia mencari Kenma lebih cepat. Hal ini pasti tidak akan terjadi.

Tetapi... Ya sudah lah, ini sudah terjadi, tidak ada gunanya menyesali semua hal itu.

Lebih baik dia kembali fokus pada Kenma dan mencari alpha brengsek yang dengan beraninya berhubungan badan dengan Kenma.

Ctraakkk

Kuroo segera bangkit dari duduknya, dia mendekat pada pintu kamar Kenma yang masih tertutup itu. Terdengar seperti suara gelas yang jatuh dari dalam kamar.

Apa?

Apa yang terjadi di dalam sana?

Kuroo mengetuk pintu itu terus menerus. Berharap Kenma membukanya.

"Ken! Buka Ken!"

"Ken! Kamu gak papa, kan?!"

"Ken!!"

Karena pintu itu tak kunjung terbuka, Kuroo mundur beberapa langkah. Berniat untuk mendobrak pintu itu.

Brak

Pintu itu terdobrak, dan Kuroo mendapati Kenma yang sudah tergeletak lemas di lantai.

Dengan rasa terkejut bercampur panik, dia segera mendekat kepada Kenma.

"Ken, bangun."

Kenma tidak merespon, membuat Kuroo panik bukan main. Dan tanpa pikir panjang segera membawa Kenma menuju ke rumah sakit.

•••••

"Pasien hanya kelelahan dan kekurangan nutrisi, maka dari itu pasien pingsan." jelas sang dokter sambil menghadap Kuroo yang terlihat panik setengah mati itu.

Kuroo mengangguk cepat dan berkata. "Itu artinya tidak ada penyakit serius, kan dok?"

Dokter itu menggeleng. "Tidak ada, saya akan memberikan obat untuk memperkuat daya tahan tubuhnya."

"Pasien bisa langsung pulang ketika dia sadar, kalau begitu saya permisi."

Kuroo mengangguk sambil mengucapkan terimakasih pada dokter itu sebelum akhirnya sang dokter meninggalkan ruang rawat Kenma.

Iris gelap itu kembali menatap Kenma dengan tatapan lembutnya. Tangannya bergerak mengusap lembut surai dwi warna sang kekasih yang terlihat berantakan itu.

Sebegitu terguncangnya, ya?

Kuroo menghentikan kegiatannya, dia menarik kursi yang ada di dekatnya kemudian mendudukkannya. Tangannya tidak dia biarkan diam. Tangannya bergerak perlahan mendekap tangan mungil yang tampak pucat itu.

"Shh..."

Kuroo menoleh ketika mendengar Kenma yang meringis pelan. Perlahan kelopak mata itu terbuka, menampilkan iris kuning keemasan yang terlihat lemas.

Dan masih terpancar sedikit rasa takut di sana.

"Ku–roo?"

Kuroo bangkit, dia mendekat pada Kenma sambil mengusap surainya sesekali. "Iya sayang, aku di sini."

Kenma menggigit bibir bawahnya kemudian menggeleng. "Maaf..."

Sudut bibirnya terangkat kecil, membentuk senyum tipis. "Bukan masalah."

"Aku ngerepotin kamu, ya?"

Kuroo menggeleng, "Enggak, apa yang ngebuat kamu berfikir kayak gitu?"

Kenma tak menjawab dia malah menatap tubuhnya yang berbaring lemas di tempat tidur.

"Kuroo..."

"Iya, sayang."

"Aku jijik sama tubuh aku sendiri."

"Aku gak mau ngeliat tubuh aku." Kenma menggerakkan pergelangan tangan Kuroo untuk menutupi matanya.

"Tubuh aku.... Yang seharusnya di penuhi sama kiss mark kamu, sekarang malah di penuhi sama kiss mark alpha asing yang gak aku cinta sama sekali." suaranya mulai bergetar.

"Kuroo, aku...."

Kenma menahan perkataannya, suaranya tidak mau keluar dari mulutnya. Lidahnya mati rasa seolah tak sanggup mengatakan kata selanjutnya.

Kuroo mendekatkan wajahnya pada leher Kenma. Dia menyeka surai dwi warna dan mencium leher jenjang itu bahkan sesekali menggigitnya untuk meninggalkan bekas kemerahan di sana.

Kenma meremas seprai rumah sakit itu ketika Kuroo menggigit lehernya. Tangan kirinya ia gerakan untuk menepuk Kuroo agar ia menghentikan kegiatannya.

Kuroo tolong sadar, kalian sedang berada di rumah sakit.

"Nghh..." Kenma mengigit bibir bawahnya ketika dia berhasil mendesah pelan akibat ulah Kuroo.

Kuroo menghentikan kegiatannya. Dia menatap Kenma dengan tatapan lembutnya.

"Baru satu kiss mark-nya lanjut di rumah, ya? Aku janji, bakalan bikin badan kamu penuh sama tanda punya aku." Kuroo berkata sambil tersenyum hangat.

Kenma yang menyaksikan Kuroo yang tersenyum juga ikut tersenyum. Hatinya terasa lega sedikit karena ucapan Kuroo.

Kuroo berhenti tersenyum ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma hingga hidung mereka bersentuhan.

"Kamu jangan benci sama tubuh kamu, ya?"

"Aku aja suka sama tubuh kamu, masa iya yang punyanya malah benci."

Kenma tertegun, menatap dalam netra gelap yang menyejukkan dan hangat. Seolah memberinya kekuatan untuk melawan ketakutannya.

Cup~

Kenma mengecup singkat bibir Kuroo. Membuat sang empu terkejut beberapa detik.

"Makasih, ya Kuroo." Kenma berkata sambil tersenyum hangat.

Akhirnya.

Akhirnya Kuroo menyaksikan senyum itu lagi setelah 3 hari lamanya.

Kuroo membalas senyum itu dengan sama hangatnya. "Sama-sama, sayang."

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang