"Cepet banget ya kita di Nagasaki, padahal dua minggu tapi kerasa kayak tiga hari." tutur Kuroo sambil menyeret kedua kopernya dari bagasi mobil menuju kedalam rumahnya.
Kenma yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya kemudian membuka pintu yang besar itu.
"Kamu sibuk kerja sih, makanya kerasa tiga hari doang."
Kuroo mengangguk setuju sambil memasuki rumah itu. "Iya nih, karena kerja mulu di sono aku capek. Pengen jatah."
Kenma yang mendengar itu bergidik ngeri, setelah menutup pintu dia segera menatap Kuroo dengan tatapan kesalnya.
"Mulutnya.... Jatah jatah mulu..."
Kuroo terkekeh mendapati sang omega yang kesal itu, dia melepaskan pegangannya pada dagang koper kemudian merangkul bahu omega kesayangannya.
"Iya deh maaf, gak minta jatah lagi."
"Nanti aja mintanya kalo kamu udah mendingan, ya sayang?"
"Kalo kamu udah mendingan." Kenma berkata sambil menirukan gaya bicara Kuroo.
"Kemaren aja pas di Nagasaki di lakuin." sambungnya sambil menatap Kuroo.
Kuroo mengangkat satu alisnya. "Loh, itu kan karena kamu lagi heat makanya aku lakuin."
"Ya kan gak usah lama-lama!!"
"Yang minta 'terus-terus' pas itu siapa coba?"
Kenma baru saja membuka mulutnya ingin menjawab sontak mengurungkan niatnya ketika mencerna perkataan Kuroo.
Tunggu.
Apakah Kenma yang meminta untuk lanjut ke ronde berikutnya?
"A—ku?"
Kuroo mengangguk dan mengacak surai dwi warna itu gemas. "Iya, kamu!!!"
Kenma menggeleng mendengar hal itu. "Enggak!! Aku gak pernah kayak gitu!" dia menatap Kuroo dengan tatapan tidak percaya atas perbuatannya sendiri.
Ckckck Ken, mengapa kau tidak mengingatnya?
Padahal malam itu, memang kau yang meminta Kuroo untuk terus melakukannya.
"Kamu kayak gitu!" Kuroo berkata dengan penekanan di tiap katanya, seolah perkataan yang keluar dari mulutnya itu adalah benar.
Kenma mengepalkan tangannya, dan menggelengkan kepalanya untuk membantah itu.
"Enggak, Kuroo!!"
"Iya, Kenma!!"
"Kalo kamu gak percaya, mau aku buktiin?"
Tatapan tak percayanya kini berubah menjadi tatapan heran ketika mendengar itu. "Caranya?"
"Ulangin lagi dong, emang ada cara lain selain itu?" Kuroo bertanya sambil menyeringai.
Perempatan siku muncul di dahi Kenma akibat mendengar itu dan dengan ceoat dia langsung memukul kepala Kuroo dengan cukup kuat.
"Mesum!"
Kuroo menggelengkan kepalanya mendengar itu. "Enggak, ini bukan mesum! Ini namanya usaha untuk membuat keturunan."
Kenma mendesis mendengar itu, ingin menyangkal namun sebagian yang dikatakan Kuroo benar.
"Ya tapi gak pagi-pagi buta juga..."
"Oh iya, kamu kan sukanya yang gelap-gelap, ya Ken? Makanya kamu gak mau pagi. Ya udah deh kalo gitu malem aja, ya!"
Kenma yang mendengar itu langsung menggerakkan tangannya untuk mencubit pinggang Kuroo kesal.
Ayolah, kenapa malah terkesan Kenma yang mesum disini?
Kuroo yang pinggangnya di cubit, bukannya meringis sakit malah tertawa renyah.
"Hahaha, iya iya ampun... Lepas hahaha."
Kenma melepaskan cubitannya dan kembali menatap Kuroo. Kali ini dia mengerucutkan bibirnya akibat ulah suaminya itu.
Kuroo menyeka ujung matanya yang sedikit mengeluarkan air akibat tertawa. Setelah itu dia memperhatikan Kenma yang ada di hadapannya. Kenma terlihat gemas, terlebih dengan wajahnya yang sedikit memerah akibat kesal.
Membuat Kuroo makin menyukainya saja.
Chu~
Tanpa aba-aba, bahkan dengan pergerakan yang cepat. Kuroo mengecup singkat bibir mungil yang sedang membentuk kerucut itu.
Setelahnya dia tersenyum manis. "Aku seneng deh, ngeliat kamu kayak gini."
Kuroo berkata yang sesungguhnya.
Dia senang, bahkan benar-benar senang karena Kenma yang sudah tidak pernah murung itu.
Namun, Kenma sepertinya salah mengartikan.
Kuroo senang melihatnya kesal.
Itu yang Kenma tangkap dari perkataan Kuroo.
Dan tentu saja hal itu memicu perdebatan baru.
"Kuroo!! Kamu kurang ngajar banget!!" Kenma berkata sambil menggerakkan tangannya seolah ingin memukul Kuroo.
Namun sayangnya, Kuroo malah menghindar kemudian berlari sambil tertawa sesekali.
Berkat hal itu, terjadilah aksi kejar-kejaran di keluarga kecil Kuroo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
RandomKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?