Kuroo membuka pintu kamar hotel itu. Dia baru saja pulang bekerja dan di dapatinya Kenma yang tengah menatap lurus kearah jendela besar yang menampilkan pemandangan kota yang indah itu.
Dia melangkah perlahan, seolah tidak ingin Kenma mengetahui kehadirannya.
"Kamu baru pulang?"
Sial. Baru dapat tiga langkah, Kuroo sudah ketahuan, ya?
Kuroo mengangguk dan mempercepat langkahnya hingga akhirnya tiba di sebelah Kenma.
"Iya... Maaf, ya. Di keadaan kita yang kayak gini. Aku malah kerja dan ninggalin kamu." ucap Kuroo sambil menatap dalam wajah omeganya yang masih menatap lurus itu.
Kenma menggelengkan kepalanya. "Gak papa."
Kuroo yang mendengar jawaban singkat dengan suara lemah itu tentu saja merasa sakit. Dia tahu bahwa Kenma masih belum bisa menerima ini. Dia tahu bahwa Kenma masih sakit. Mengingat ini baru hari ketiga anak mereka pergi dari dunia ini.
Kuroo mengusap tengkuknya untuk menenangkan dirinya sendiri. Tenang... Tenang... Ini akan baik-baik saja. Kuroo yakin itu.
Merasa sudah tenang, Kuroo menurunkan tangannya yang tadi ia gunakan untuk mengusap tengkuknya itu. Dia menuntun tangannya untuk merangkul bahu kecil omega kesayangannya.
"Kita keluar, yuk? Cari angin seger." ajak Kuroo.
Mata Kenma mengerling mendengar itu. Menatap Kuroo dengan tatapan kosongnya.
Jika dia keluar, apakah kejadian itu akan terulang lagi?
Kenma merinding memikirkan hal itu, kali ini siapa yang akan pergi? Kuroo? Tidak. Kuroo tidak boleh pergi darinya.
Kenma menggeleng kuat untuk menolak perkataan Kuroo. "Enggak... Aku gak mau keluar..."
Kuroo yang paham kenapa Kenma tidak ingin keluar sontak mengusap surai dwi warna itu dengan lembut.
"Calm down babe, semua bakalan baik-baik aja."
Kenma menggeleng, tangannya bergerak untuk memegang tangan kekar yang mengusap surai dwi warnanya itu. Dia menurunkan tangan itu dari sana dan memegangnya dengan erat.
"Gak. Aku takut."
Kuroo tersenyum tipis mendengar itu. Mencoba untuk meyakinkan Kenma bahwa semua akan baik-baik saja.
"Ada aku, gak perlu takut."
"Aku bakalan jagain kamu biar kamu gak kenapa-napa, lagi."
Jujur, Kuroo juga merasa bersalah.
Kedua kalinya.
Ini adalah kedua kalinya dia gagal melindungi Kenma.
Tangan kirinya tergerak untuk memegang tangan mungil yang memegang tangannya.
"Kamu tenang aja, ya?"
Kenma menggeleng kecil, matanya kembali berkaca-kaca mendengar itu.
"Gak... G-gak... Nanti, k-kalo kamu yang kenapa-napa gimana?"
Kuroo menggeleng. "Gak, aku gak bakal kenapa-napa."
"Selama ada kamu, aku bakalan baik-baik aja."
"Jadi, ayo kita keluar? Nagasaki itu kota yang indah."
Kenma yang mendengar itu hanya mengangguk kecil dan segera memeluk Kuroo perlahan.
Dia takut.
Benar-benar takut jika harus kehilangan alpha yang begitu baik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
AcakKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?