01.00

1.3K 81 20
                                    

Beberapa tahun kemudian~

"Lagi masak apa nih?" Kuroo berkata sambil memeluk Kenma dari belakang. Membuat sang empu terperanjat kaget beberapa saat.

Kenma menghentikan kegiatannya kemudian memutar balikkan badannya. Menatap Kuroo yang baru saja selesai bersiap itu.

"Bukan masak, lagi bikinin kamu kopi." jawab Kenma.

Kuroo mengeratkan pelukannya mendengar itu. "Eh.... Berarti kamu gak masak hari ini?"

"Iya."

"Yah.... Padahal aku mau makan masakan kamu." Kuroo berkata dengan nada manjanya, tak lupa bibirnya yang ia kerucutkan seolah merajuk.

Kenma terkekeh menyaksikan itu. Dia menggerakkan tangannya dan membenarkan surai jabrik suaminya yang terlihat sedikit berantakan itu.

"Nanti malem aku masak. Sarapan dan makan siang kita di luar aja." Kenma berkata sambil tersenyum tipis.

Kuroo berhenti mengerucutkan bibirnya ketika menyaksikan Kenma tersenyum. Huh... Mana bisa dia menolak perkataan Kenma sedangkan Kenma berkata dengan senyum manisnya.

"Jadi gak sabar mau makan malem." ucap Kuroo sambil menatap Kenma intens.

Kenma menggelengkan kepalanya. Tangannya yang tadi ia gunakan untuk membenarkan surai Kuroo perlahan turun hingga akhirnya ia kalungkan pada leher suami jangkungnya itu.

Kenma membalas dengan lembut tatapan intens yang Kuroo berikan. Membuat Kuroo malah terjatuh pada iris kuning keemasan itu.

Perlahan Kuroo mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma. Mencoba untuk menghapus jarak diantara mereka.

Dan tentu saja ini dia lakukan agar bisa mengecup bibir manis itu.

Cup~

Kenma yang merasakan bibirnya dan Kuroo sudah bertemu sontak memejamkan matanya. Mencoba untuk merasakan sensasi nikmat dari ciuman itu.

Menyaksikan Kenma yang terpejam membuat Kuroo menyeringai tipis. Tangannya perlahan bergerak masuk ke dalam baju milik Kenma. Membelai lembut punggung mulus Kenma sehingga membuat sang empu mendesah pelan akibat menerima sentuhannya.

Tangan Kenma yang ia kalungkan pada leher Kuroo makin mengerat seolah menyuruh Kuroo untuk memperdalam ciuman yang sedang mereka lakukan.

"Mah... Pah... Ini masih pagi loh...."

Kuroo dan Kenma terperanjat ketika mendengar suara putra sulungnya yang menegur mereka. Dan itu berhasil membuat keduanya melepaskan ciuman itu dan mundur satu langkah.

"Tau ih... Orang mah di kamar kek atau di mana. Ini malah di dapur." timpal putra bungsunya yang baru saja tiba di dapur bersama dengan putra sulungnya a.k.a Hiroko.

Kuroo yang mendengar perkataan kedua putranya itu hanya cengengesan. "Kan Papah kira kalian masih tidur..."

Seiya, putra bungsu keluarga Kuroo itu melemparkan tatapan jahilnya ketika mendengar Kuroo.

"Eh? Berarti kalo aku sama Kak Hiro tidur Papah bakalan ngelakuin di dapur?!"

Dengan enteng Kuroo menganggukkan kepalanya. "Iya dong!!"

Wajah Kenma sedikit merona mendengar pernyataan Kuroo yang sangat blak-blakan itu. Terlebih di depan dua anaknya.

"Udah udah jangan di bahas lagi....." lerai Kenma.

"Tuh Sei dengerin, Mamah udah malu gitu. Gak usah di bahas lagi." Hiroko berkata sambil menatap kedua orang tuanya itu mengejek.

"Eh iya... Bener juga, muka Mamah udah merah gitu hahaha..." Seiya berkata diiringi tawanya.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang