"Kuroo..."
"Kuroo."
"Kuroo... Bangun..."
Kenma berkata sambil mengguncangkan badan sang suami menggunakan tangan kiri. Sementara tangan kanannya ia gunakan untuk meremas perutnya yang kram itu.
Perlahan kelopak mata Kuroo mulai terbuka, menampilkan manik gelap yang terlihat masih mengantuk itu.
Matanya mengerling, menatap Kenma dengan penuh tanda tanya. Merasa heran kenapa Kenma membangunkannya padahal hari masih sangat malam.
"Kenapa, sayang?" dia bertanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Kenma berhenti mengguncang tubuh sang suami, kedua tangannya kini ia gunakan untuk meremas perutnya.
"Perut aku kram...." adu Kenma diiringi ringisan kecil.
Kuroo yang mendengar itu sontak membuka matanya lebar-lebar, terkejut dengan tiap kata yang keluar dari mulut omeganya.
Dia segera merubah posisinya menjadi duduk dan mendekat kepada Kenma.
"Kamu kenapa gak bangunin aku dari tadi sayang...." Kuroo berkata sambil melepaskan tangan Kenma yang meremas perutnya sendiri itu.
"Aku udah bangunin kamu... T-tapi kamu gak bangun-bangun." ucap Kenma.
Kini suaranya terdengar sedikit gemetar seolah ingin menangis.
"Tenang ya... Aku ada di sini." Kuroo mengusap lembut tangan omeganya itu.
Dan setelah itu Kuroo menyeka piyama yang menutupi perut Kenma. Dia mengusap perut rata itu dengan lembut berharap bisa mengurangi rasa sakit yang di rasakan sang omega.
Kenma hanya diam memperhatikan Kuroo yang mengusap lembut perutnya. Meskipun sudah di usap dan Kuroo sudah memberikan minyak angin agar perutnya hangat. Perutnya masih tetap kram.
"Kuroo... Masih sakit..." ucap Kenma sambil meremas seprai kasur mereka.
Kuroo yang mendengar itu segera menghentikan kegiatannya. Dia kembali menutup perut itu dengan piyama Kenma dan mengusap lembut wajah Kenma.
"Sebentar ya, aku ambilin air panas dulu."
Dia mengecup singkat kening Kenma dan setelah itu segera berlari keluar dari kamar meninggalkan Kenma yang kesakitan di sana.
Hamil tidak se-menyenangkan itu. Pikir Kenma.
Awalnya dia berfikir, hamil pasti menyenangkan. Toh dia hanya perlu mengandung dan menunggu saat bayi itu akan keluar.
Namun nyatanya, itu benar-benar salah.
Hamil itu berat. Dia harus merasakan mual dan pusing sepanjang hari, dan juga perutnya yang kram seperti saat ini. Membuatnya ingin menangis saja.
Tapi untungnya Kuroo selalu menemaninya.
Itu sedikit mengurangi rasa sakit yang di rasakan.
Terlebih dia belum bisa menerima fakta tentang bayi itu.
Bahkan... Kenma saja jarang—tidak pernah mengusap perutnya sendiri.
Ya, dia masih tidak terima bahwa bayi yang dia kandung itu bukanlah anak dari Kuroo.
Tidak seperti Kuroo yang terlihat sudah menerima semua ini dengan lapang dada.
Bahkan Kuroo selalu mengusap perut rata Kenma dengan lembut. Membuat Kenma merasa iri karena bayi dari alpha asing itu malah menarik perhatian Kuroo.
Bugh
Kenma memukul perut ratanya itu pelan. Matanya kembali berkaca-kaca memikirkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku • Kuroken[✔]
RandomKatanya orang yang ingin menikah akan di uji oleh Tuhan, tetapi, mengapa ujian yang Tuhan berikan sangat berat?