00.41

494 53 0
                                    

Kuroo tidak mengubah posisinya. Dia masih saja menenggelamkan wajahnya pada paha Kenma sejak 30 menit yang lalu.

Kenma yang menyaksikan itu tentu saja heran. Dia ingin bertanya, tapi Kuroo sepertinya sangat kelelahan karena pekerjaannya yang begitu banyak.

Jadi.... Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Kenma memejamkan matanya. Mencoba memikirkan suatu cara untuk menghilangkan rasa lelah Kuroo.

"Paha kamu mulus banget."

Kenma kembali membuka matanya ketika dia mendengar perkataan Kuroo yang terlontar dari mulutnya dengan bebas. Alisnya terangkat satu seolah heran dengan itu.

Oke, kemana arah pembicaraan ini berlanjut?

"Mulus?" tanya Kenma.

Kuroo mengangkat kepalanya. Mengubah posisinya menjadi tidur terlentang di paha Kenma dan mengangguk.

"Iya, paha kamu mulus banget."

Kenma bergidik mendengar itu dia menatap pahanya yang Kuroo jadikan bantal. Paha putih bersih tanpa sedikit goresan. Meskipun ada sedikit bercak merah di sana akibat ulah Kuroo.

Tapi setelah di lihat-lihat.... Benar juga.

Pahanya mulus.

Pantas Kuroo selalu termakan hasratnya. Toh, tiap hari di suguhin pemandangan enak kayak gini.

"Oke, terus?"

Kuroo menggeleng kemudian menggerakkan tangannya untuk memegang beberapa helai rambut Kenma.

"Kamu baru potong rambut?"

Kenma melirik ke arah di mana beberapa helai rambutnya di pegang oleh Kuroo kemudian mengangguk.

"Iya, kok kamu sadar?"

"Aku selalu sadar apapun tentang kamu." Kuroo berkata sambil tersenyum tipis.

Kenma mengerlingkan pandangannya kearah lain mendengar itu. Wajahnya memerah tipis mendengar perkataan yang Kuroo lontarkan.

Kuroo tersenyum tipis kemudian tangannya beralih mengusap lembut perut Kenma.

"Kalo anak kita mirip sama kamu, kayaknya perasaan aku bakalan ke bagi dua deh." canda Kuroo.

Kenma yang mendengar itu seketika menatapnya kesal. Apa-apaan ini? Kenapa Kuroo malah berkata terang-terangan bahwa dia akan membagi dua cintanya. Terlebih pada anaknya sendiri.

Ckckck Kenma merasa di khianati.

"Kamu mau selingkuh ceritanya?"

Kuroo sontak bergidik mendengar itu. "Enggak dong."

"Terus? Maksud perkataan kamu tadi itu apa?"

"Maksudnya aku bakalan sayang sama dia kayak aku sayang ke kamu."

Kenma menggembungkan pipinya kesal. Oke, dia benar-benar merasa di khianati di sini.

"Tuh, kan. Kamu mau duain aku!!"

"Jahat banget. Gak nyangka kamu kayak gini."

Kuroo yang mendengar itu sontak mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap Kenma dengan tatapan yang sedikit panik karena takut jika Kenma akan salah paham.

"Bukan gitu, sayang! Gak gitu! Lagian masa iya aku selingkuh sama anak aku sen-"

"Justru itu! Aku gak nyangka kalo kamu bakalan selingkuh sama darah daging kamu sendiri."

Kenma menyilangkan tangannya di depan dada. Sementara Kuroo mendesis pelan.

Er.... Cemburu Kenma kali ini agak lain.

Pasalnya.... MENGAPA DIA CEMBURU PADA ANAKNYA SENDIRI?!

"Sekarang gini deh. Aku mau nanya sama kamu." Kenma menatap Kuroo dengan tatapan serius bercampur kesalnya.

"Kalo kamu di suruh milih anak kita atau aku. Kamu bakalan pilih siapa?"

Kuroo tertawa mendengar pertanyaan itu.

Pertanyaan klasik.

"Ya aku pilih buat nyelametin anak kita dong, sayang."

Perempatan siku muncul di dahi Kenma akibat perkataan Kuroo. "Kok nyebelin?!" Kenma berkata sambil memukuli Kuroo sementara Kuroo malah tertawa renyah ketika Kenma memukulinya dan tidak berasa sama sekali.

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang