00.09

846 117 4
                                    

Mendengar izin dari omeganya tentu saja membuat Kuroo senang bukan main. Tanpa aba-aba dia segera mencumbu habis bibir ranum itu. Melumat, menggigit bibir itu dengan gemas.

Tangannya tak tinggal diam, bergerak- merayap di atas dada omeganya. Membelai lembut dada Kenma yang masih terbungkus oleh kain.

Membuat Kenma mendesah pelan dan menginginkan lebih.

"Ngghh..." Kenma mendesah pelan ketika tangan Kuroo dengan lancangnya masuk kedalam celananya. Memijit pelan kemaluannya yang sudah menegang itu.

Tangannya bergerak, menjambak rambut sang alpha. Memberikan kode bahwa dia sudah kehabisan oksigen.

Namun, seolah tidak mengerti apa maksud omeganya itu. Kuroo malah makin memperdalam ciuman mereka. Mengobrak abrik mulut omeganya. Membiarkan lidahnya bermain dengan lidah omega kesayangannya itu.

Dan tentu saja tangan kirinya yang sudah berada di bawah mengocok pelan milik omeganya.

Membuat Kenma menggelinjang tak karuan.

Tangannya mencakar kuat punggung Kuroo seolah memintanya untuk menghentikan ciuman itu. Sungguh, Kenma benar-benar membutuhkan pasokan oksigen.

Karena tak tega dengan omeganya yang sudah kehabisan nafas itu. Kuroo segera menghentikan ciuman itu. Melepas lilitan lidahnya dengan lidah Kenma dengan perlahan. Membentuk jembatan saliva panjang sisa kegiatan mereka.

Netra gelapnya mengerling, menatap kearah bawah. Dimana tangannya masih asyik bermain dengan milik Kenma.

"Nghh...K-kuroohh.."

Suara yang indah.

Membuat Kuroo makin bersemangat untuk melanjutkan aksinya.

"K-keluar.... Ah.. Ah.."

"Keluarkan saja, sayang." bisik Kuroo.

Mendengar perkataan Kenma membuat Kuroo makin mempercepat tempo permainan tangannya dan membiarkan Kenma mencapai klimaksnya.

Nafas Kenma menderu tak beraturan. Keringat bercucuran dari tubuhnya. Badannya terasa panas. Ingin lebih, tetapi dia sudah tidak sanggup.

Tangannya bergerak, mengusap lembut wajah suaminya itu. "Aku... Capek..."

Tanpa aba-aba, setelah berkata seperti itu tangannya perlahan terjatuh bebas ke atas kasur yang sudah sedikit berantakan itu.

Kuroo yang menyaksikan itu tentu saja terbelalak kaget.

Kenma, tumbang pada saat pemanasan?

Tidak seperti biasanya saja.

Kuroo segera menarik tangannya dari milik Kenma. Dia mengusap tangannya yang penuh dengan cairan Kenma menggunakan seprai hotel itu. Setelah itu dia menepuk-nepuk perlahan wajah Kenma.

"Ken, Ken, bangun Ken." Kuroo memanggil namanya, sambil terus berusaha menepuk-nepuk pipi mulus itu.

"Sayang, bangun.. Kamu kenapa?"

Tidak ada jawaban.

Kuroo segera merubah posisinya dan menggendong Kenma ala bridal style. Takut jika omeganya ini kenapa-napa padahal belum memulai malam pertama.

•••••

"Tuan Kozume hanya kelelahan dan butuh istirahat." ucap dokter itu sambil menatap Kuroo dan Kenma secara bergantian.

"Dan jika bisa Tuan Kozume jangan terlalu stres, ya. Itu akan membahayakan janin yang ada di dalam perutnya. Dan usahakan jangan terlalu sering berhubungan intim." jelas dokter itu sambil sibuk mencatat resep obat.

Sementara itu, Kenma dan Kuroo terkejut bukan main mendengar pernyataan sang dokter.

Apakah ini maksudnya...

Kenma hamil?

Kuroo menatap dokter itu tak percaya kemudian berkata. "Dok, maksudnya istri saya lagi hamil?"

Dokter itu menghentikan kegiatannya kemudian mengangguk. "Iya, dan kandungannya baru menginjak 2 minggu. Masih sangat muda, jadi di usahakan jangan terlalu capek dan banyak pikiran, ya."

"Ini saya berikan resep obatnya. Saya permisi." tanpa menunggu persetujuan Kuroo. Dokter itu keluar, meninggalkan Kuroo dan Kenma yang masih terkejut di dalam sana.

Kuroo menoleh, menatap Kenma yang tampak sangat terkejut itu.

Tetapi, itu bukan ekspresi orang yang terkejut karena hal yang membahagiakan.

Karena hal lain.

Kuroo tahu apa yang Kenma pikirkan.

Dan Kuroo juga paham betul mengapa Kenma terkejut seperti itu.

"Kuroo...." Kenma menoleh, menatap Kuroo dengan tatapan kosong. "Aku hamil anak alpha gila itu."

Lika-liku • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang