Mana nih yang minta double up...
Vote dan coment nya banyakin dong, biar makin semangat.
Oh iya, di Karyakarsa udah mau masuk konflik. Disini masih lama ya...
Tungguin aja.
Semoga suka sama part ini, selamat membaca. 💜
Kesiangan bangun di hari pertama tinggal bersama mertua adalah sebuah bencana bagi Kagumi.
Entah pukul berapa ini, yang jelas dari jendela yang masih tertutup gordeng sudah terlihat siangnya.
" Kai, bangun. Ini udah siang banget." Ucap Kagumi gerasak gerusuk panik sembari mengguncangkan tubuh suaminya.
Kgumi yang tangannya dijadikan bantal tentu saja sulit untuk bangun. Kalo Kaisan nggak tidur di lengannya, dia udah ngibrit masuk ke dalam kamar mandi.
Lagian bisa-bisanya terbuai lagi oleh rayuan Kaisan sehabis sholat untuk kiss tipis-tipis. Ngantuk lagi terus kebablasan tidur.
Beberapa kali menepuk pipi suaminya sembari memanggil nama Kaisan, yang Kagumi dapatkan hanya gumaman laki-laki itu. Bahkan Kaisan semakin meringsek ke tubuh Kagumi yang udah mepet dipinggir ranjang, padahal diarea tempatnya masih luas.
" Kai, cepet bangun. Malu sama Ibu, kita kesiangan." Kesal Kagumi. " Geseran juga kenapa sih, mepet banget sama aku. Aku mau jatuh nih.." gerutunya sembari terus mendorong tubuh Kaisan.
Laki-laki itu memundurkan tubuhnya tanpa membuka mata, lalu Kaisan membalikan tubuhnya menjadi membelakangi istrinya.
" Kai, ini udah siang loh. Masih mau lanjut tidurnya? Malu tahu sama Ibu, bukannya kamu mau ke kantor? Aku juga mau ke toko kan. Bangun ihh cepet." Gerutu Kagumi kesal yang ditanggapi Kaisan dengan dengkuran. Membuat tingkat emosi Kagumi meningkat. Laki-laki itu malah bersikap cuek ditengah kepanikan istrinya.
Bodoamat lah. Dengan cepat Kagumi masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya secepat kilat.
Tidak membuang waktu yang lama, Kagumi mandi yang penting wangi dan bersih. Perempuan itu keluar dai kamar mandi dan sudah mendapati suaminya duduk bersandar di kepala ranjang dengan wajah mengantuk. Melihat sang istri yang gerusak gerusuk membuka koper. Perempuan itu belum sempat membereskan pakaiannya ke dalam lemari, makanya sekarang dia susah mengambil pakaian.
Perempuan itu mengambil sebuah baju terusan yang berada paling atas, bodamatlah dengan outfit nya hari ini. Yang Kagumi fikirkan gimana pandangan mertuanya terhadap dia yang bangun kesiangan, Kagumi pasti jelek banget dimata beliau. Apalagi tadi malam mereka kepergok mesra-mesraan di ruang keluarga.
" Panik banget, kenapa sih?" komentar Kaisan santai.
Kagumi melirik sekilas susaminya dengan sinis, " Kamu nggak lihat, ini udah siang banget. Aku malu loh sama Ibu. Udah mah tadi malem ke pergok, sekarang bangun kesiangan. Nggak tahu lagi deh muka harus ditaruh dimana." Gerutu Kagumi sambil membawa pakaian yang akan dia pakai ke kamar mandi. Meski sudah satu minggu menikah dan suka digerepe-gerepe, tapi dia masih malu, segan, dan belum bisa mengganti pakaian didepan suaminya.
" Santai aja kenapa sih..." timpal Kaisan pelan tanpa Kagumi bisa dengar.
Tidak sampai lima menit Kagumi keluar lagi dari kamar mandi, sudah rapih. Kagumi menuju meja rias yang sebelumnya sudah disiapkan suaminya. Wajahnya ditekuk masam sembari memulai merias tipis-tipis wajahnya. Yang penting rapih aja, toh dia udah cantik nggak perlu dandan berlebihan.
Kagumi sibuk berdandan, suaminya pergi ke kamar mandi. Kagumi yang biasanya berdandan paling sebentar setengah jam, kali ini dia tidak membuang waktu terlalu banyak. Pagi ini dia memilih meng-skip rutinitas berskincare nya daripada semakin terlambat keluar kamar, make up pun tidak banyak dia pakai. Dalam waktu sepuluh menit, Kagumi siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...