K&K 51

12K 1K 53
                                    

Guysssss... Mau tanya, kalo ya ini, kalo cerita ini dibukuin ada yang mau beli gak???

Oh iya, cerita ini juga ada prequel nya ( saat Kagumi & Kaisan masih SMA) lagi proses on going di KaryaKarsa. Bagi yang minat membacanya bisa ke sana ya, soalnya cuma ada di KaryaKarsa aja.

Terus yang mau tau secara detail Kaisan ngapain aja sama Kagumi atau bisa dibilang Kaisan ngasih hukuman apa sama Kagumi bisa dibaca di KaryaKarsa pada part sebelumnya.

Tapi tenang aja, yang ini masih nyambung kok...

Gitu aja sihhh...

Happy Reading 💜

Oh iya makasih buat kalian yang selalu vote dan comment. Makasih juga buat udah follow... 🙏🙏

Kecupan dipunggung Kagumi membuat perempuan itu semakin mengerasakan tangiisannya. Dia menaikan selimut yang menutupi tubuh polosnya agar tidak bisa disentuh sang suami.

Hatinya marah, kecewa, dan sakit hati diperlakukan kasar oleh sang suami. Mana yang katanya tidak akan membuat dirinya lecet, bukan hanya lecet yang dia dapat. Tapi, sekujur tubuhnya sakit dan perih.

Selesai suaminya melampiasakn amarahnya dengan cara menggaulinya secara kasar, perempuan itu sama sekali tidak tidur, Kagumi terus menangis. Merasakan kesakitannya.

Kagumi serratus persen sadar kok dengan kesalahannya yang nekat menemui si brengsek ditengah situasi yang belum kondusif ini, namun apa begitu cara Kaisan menghukum istrinya yang membuat kesalahan. Tetap saja rasanya tidak pantas melampiaskan amarah pada tubuh istrinya. Yang ada Kaisan menyiksanya dan menambah luka pada Kagumi. Apalagi setelah selesai Kaisan langsung tertidur tanpa basa basi terlebih dahulu, membuat Kagumi marasa seperti perempuan bayaran yang ditinggal sehabis digauli.

" Mama... sakit.." gumam Kagumi merintih, siapapun yang mendengarnya akan ikutan ngilu pada hati saking nelangsanya perempuan itu.

Kagumi merasakan pergerakan dari belakangnya, kemudian tubuhnya yang lemang itu dipeluk dari belakang oleh si pelaku yang membuat dirinya terluka. Kagumi tidak bisa menghindar meskipun ingin melakukannya, tubuhnya terlalu lemas untuk sekedar menyingirkan tangan Kaisan yang nangkring diperutnya.

" Mana yang sakit, hmm?" tanya Kaisan dengan suara beratnya. Kemudian laki-laki itu mengecup belakang kepala sang istri. Tangannya mengusap-ngusap perut Kagumi, seolah baru ingat istrinya sedang hamil.

Kagumi tidak menjawab, dia malah semakin tergugu menangis saat merasakan sesuatu yang basah mengalir dari pangkal pahanya, perutnya pun semakin sakit.

Dengan tenaganya yang hampir habis Kagumi berusaha menjauhkan tangan Kaisan dari perutnya.

" Awas, sakit." ucapnya dengan suara serak dan hampir habis.

Namun Kaisan keukeh mempertahankan tangannya diatas perut sang istri, " Iya sakit, makanya diem. Emang mau kemana sih?"

Laki-laki itu belum tahu sedang terjadi sesuatu yang membahayakan terhadap istrinya.

" Awas!" suara Kagumi semakin pelan dan tubuhnya semakin melemah, dia masih berusaha menjauhkan diri dari sang suami.

Perempuan itu mencoba bangkit, dia harus segera bangun dan memastikan sesuatu dibawah sana tidak seperti dugaannya. Kagumi tetap berusaha bangun. Dia singkirkan tangan Kaisan dari atas perutnya.

" Awas." Pintanya lagi pelan tapi tegas membuat Kaisan berdecak dan mau gak mau membiarkan Kagumi bangkit menjadi duduk.

Perempuan itu membuka selimut yang menggulung tubuh polosnya. Jantungnya langsung terjun saat melihat kedaerah bawah tubuhnya yang mengeluarkan darah, bahkan darah itu sudah merembes keatas kasur yang bersepreikan putih. Jantungnya berdegup kencang, fikirannya liar membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada kandungannya.

Kagumi & KaisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang