Kaisan adalah mantan pacar pertama Kagumi, setelah hubungan mereka berakhir setelah menjalin hubungan selama dua tahun lebih berpacaran mereka sama sekali lost conact. Levih tepatnya Kagumi yang menutup interaksi mereka setelah perempuan itu sendiri yang meminta putus.
Bukan karena adanya toxic atau pengkhianatan, tapi rasa sakit yang Kagumi rasakan lebih dari perbuatan itu. Dari mulai menjalin hubungan samapi mengakhiri hubungan Kagumi yang mulai. Kagumi yang menyatakan cinta duluan, Kagumi yang mengajak ngedate duluan, Kagumi yang minta anter jemput, Kagumi yang minta dikabari dan mengabari duluan, Kagumi yang selalu memberikan effort, Kagumi yang mentreat pacarnya, sampai Kagumi sendiri yang lelah dengan hubungan mereka dan mengakhiri hubungan sepihak itu.
Kagumi ternyata tidak sekuat itu, perempuan itu menyerah dipenghujung masa sekolah. Dia sudah tidak tahan mencintai sendirian, tidak kuat menjalani hunungan dimana hanya dia yang berjalan. Kagumi butuh timbal balik seperti pasangan pada umumnya yang sailing mencintai. Dia juga ingin dicintai oleh Kaisan, diperlakukan layaknya pacar, dicintai dan disayangi sepenuh hati. Namun, sampai berakhirnya hubungan mereka, Kagumi tidak pernah merasakan itu. Cintanya bertepuk sebelah tangan.
Kagumi fikir setelah dia bertahan selama bertahun-tahun Kaisan akan luluh, balik mencintainya. Namun dia salah, Kagumi terlalu berekspetasi tinggi. Dia marah pada Kaisan, dia sendiri yang diabaikan. Dia cemburu pada Kaisan, laki-laki itu acuh tidak peduli. Dia menguji Kaisan dengan membuat laki-laki itu cemburu, Kaisan biasa saja. Dan yang terakhir, dia mencoba mengetes Kaisan dengan mengakhiri hubungan, laki- laki itu langsung mengiyakan tanpa fikir panjang.
Kagumi menggelengkan kepalanya ketika kembali teringat dengan momen bertahun-tahun silam itu. Ternyata sesak itu masih ada, sakit itu masih terasa meski sudah terjadi sangat lama. Harusnya Kagumi sudah lupa dengan segalanya, dia sudah melewati berbagai hal. Bahkan dia sudah berpacaran lagi meski berakhir dikhianati. Itu sudah lama, sudah tidak ada gunanya mengingatnya lagi apalagi mengenangnya.
Perempuan itu kembali menyantap mie kocok yang sekarang mulai dingin, dimeja hanya ada Kagumi sendiri. Teman-temannya sudah berpencar menyapa teman dulu, tadi ada Anya yang menemaninya. Tapi, sepuluh menit yang lalu dia pamit ke toilet namun belum kembali lagi sampai sekarang.
Rasa mie kocok ini masih sama seperti dulu, orang yang membuatnya pun masih sama, Cuma sekarang beliau sudah berubah. Tidak seperti waktu Kagumi masih sekolah, Bi Nani penjual mie kocok favorit Kagumi itu sekarang rambutnya mulai memutih. Makanan diacara ini semuanya makanan yang ada saat dirinya masih sekolah dulu, plus dengan orang yang menjualnya. Bedanya sekarang disediakan oleh panitia reuni.
Tuk...
Sreetddd....
Kagumi tidak berani mendongkak saat ada seorang yang menyimpan piring dan memundurkan kursi. Dari harumnya yang masih sama dan perawakannya Kagumi tahu siapa yang kini duduk disebelahnya meski terhalang satu kursi. Atmosfer disana tiba-tiba menjadi canggung dan rasanya Kagumi menjadi sulit untuk begerak.
" Apa kabar, Mi?" Entah ada angin dari mana tiba-tiba Kaisan bertanya dan tubuh Kagumi menjadi tegang.
Jangankan bertanya basa basi, laki-laki dingin itu hanya berbicara jika ada yang penting saja. Untuk beberapa saat Kagumi belum menjawab pertanyaan dari mantan pacarnya itu. Dia memikirkan jawaban yang tepat untuk membalas pertanyaan dari Kaisan.
Sebelum menjawab Kagumi menegakan tubuhnya meski belum berani menatap lawan bicaranya, perempuan itu mengibaskan rambutnya ke belakang agak angkuh. " Seperti yang lo lihat, gue baik-baik aja, makin cantik, makin seksi, dan makin mempesona. Apalagi karir gue makin cemerlang."
Tanpa Kagumi tahu, Kaisan menyunggingkan senyuman tipis yang entah bermakna apa.Yang Kagumi tahu Kaisan sedang memakan batagor disebelahnya, " Syukur kalo gitu, lo kerja apa emangnya?"
Seingat Kagumi, saat berpacaran dulu Kaisan tidak pernah berbicara sepanjang ini apalagi bermaksud bertanya.
" Lo nggak tahu gue sukses sebagai pebisnis muda dan seleb sosmed?" tanya Kagumi mulai jutek.
Kaisan mengedikan bahunya acuh, dia mengunyah batagor yang ada dalam mulutnya tanpa menjawab ucapan Kagumi.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan, laki-laki itu sibuk dengan batagor yang Kagumi tahu makanan itu sering dia beli di kantin sekolah. Bahkan Kagumi juga pernah membelikan untuk Kaisan batagor itu. Entah dimakan atau tidak Kagumi tidak tahu, waktu itu Kaisan sakit dan istirahat di UKS. Sebagai pacar yang baik Kagumi membelikan makanan untuk pacarnya, dia membelikan sebungkus batagor dan satu susu kotak. Kagumi menyimpannya diatas nakas karena saat dia datang Kaisan malah memejamkan mata seolah tidak suka dengan kehadirannya.
Kagumi menggelengkan kembali kepalanya saat bayangan masa lalu merka dulu berkelebat dalam kepalanya. Kaisan disebelahnya sih acuh aja. Stop Kagumi, jangan bayangin aau mengingat apapun yang berhubungan dengan masalalu lagi kalo nggak mau baper. Cukup dulu aja makan hati, sekarang lo harus menjalin hubungan sama yang cinta juga sama lo.
" Mi, sorry gue lama. Tadi kebetulan calon suami gue telfon."
Setelah sekian lama Anya baru muncul, wajarlah kekasih Anya itu sering menelfon. Selain mereka tengah berjauhan, mereka akan menikah dalam waktu dekat. Otomatis mereka semakin intes berkomunikasi dan Kagumi memaklumi itu.
" Nggak papa kok."
Anya berdehem merasa ada sesuatu yang janggal disini, dia menatap Kagumi minta perhatian dan penjelasan.
" Mi...?"
Hanya memanggil nama Kagumi sambil menatap perempuan itu penuh tanya. Anya memberi kode lewat tatapan matanya dan Kagumi mengerti dengan hal itu.
Kagumi tidak langsung menjawab langsung, dia melirik Kaisan yang masih makan dibelakang Anya. Perempuan itu menggerakan mulutnya untuk menjawab pertanyaan Anya, ' Nanti gue cerita.'Anya mengangguk mengerti.
" Lo pulang sama Kakak lo lagi Mi?" tanya Anya.
" Iya, mana boleh gue lepas dari dia." Jawab Kagumi.
Anya mendengus, " Tadinya gue mau ngajak ke mall dulu, udah lama kita nggak jalan."
" Coba lo ngomong sama A Kalandra, siapa tahu dia kasih izin kalo lo yang ngomong. Gue juga bosen terkurung di rumah, pengen keluar."
" Oke, nanti gue coba. Eh ke depan panggung yuk, ikut joged. Lagunya asik nih buat goyang." Ajak anya pada Kagumi.
" Let's go."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
أدب نسائيKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...